Syakieb, Hasna dan kehidupan keduanya

177 12 0
                                    



-Assalammualaikum Reader's 💗






Happy Reading~




Disebuah ruangan bernuansa putih, terlihat seorang laki-laki sedang berkutat dengan berkas-berkas yang ada didepannya, tangannya pun tak hentinya mengetikkan sesuatu di laptop.

Muhammad Khalid Ali Syakeib, pemuda itu belum juga pulang dari kantor, padahal jam sudah menunjukkan pukul 21.00.

Tiba-tiba terdengar ketukan dari pintu ruangannya. Siapa ? fikir Syakieb

"Masuk"

Pintu terbuka, hingga terlihat seorang perempuan cantik berhijab dengan setelan kantornya.

"Maaf menganggu Pak Syakieb, tapi saya berinisiatif untuk membuatkan secangkir kopi untuk bapak" Ucap perempuan itu dengan cangkir yang berada ditangannya.

"Ya terimakasih Ghina, taruh saja dimeja itu" Ucap Syakieb

Lalu Ghina berjalan menaruh secangkir kopi yang ia buat dengan sepenuh hati ke meja yang berada di depan sofa sudut ruangan.

"Ada yang perlu saya bantu pak ?" Ucap Ghina menawarkan diri.

Sejujurnya Ghina ingin mengambil hati Syakieb, mencari perhatiannya.

Meski yang ia tahu bahwa seorang Syakieb adalah laki-laki yang tak tersentuh, namun ia benar-benar tidak bisa menolak pesona laki-laki itu.

Syakieb sejenak menghentikan ketikannya di laptop.

Apa maksud dari perempuan ini ? Bukankah seharusnya dia sudah pulang ?

"Tidak perlu, terimakasih tawarannya"

"Baik sama-sama pak, saya permisi dulu" Ucap Ghina, meskipun ia tidak rela meninggalkan ruangan ini dengan begitu cepat.

Hingga pintu itu pun sudah tertutup kembali.

Syakieb memijat pangkal hidungnya, Astaghfirullah.

Ini benar-benar kali pertama untuknya, berduaan dengan perempuan yang bukan mahramnya disebuah ruangan, ntah Laskar sedang pergi kemana.

Mungkin jika saling berbicara dengan perempuan karena urusan bisnis dan juga ditemani dengan rekan-rekan lain, itu benar-benar tak masalah, bukankah kedepannya memang akan seperti itu ?

Namun jika seperti barusan, seorang perempuan masuk kedalam ruangannya dan memberi ia kopi, lalu menanyakan Syakieb apakah memerlukan bantuan, seolah-olah menawarkan diri untuk menemani Syakieb diruangan ini.

Ia benar-benar tak habis fikir

~•~•~•~•


Semenjak kejadian Syakieb berbicara dengannya, Hasna terus saja memikirkan perasaannya, ia benar-benar gundah.

Hasna tahu, Syakieb tidak berniat untuk memberikan harapan untuknya, toh Syakieb juga berkata, jika ada yang mendahului dirinya, keputusan ada ditangan Hasna.

Namun Hasna tidak bisa membohongi hatinya, ia ingin Syakieb yang menjadi pertama, ia ingin Syakieb yang mendahului jika ada laki-laki lain yang berniat melamarnya.

Satu hal lagi, Hasna merasa bahwa pilihan ayahnya adalah selalu yang terbaik, jika ayahnya setuju dengan laki-laki yang melamarnya, sedangkan itu bukanlah Syakieb, harus bagaimana dirinya ?

"Ya Allah , aku akan menerima siapapun seseorang yang Engkau takdirkan untuk menjadi imamku, bersama-sama meraih Surga-Mu, menjadi pasangan yang Engkau Ridhoi"

Itulah penutup doa Hasna yang baru saja selesai membaca Al-Qur'an, selepas shalat Subuh pasti ia akan menyempatkan diri untuk tadarus, dan kini dirinya berniat untuk berbenah.

Hasna berjalan menuju dapur ingin memasak, dan ia sudah mendapati ayahnya yang sedang duduk di meja makan dan juga bundanya yang sepertinya sedang membuatkan kopi.

"Ayah" Panggil Hasna dengan semangat lalu memeluknya dari samping.

"Mulai deh" Ucap bunda Hasna dengan gelengan kepalanya, mendengar ucapan bundanya, Hasna tersenyum manis memperlihatkan giginya.

"Anak perempuan ayah habis ngaji, terus sekarang mau ngapain" Ucap Ayah Hasna, sambil mengelus surai rambut Hasna yang sudah duduk di sampingnya.

"Mau masak dong yah, ayah mau Hasna masakin apa?"

"Apapun, pasti ayah makan"

"Tapi Hasna mau ayah request" Dengan senyuman lebarnya.

"Okee deh, gimana kalau ayam kecap dan tumis kangkung ?"

"Siap komandan" Ucap Hasna sambil memberi hormat kepada ayahnya.

Membuat ayahnya tertawa melihat perlakuan anak semata wayangnya.

Bunda Hasna terkekeh juga dibuatnya.

"Tapi ayamnya ga ada Hasna, ntar kamu beli aja di Ibu Watri, kalau sekarang kayanya belum buka" Ucap bunda Hasna.

"Iyaa nda, yaudah sekarang Hasna siap-siap dulu aja yaa" Ucap Hasna lalu berjalan menuju kamarnya.

Ibu Watri memang penjual sayuran yang menjadi langganan Hasna dan bundanya, tempatnya tidak terlalu jauh dari rumah Hasna, jalan kaki pun bisa.















Hallo Reader's💗

Tungguin kelanjutannya yaa hihi ^-^

Jangan sungkan buat ngasi saran...

Jangan lupa tinggalkan jejak...🐾

Monggo komentar dan bintang nyaa🌼🌼🌼

Excited muu adalah semangatt kuu~~~

Jangan Lupa Shalawat !














Bidadari Untuk SyakiebTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang