Dulu manusia hidup saling berdampingan didalam perbedaan. Bender dan Non-bender. Mereka hidup dengan damai. Namun semua berubah saat sebuah tragedi besar pecah 20 tahun yang lalu. Sekelompok Bender kejam menyerang manusia Non-bender untuk menguasai dunia. Mereka membunuh ribuan nyawa dan menciptakan kebencian.
Sejak saat itu manusia normal memutuskan untuk memusnahkan Bender agar keseimbangan dunia kembali tercapai. Walapun sebenarnya tidak semua Bender melakukan kejahatan, tidak ada pengecualian untuk itu. Bender harus musnah. Perang antar dua golongan berbeda ini tidak dapat dihindari lagi. Atas dasar perdamaian dunia, perburuan Bender dimulai dari sekarang.
_NUMBERNINE_
CAST
Shani Indira
Shania Gracia
Gita Sekar
Feni Fitriyanti
Yesicca Tamara
Angelina ChristyZee, Fiony, Jinan, Sisca, Khatrina, Freya, dan member lain yang akan muncul jadi cameo
.
.
.
Chapter 18
.
.
.
Kathrina menatap iba pada Gita yang masih setia menutup kedua matanya sejak kejadian tadi malam. Pagi ini pun masih sama, gadis cantik penolongnya itu masih saja terbaring lemah tanpa pergerakan apapun. Kathrina sampai tak bisa tidur semalaman demi menjaga orang yang tak di kenalnya ini.
Kathrina meletakkan handuk kecil yang telah dicelupkan air dingin ke kening gadis itu. Harapannya masih sama, semoga orang ini lekas membaik.
Setelah membenarkan posisi selimut, Kathrina pun beranjak dari sana. Sudah hampir jam 6 pagi, Ia harus bersiap untuk pergi ke sekolah.
"Omo!!" kagetnya begitu membuka pintu, Elang sudah berdiri di depan pintu dengan membawa satu kantung plastik berisi makanan. Elang mengangkat kresek tersebut dan memamerkannya pada Kathrina.
"Apa itu?"
"Bubur."
"Kak Elang nggak lagi nyari kesempatan dalam kesempitan, kan?" tanya Kathrina dengan mata memicing.
"Kesempatan apa sih, dek." ucap Elang sambil memasuki kamar Kathrina. Ia meletakkan bubur yang baru di belinya diatas nakas.
"Ya minimal di taro di mangkuk dulu dong, Kak. Gak keren banget makannya pake wadah gituan."
"Emangnya kenapa?"
"Ya gak papa. Gak suka aja makan pake wadah styrofoam gitu."
Elang memandangi wadah bubur yang di pegangnya, "Iya juga ya." ucapnya yang kemudian menoleh ke arah Kathrina. "Tolong ambilin mangkuk dong, dek."
Kathrina memutar kedua bola matanya, menyesal dia memberi saran, walau begitu ia tetap menuruti perintah kakaknya.
Setelah kepergian Kathrina, Elang menatap lekat pada wajah Gita yang masih terlelap itu, wajahnya tetap cantik meski sedikit pucat.
'Dia selalu mengutamakan orang lain dan mengabaikan tentang keselamatannya. Dasar ceroboh.' batin Elang dalam hati.
Elang jadi teringat kejadian beberapa bulan lalu ketika Ia dan pasukan Hunters bender lainnya melakukan penyerangan dan hendak menangkap bender. Ketika itu Elang yang terlalu fokus menembaki para bender dengan senjata yang ia pegang tak menyadari jika tembok yang ada di depannya hendak roboh. Namun anehnya, Gita yang merupakan target buruannya malah menyelamatkannya dengan mendorong tubuh Elang menjauh dari sana. Ketika itu Elang belum menyadari jika aksi yang dilakukan Gita adalah untuk menyelamatkannya. Yang ia tahu, Gita mendorong tubuhnya dengan sangat keras hingga membuat keduanya jatuh bersamaan, dan saat itulah tembok runtuh dan runtuhannya justru mengenai Gita hingga membuat bender cantik itu mudah di lumpuhkan dan akhirnya tertangkap. Untung saja teman bender gadis itu berhasil menyelamatkannya, jika tidak entah apa yang terjadi pada gadis itu selanjutnya, Elang tak berani membayangkannya. Dan belum lama ini, kejadian yang sama kembali terulang, ketika pertarungan antara dua golongan bender dan hunters bender terjadi di bank beberapa minggu lalu. Saat itu, Elang kembali melihat Gita yang tengah sibuk mengevakusi teman-temannya untuk keluar dari gedung yang sudah penuh dengan kepulan asap beracun, bukannya menyematkan diri, gadis cantik itu justru meneriaki musuh bender mereka untuk menjauh meninggalkan gedung, alhasil dia jadi tak sadarkan diri karena terlalu banyak menghirup gas beracun itu. Dan saat Itulah Elang menyadari jika bender ada yang baik dan ada yang jahat sehingga tanpa ragu Elang membawa Gita dalam gendongannya dan meninggalkannya di atap gedung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Number Nine
FanfictionJaman dahulu manusia hidup saling berdampingan didalam perbedaan. Bender dan Non-bender. Mereka hidup dengan damai. Namun semua berubah saat sebuah tragedi besar pecah 20 tahun yang lalu. Sekelompok Bender kejam menyerang manusia Non-bender untuk me...