28. New life

232 24 0
                                    

Salju sudah mencair, digantikan oleh bunga-bunga yang mulai bermekaran. Ketiga saudara itu menapakkan kaki di halaman sekolah. Hanbin mendorong tas kotak bekal ke dalam dekapan Yujin, sementara Jeonghan mengeluarkan beberapa lembar uang untuk dimasukkan ke dalam saku jas almamater sang adik tercinta.

"Masih ingat apa saja yang diajarkan oleh Taerae?" tanya Hanbin. Kemudian membuat gestur memukul. "Kalau sampai lupa, awas saja! Aku akan memintamu mengembalikan uang yang telah ku habiskan untuk membayar Taerae."

Yujin mendengus keras. Mendekap erat tas berisi kotak bekalnya seraya menatap Hanbin tajam. "Aku tidak akan mengembalikannya. Sekalipun lupa, aku masih bisa melihatnya di buku pelajaran, kan? Lagipula, untuk menilai apakah aku dapat mengingat dengan baik atau tidak, aku harus menunggu ujian dan ulangan. Jadi, Kak Hanbin tidak perlu mengancamku!"

Jeonghan terkekeh geli melihat pertengkaran sengit antara kedua adiknya. Beberapa bulan ini, Yujin banyak menunjukkan perubahan. Dia berubah menjadi remaja yang ceria dan cerewet. Juga gemar bertengkar dengan Hanbin.

"Bocah ini!" Hanbin mencubit lengan sang adik gemas. "Dari siapa kau belajar menjadi pembantah seperti ini, ha?"

"Dari kau, lah, siapa lagi," ejek Yujin seraya menjulurkan lidahnya.

"Sudah-sudah, jangan bertengkar," lerai Jeonghan. Kemudian menunjuk seseorang yang muncul menuruni tangga samping sekolah. "Gunwook sudah datang, tuh."

Yang disebut namanya melambaikan tangan. Gunwook kelihatan amat tampan dengan senyum mengembang, tubuh tegap terbalut seragam sekolah, dan kaki yang memakai sepatu kets putih.  "Hai Kak Jeonghan, Kak Hanbin," sapanya seraya membungkuk sopan. Kemudian menatap Yujin. "Hai, bocah kecil."

Jeonghan dan Hanbin membalas sapaan Gunwook dengan sedikit menundukkan kepala. Sementara Yujin mendengus keras-keras, lantaran kesal dipanggil 'bocah kecil' oleh Gunwook.

"Kami titip Yujin padamu, Gunwook," kata Jeonghan.

Gunwook mengangguk lalu tanpa aba-aba merangkul bahu Yujin. "Tentu, Kak Jeonghan. Aku akan menjaganya dengan baik. Kakak tidak perlu khawatir."

--✨---✨--

Jeonghan lebih dari tahu bahwa kemungkinannya untuk lolos wawancara kerja sangat besar di perusahaan milik Tuan Shen. Pengalaman kerjanya di kantor utama di China sudah banyak, dan kini ia pindah ke kantor cabangnya di Korea. Siapa yang tidak akan menerimanya?

Tapi, ngomong-ngomong soal perusahaan, Jeonghan jadi merindukan Ricky. Bagaimanapun, putra Tuan Shen itu banyak membantunya kala Jeonghan kesusahan di Fuzhou. Bahkan rela datang jauh-jauh dari Shanghai demi menemaninya beradaptasi di kampung halamannya.

Mungkin bila ada kesempatan nanti Jeonghan akan berkunjung ke kantor utama di China sekalian menemui Ricky. Jeonghan jadi berpikir, sepertinya merencanakan liburan musim panas ke China adalah ide bagus. Sekali-kali, ia juga harus membawa kedua adiknya untuk berlibur, bukan?

Tuk! Tuk!

Ada yang mengetuk cubicle tempatnya bekerja. Jeonghan mendongak, mendapati sosok manajer tim berdiri tepat di sampingnya.

"Kau dipanggil oleh Direktur di ruangannya."

Jeonghan menatap sang manajer tim bingung. "Saya? Ada apa memangnya, manajer tim?"

Dia mengangkat bahu. "Aku tidak tahu. Aku hanya disuruh Direktur untuk memanggilmu. Mungkin kau akan diberi bonus?" kelakarnya.

Longing Melodic [ Zhang Hao ft. Yujin ZB1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang