18. We have a new little brother

160 28 0
                                    


Hari ini tepat dua tahun Jeonghan menjadi bagian dari keluarga Sung. Hari ini juga, Jeonghan dan Hanbin menyambut kedatangan anggota keluarga yang baru. Adik mereka yang telah dinanti-nantikan sembilan bulan lamanya.

Hanbin menggoyangkan kakinya untuk mengusir rasa bosan. Kepalanya menoleh ke kanan-kiri, menyaksikan pemandangan dari kaca mobil. "Ayah, kapan Kak Jeonghan pulang?"

Dari kursi pengemudi, Tuan Sung mengulurkan tangan untuk mengelus surai Hanbin. "Masih lima belas menit lagi. Kenapa? Hanbin bosan ya?"

"Kenapa lama sekali? Hanbin mau bertemu Ibu," rengeknya.

Tuan Sung tertawa kecil mendengar rengekan Hanbin. Beliau sudah menduga, bahwa putra keduanya itu sudah tidak sabar ingin menjemput ibu beserta si adik baru. Dan ya... Menunggu memang sangat membosankan.

"Sabar dulu, ya? Sebentar lagi Kak Jeonghan pulang, kok. Hanbin mau apa? Biar Ayah belikan."

Namun, Hanbin menggeleng. Sama sekali tak berminat untuk makan ataupun minum. Tapi ia bosaannn! Kenapa Jeonghan lama sekali, sih?

Hanbin terlalu larut dalam kebosanan sampai tidak sadar Ayahnya sudah keluar dari mobil untuk menghampiri Jeonghan di lobi sekolah. Kakaknya itu kelihatan agak kusut kala masuk ke dalam mobil. Hanbin yang sadar langsung memeluk pinggang sang kakak. "Kakak kenapa?"

Jeonghan menggeleng pelan. "Kakak baik-baik saja. Hanya agak lelah. Hari ini Kakak olahraga, lho. Hanbin mau tahu tidak Kakak ikut olahraga apa?" tanyanya.

"Olahraga apa?" Hanbin mendongak ke atas tanpa melepaskan pelukannya.

"Lari. Lelahh sekali," keluhnya.

Hanbin yang baru berada di tingkat taman kanak-kanak hanya mampu mengangguk singkat. Sebab tidak terlalu paham dengan perkataan kakaknya. "Sekolah dasar susah ya, Kak?"

"Tidak terlalu."

Tuan Sung tersenyum mendengar celoteh dua putranya itu dari kursi pengemudi. Tidak salah Tuhan mengirimkan Jeonghan sebagai pelengkap keluarga mereka. Karena dengan kehadirannya, keluarga Sung menjadi lebih berwarna.




--✨---✨--

"Ibu, namanya siapa?"

Dengan hati-hati, Hanbin mencolek pipi adik barunya menggunakan telunjuk. Sebab kata ayah, pipi bayi masih sensitif dan bisa memerah.

Nyonya Sung tersenyum teduh. "Namanya Yujin. Sung Yujin. Jeonghan dan Hanbin mau tahu arti nama adik bayi tidak?"

Kedua bocah itu mengangguk.

"Sesuatu yang berharga."

Jeonghan dan Hanbin saling tatap sebelum akhirnya sama-sama memiringkan kepala. Otak kecil mereka belum mampu memproses kata-kata yang terucap dari bibir sang ibunda.

"Maksudnya? Hanbin tidak paham, Bu."

"Jeonghan juga," timpal Jeonghan.

Tawa renyah Nyonya Sung terdengar setelahnya. Beliau dengan sabar menjelaskan semuanya pada Jeonghan dan Hanbin. "Karena kelahiran Yujin diharapkan oleh kita semua. Oleh Ayah, Ibu, Kak Jeonghan, dan Hanbin. Dia berharga untuk kita semua. Maka dari itu, Ayah dan Ibu memberi nama adik kalian Yujin, yang berarti sesuatu yang berharga. Karena kelahirannya disambut dengan sukacita dan kasih sayang kakak-kakaknya."

Longing Melodic [ Zhang Hao ft. Yujin ZB1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang