Jeonghan menahan agar air matanya tak jatuh. Namun, rasa rindu ini membuat dadanya terasa sesak. Dua tahun berlalu, dan baru hari ini kakinya kembali menginjak lantai kolumbarium. Setelah banyak hal yang harus ia dan adik-adiknya lalui, hari ini di akhir musim gugur yang dingin, mereka bertiga mengunjungi tempat peristirahatan terakhir milik ayah dan ibu.
"Semoga saja saat kita keluar dari sini nanti salju pertama turun. Bukankah akan bagus kalau kita bisa melihatnya bersama?" kata Yujin antusias. Bungsu keluarga Sung itu menggenggam dua tangkai bunga Daffodil di tangannya.
Sementara Hanbin di samping kanannya menggenggam tiga tangkai bunga Krisan. Senyum teduh terlukis pada bibirnya. Dan sebelah tangannya yang bebas menepuk puncak kepala Yujin. "Kau benar. Semoga hari ini menjadi hari pertama kalinya salju turun."
Jeonghan tak menyahut. Terlalu sibuk menenangkan dirinya agar tidak menangis. Dia bahkan membiarkan kedua adiknya berjalan terlebih dahulu, baru menyusul di belakang mereka. Ketiganya sampai di lemari penyimpanan guci abu milik ayah dan ibu beberapa menit kemudian. Jeonghan dan Hanbin berdiri mengapit Yujin di tengah.
"Aku kembali bersama Kak Jeonghan dan Yujin. Ayah, Ibu, setelah ini kalian pasti jauh lebih tenang melihat kami akur dan bahagia," ucap Hanbin.
Ketiganya kompak memejamkan mata dengan tangan terkatup di depan dada.
Jeonghan :
Aku berterimakasih pada-Mu, Tuhan. Karena mengizinkanku untuk kembali bersama adik-adikku. Beritahukan pada Ayah dan Ibu bahwa aku tidak akan mengingkari janjiku untuk menjaga Hanbin dan Yujin. Jaga orang tua hamba di sana, ya Tuhan.
Tuhan, jika Ayah dan Ibu dapat mendengar ku, aku ingin meminta maaf. Maaf karena putra kalian ini egois dan seenaknya sendiri tanpa memikirkan perasaan adik-adiknya. Maaf karena meninggalkan mereka dan bersikap tidak tahu apa-apa. Dan maaf karena membohongi Yujin. Jeonghan bukan kakak yang baik.
Tapi, setelah ini aku berjanji tidak akan pernah meninggalkan Hanbin dan Yujin sesulit apapun hal yang harus dilalui. Karena bagaimanapun, hanya mereka yang ku punya. Terima kasih, Tuhanku.
Hanbin :
Semua yang kulakukan tidak sia-sia. Ayah, Ibu, aku berhasil mengembalikan semuanya seperti semula. Dan membuat Yujin mau memaafkan Kak Jeonghan. Saat ini, kami sudah tinggal bersama. Kami berjanji akan saling menjaga mulai sekarang, agar Ayah dan Ibu bahagia di atas sana.
Sesuai janji yang pernah ku bicarakan dengan Kak Jeonghan, kami datang ke sini untuk menemui Ayah dan Ibu. Bagaimana? Apakah Ayah dan Ibu senang dengan kedatangan kami? Di lain waktu, kami akan menyempatkan diri untuk berkunjung ke sini.
Tuhan, ampuni dosa-dosa orang tua hamba, serta ampuni dosa hamba beserta dosa adik dan kakak hamba. Dan tempatkanlah orang tua kami pada tempat terbaik di sisi-Mu.
Yujin :
Setelah hari-hari panjang yang sangat menyiksa, aku senang bisa mengingat Kak Jeonghan lagi. Setelah mimpi yang selalu datang dan menghantuiku, kini aku tahu siapa dia. Kakak pertamaku, Kak Jeonghan.
Awalnya aku tidak yakin apakah aku mampu memaafkan dia. Tapi, Tuhan membuatku ingat, bahwa tidak ada salahnya memaafkan kesalahan orang lain. Ada banyak hikmah yang dapat dipetik dari kesalahan itu. Aku senang semuanya kembali seperti semula.
Tuhan, ini doaku untuk Ayah dan Ibu. Terima kasih karena telah membuatku ada di dunia ini. Terima kasih karena telah membuat Kak Jeonghan dan Kak Hanbin untuk ada di sisiku. Jaga orang tuaku di sana, Tuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Longing Melodic [ Zhang Hao ft. Yujin ZB1]
FanfictionMelodi kerinduan ini membuatku tersiksa. Sebab, aku tidak tahu siapa yang ku rindukan. Dia, yang selalu muncul dalam mimpiku, terlalu asing untuk dikenal. Apalagi untuk tahu namanya, itu sangat sulit. Dia bagaikan manusia di balik kabut yang sulit d...