19. Video

10.3K 927 52
                                    

Vote rek! Wajib follow komen dan tinggalkan jejak yang banyak, nyampah juga gapapa kok

Happy Reading ✨






Pening serta kantuk yang menyerang kesadarannya, Dewata berusaha membuka matanya setelah seseorang telah melumpuhkan pergerakannya untuk sementara waktu.

"Siram cepet! Lama banget bangunnya," titah Bagas berjongkok di hadapan Dewata.

Gaffi mengambil gayung serta air di dalamnya, lalu ia kembali dan mengguyur kepala Dewata dengan tidak santainya.

"Anj! Mantan makin cakep aja gilak!" heboh Gaffi sesaat melihat rambut basah Dewata yang turun menutupi keningnya.

Dalam keadaan duduk selonjor di lantai, serta tangannya yang diborgol ke belakang, Dewata mulai mendongak melihat siapa yang sudah dengan lancang, melakukan semua ini padanya.

"Ha... Biawak rupanya," dengus Dewata tersenyum miring.

"Sori ya Om, kita pake lo buat ngancem si Vanu. Bentar doang kok, palingan nantik lo cuma bonyok dikit. Kalo mau dendam, ke Vanu aja sono," ucap Bagas berdiri dengan menggenggam tongkat baseball di tangan kanannya.

Tanpa ragu, Bagas menaikan tongkatnya dan memukul kepala Dewata lumayan keras berulang kali, hingga cairan merah segar menderai dari kening sampai merembes ke kerah bajunya.

Gaffi terlihat bimbang dan takut melihat pemandangan itu, ia lekas menghentikan aksi Bagas dan berucap,

"Udah, Gas! Errmm...udahan dulu ngehajarnya, gue pengen nyicip dulu. Sekalian difoto juga, sapa tau Vanu cemburu. Ya! Ya! Ya!" paksa Gaffi menggoyangkan lengan Bagas.

Bagas memutar bola matanya malas.

"Bisa-bisanya lo mau ngewe sama mantan lo sendiri!" bentak Bagas menghempaskan tangan Gaffi.

"Soalnya punya dia gede, dulu mainnya kasar, bikin susah mup on...," dalih Gaffi mengerucutkan bibirnya.

"Ck, terserah," pungkas Bagas lekas duduk di kasur milik Gaffi yang ada di apartemen.

"Yeee!!" girang Gaffi lekas bergerak menuju Dewata yang masih terkapar lemas di lantai.

Dewata setia pada posisinya, memperhatikan Gaffi dengan wajah datar, yang tengah membuka resleting celananya.

"Gue tau lo kangen juga sama gue, kan? Vanu mah masih bocil, ga bisa muasin lo, kan? Palingan satu ronde dah tepar dia," goda Gaffi seraya menggesek lembut batang besar milik Dewata.

Tak ada jawaban dari sang empunya, entah apa yang ada dipikiran Dewata saat ini.

Gaffi mulai menunduk memasukan seluruh aset kebanggaan milik Dewata ke dalam mulutnya, tangan yang satu lagi bergerak memasukan ke dalam celananya dan mencari cela lubangnya sendiri.

Tak lama celananya pun dilepas, masih dalam posisi duduk di lantai, Gaffi naik ke atas paha mantannya itu, dan tanpa basa-basi, ia memasukan barang milik Dewata ke dalam gerbang kenikmatannya sendiri.

"Aahnghh~ hhngh... Makin gede aja kek beton anjinghh... Hanghh...," erang Gaffi menaik-turunkan pinggulnya dan memeluk leher jenjang Dewata.

Harta Tahta Dewata [END] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang