Pengajian

153 11 0
                                    

-Assalammualaikum Reader's 💗


Happy Reading~



"Mengagumi seseorang karena ilmu dan imannya, is another level of Maa Syaa Allah" Ucap Riana sambil menoleh kepada Hasna yang sedang membaca buku.

Kini mereka berdua sedang berada dikamar Hasna, Riana ingin menemani Hasna dirumah, karena memang kedua orang tua Hasna sedang pergi untuk seharian ini.

Hasna menoleh kepada Riana,

"Kemarin malam kamu jadi nemenin bunda?" Tanya Riana

"Jadi, kenapa memang ?"

"Bagaimana pertemuannya?" Mendengar pertanyaan Riana, Hasna diam sejenak, bahkan kini ia telah menutup buku yang dibacanya.

"Alhamdulillah berjalan dengan lancar"

Riana mengangguk, tapi tunggu

Kenapa Hasna sekarang seperti melamun ?

"Hayoo ada apa "Goda Riana, Hasna tersadar dari lamunannya.

"Aku bingung sama perasaan ini Rin"

"Perasaan ?"

Hingga Hasna mulai menceritakan bagaimana pertemuan ia dengan Syakieb, dari mulai ibu Fatimah yang menceritakan sosok Syakieb, lalu Syakieb datang dengan setelan formalnya, kejadian di toko ice cream yang begitu menegangkan, terlihat sekali Syakieb sangat menjaga batasan dengan Hasna dan Hasna pun begitu.

"Jadi seorang Hasna yang hatinya kokoh tak tersentuh sekarang sedang jatuh cinta ?" Goda Riana

~•~•~•

Tepat malam ini, semua anggota-anggota Fisabilillah akan mengaji.

Mereka semua sudah kumpul di markas, menunggu para guru datang.

Sebagian besar ada yang sedang membaca Al-Qur'an, sebagian lagi hanya diam menyimak, tidak terdengar ada obrolan disini.

Biasa memakai baju T-shirt atau jaket sekarang sudah terganti dengan baju Koko dan sarung, biasa memakai topi kini sudah terganti dengan peci.

Hingga terlihat 2 mobil Ferrari dan satu motor ZR-25R berwarna hitam memasuki parkiran markas.

Itu adalah Syakieb dan para guru-guru mereka.

Sebagian ada yang menyambut ke parkiran, sebagian ada yang menunggu di dalam untuk menyalami para guru.

"Maa Syaa Allah pemandangan yang begitu indah" Ucap salah satu ustadz yang juga akan mengajar, nama Ustadz itu adalah Ustadz Halik.

Bagaimana tidak ? puluhan motor-motor besar sudah terpakirkan dengan rapih semua.

Yang biasanya pembuat onar dijalan
Yang biasanya menakuti orang-orang dijalan
Yang biasanya membahayakan orang dijalan
Yang biasanya tawuran di tengah jalan
Yang biasanya merasa paling jagoan dijalan

Kini mereka semua mengantri untuk menyalami tangan para guru-guru.
Kini mereka semua terkumpul untuk menuntut ilmu agama.
Kini mereka semua sedang berusaha mendapatkan berkah ilmu dari para guru-guru.
Intinya mereka sedang berusaha untuk berubah menjadi lebih baik, pemuda-pemuda yang sedang berusaha mengejar Cinta Allah.

Semua nya sudah masuk kedalam, terkecuali Abi dan Syakieb.

"Abi bangga bang" Ucap Abi kepada anaknya, dengan senyuman bangganya

"Ini semua karena Allah yang melembutkan hati mereka bi"

"Alhamdulillah, yasudah ayo masuk"

"Abi duluan aja, abang mau pakai sarung dulu" Sambil menunjukkan sarung yang ia bawa dari rumah, memang ia sedang memakai celana bahan saat ini, dan respon Abi mengangguk.

~•~•~•

Pengajian sudah dimulai beberapa menit yang lalu, kini ruangan itu sudah terisi dengan suara-suara anggota yang sedang mengaji, ada beberapa yang masih menunggu giliran.

Terdapat 7 Ustadz yang datang kesini, dan salah satunya adalah Abi Syakieb.

Mereka benar-benar terlihat serius dalam menuntut ilmu agama.

Sesekali ada yang bertanya kepada Syakieb sebelum ia menghadap kepada guru untuk mengaji.

Pengajian berjalan dengan begitu baik, mereka benar-benar merasakan ketenangan dalam hati.

~•~•~•~

Pengajian sudah berakhir, bahkan guru-guru pun sudah pulang. Namun tadi mereka menyempatkan diri untuk ceramah terlebih dahulu.

Anggota yang lain sudah pulang kerumahnya masing-masing, namun Raka, Rizal, Farzan, Khalif dan Syakieb masih mengobrol di parkiran, dan mereka semua pun sudah melepaskan sarung nya masing-masing, jadilah digantikan dengan celana sekarang, lagi pula mengendarai motor besar dengan sarung, bagaimana caranya ?

"Jadi Qalqalah sugra itu ditengah, nah kalau kubra diakhir ya kan Kib ?" Tanya Farzan, kini ia sedang duduk di motornya.

Sebagai jawaban Syakieb mengangguk.

"Gimana perasaan kalian?" Tanya Syakieb

"Apalagi selain ketenangan Kib?" Balas Rizal dengan ... sendu ?

Syakieb tersenyum simpul.





"Seandainya ada Ringgo" Ujar Raka tiba-tiba, perkataan Raka membuat semua menoleh.



















Hallo Reader's💗

Next gaa nihhh ?

Jangan sungkan buat ngasi saran...

Jangan lupa tinggalkan jejak...🐾

Monggo komentar dan bintang nyaa🌼🌼🌼

Excited muu adalah semangatt kuu~~~

Jangan Lupa Shalawat !

Bidadari Untuk SyakiebTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang