08. A Memorial Day (2)

185 35 4
                                    


Usai sarapan dan mengunci pintu rumah, Hanbin dan Yujin berangkat. Rencananya, mereka akan mampir sebentar ke toko bunga sebelum mengunjungi kolumbarium. Sebenarnya berkunjung tanpa membawa apapun juga tidak apa-apa, namun, karena ini pengalaman pertama kali bagi adiknya, Hanbin ingin memberi sesuatu yang spesial. Hari ini, keduanya tidak pergi menggunakan mobil, melainkan naik taksi. Jadi, selesai membeli bunga, mereka harus menaiki taksi berbeda menuju bandara.

Taksi mereka berhenti di sebuah toko bunga. Toko bunga ini merupakan langganan Hanbin sejak beberapa tahun yang lalu. Jadi, secara tidak langsung Hanbin sudah kenal akrab dengan pemiliknya.

"Kak Sohye," sapanya.

Sementara itu, Yujin baru tiba di belakang Hanbin karena berjalan dengan penyangga memang agak merepotkan. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh toko. Bunga-bunga aneka jenis ada di sini. Namun, Yujin segera mengalihkan pandangannya kala sosok perempuan cantik muncul tepat di hadapan sang kakak.

Perempuan bernama Sohye itu tersenyum dengan mata membulat lucu. "Hanbin? Mau membeli bunga?"

"Iya, Kak."

Sohye memiringkan kepala dan menatap Yujin sedikit bingung. "Dan ini...?"

Hanbin langsung merangkul Yujin. Sementara yang dirangkul sendiri tampak terkejut. "Adikku yang dulu pernah ku ceritakan," jawabnya. "Namanya Yujin."

Mendengarnya, Yujin jadi penasaran apa kiranya yang Hanbin ceritakan soal dirinya pada Sohye. Jangan-jangan, Hanbin menceritakan soal keburukannya. Atau yang lebih buruk, mereka membicarakannya karena ia ---

"Dia mirip denganmu, ya. Ternyata ceritamu memang benar adanya."

Jawaban Sohye seketika itu juga membuat Yujin mengembuskan napas lega. Itu artinya Hanbin tidak menceritakan keburukannya.

"Jadi...?" Sohye melirik Hanbin. "Kalian ingin membeli bunga apa?"

"Beri kami beberapa tangkai Bunga Daffodil dan Aster," perintah Hanbin. Yang langsung dituruti oleh Sohye. Kemudian, setelah Sohye kembali membawa pesanannya, Hanbin mengulurkan beberapa lembar uang padanya.

Akan tetapi, Sohye menggeleng. "Setengah harga saja. Kali ini ku beri potongan harga karena adikmu benar-benar lucu," katanya.

Yujin tersipu mendengar pujian yang dilontarkan Sohye padanya.

--✨---✨--


"Kenapa Kak Hanbin membeli bunga Daffodil dan Aster?" tanya Yujin penasaran.

Hanbin tersenyum lembut. "Itu karena Ayah suka bunga Aster, sedangkan Ibu lebih menyukai Daffodil," jawabnya.

Yujin memiringkan kepalanya. Kemudian menggeleng. "Aku masih tidak paham."

Hanbin terkekeh. Ia mengusak surai Yujin gemas. "Akan Kak Hanbin jelaskan. Dengarkan, ya."

Sesuai perintah sang kakak, Yujin mengubah posisi duduknya menjadi lebih tegak. Karena mereka berdua belum sampai di tempat tujuan, lebih baik mendengarkan cerita dari Hanbin terlebih dahulu. Setidaknya itu bisa menghindari rasa bosan.

"Setiap bunga memiliki arti berbeda. Maka dari itu, ada alasan mengapa Ayah dan Ibu memilih bunga yang berbeda. Ayah memilih bunga Aster karena bunga Aster adalah simbol cinta," jelas Hanbin. Ia menjeda perkataannya sejenak. "Sedangkan bunga Daffodil kesukaan Ibu memiliki arti yang hampir sama, yaitu cinta yang tak tertandingi, dan matahari akan selalu bersinar saat Ibu bersama kita."

"Oh, begitu rupanya." Yujin mengangguk paham. "Kalau Kak Hanbin menyukai bunga apa?"

"Lily of the Valley."

Longing Melodic [ Zhang Hao ft. Yujin ZB1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang