Jakun Bhre naik turun, membalas tatapan Vina. Keriuhan tiba-tiba hening berganti kesunyian, seolah Bhre ditarik ke masa remaja di mana ada ia dan Vina yang saling jatuh cinta.
Tapi, apakah debaran Bhre itu artinya cinta? Lalu apa arti cinta bila setiap orang berdebar? Seorang pasien yang hendak operasi kadang denyut jantungnya meningkat, tapi bukan berarti ia menyukai di operasi bukan?
"Vin, maaf. Aku … aku nggak bisa. Dulu … aku suka sama kamu. Nggak …" Bhre menggeleng. "Lebih tepatnya, sayang. Tapi ketika aku memutuskan melupakanmu, walau itu sulit … aku nggak bisa menjilat ludah sendiri." Bhre menatap ke atas saat pesawat terbang melintasi langit biru kota Jogjakarta. "Pernikahan bagiku bukan soal cinta yang mendebarkan hati. Tapi komitmen menjaga cinta. Kamu tahu ujaran, 'di balik pria sukses, ada wanita hebat'. Tanpa Pijar, aku bukan siapa-siapa. Di saat aku bergumul sama diktat, dia memendam semua supaya aku bisa fokus belajar. Di saat aku lelah sepulang jaga dari rumah sakit, dia selalu memasang senyum terbaiknya. Ketika istri lain merengek meminta perhiasan, tas, atau baju, Pijar rela membanting tulang untuk mengisi dompetku."
Vina terbahak sambil menepuk pundak Bhre. Saking kerasnya, air matanya sampai menggenangi bola mata. "Bercanda kali, Bhre! Serius banget sih …."
Bhre melongo. Matanya mengerjap, memandang Vina tak percaya. Bisa-bisanya ia menganggap serius ucapan Vina. Apapun yang terjadi di masa lalu Vina, Bhre yakin Vina bukan tipe penggoda suami orang. "Kamu … bisa tanpa aku, Vin. Tapi, Pijar … aku ndak bisa ninggalin dia. Ketika kamu berjuang melawan depresimu akibat ruda paksa, masih ada orang tuamu yang mendukung kamu. Sedang Pijar, dia berjuang sendiri ngelawan depresi post partumnya. Hanya Pilar sandarannya, atau justru Kevin? Sementara aku … sama sekali ndak sadar kalau Pijar sedang sakit dan masih bertahan merawat putri kami."
"Bhre … aku …." Vina terkesiap karena tak menyangka Pijar pernah mengalami depresi. Sama seperti dirinya.
"Jadi, maaf. Aku ndak bisa ngecewain keluargaku. Dan kamu terlalu berharga untuk dicap perusak rumah tangga orang." Bhre melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kiri. "Aku mau jemput Nala. Aku yang bayar, ya."
Namun, saat Bhre mengangkat pantatnya, tangannya ditahan Vina. "Bhre, tunggu!"
Alis Bhre terangkat. Mereka bersirobok sejenak.
"Sekarang kita … putus!" lanjut Vina.
Bhre tersenyum, lalu mengacak poni Vina. "Ini baru Vina yang kukenal. Ayo, pulang."
Sekarang Bhre bisa bernapas lega. Rupanya debaran yang ia rasa itu ibarat pompa yang membuat cinta lama terpendamnya menyeruak dan perlahan-lahan menguap. Apalagi setelah melihat kedekatan Kevin dan Pijar, hati Bhre seperti tersengat ribuan lebah.
Sungguh, Bhre tak ingin kehilangan dua perempuan penting di hidupnya. Istri dan anak perempuannya. Terlebih ia tahu bahwa Pijar sekarang mengalami masa sulit di perusahaan karena tak fokus.
Otak Bhre kembali memutar kembali kenangan malam di mana Kahiyang meneleponnya, dan Bhre berbohong telepon itu dari Vina.
***
Sesudah memberi pesan pada Kahiyang, ia pun menelepon kakaknya saat berada di dalam taksi online untuk menemui Kevin. Ia terpaksa menceritakan pada Kahiyang kalau ia sangat cemburu pada Kevin dan telepon dari Kahiyang ia jadikan alasan untuk membalas Pijar.
Tawa renyah terdengar dari speaker handphonenya waktu itu. Bhre yakin Kahiyang menganggapnya kekanak-kanakan. "Dek, Dek … posesifmu parah! Melebihi masmu!"
Bhre berdecak. "Aku udah sabar, Mbak! Selama ini aku ngempet. Masa yang sering dikira suami Pijar itu Kevin!"
"Trus kamu mau apain Si Kevin itu? Dari dulu, topiknya selalu sama … kalau nggak mama mertuamu, ya Si Kevin itu."
![](https://img.wattpad.com/cover/336291670-288-k872902.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweetheart (Completed)
RomanceDikarunia putri mungil yang menderita penyakit jantung bawaan, membuat Pijar Arunaputri merasa bersalah dan berjanji akan menjadi ibu yang baik bagi Nala Nindita. Dia akan melakukan segalanya demi kebahagiaan sang putri, termasuk menunda kehamilan. ...