(S2) 3. Berempat

7.4K 592 22
                                    

Vote Rek! Wajib follow
Komen dan tinggalkan jejak yang banyak, nyampah juga gapapa kok😁

Happy Reading ✨




Di luar kosan Ical, kedua pria berbadan raksasa itu tengah duduk berjongkok tepat di depan pintu. Dewata yang penasaran setengah mati, menanyakan detail kejadian yang dialami oleh anak buahnya dengan teman kekasihnya itu.

"Jadi, begitu, Bos," pungkas Garda dengan raut muka pundung bak kehilangan semangat hidup, setelah usai memaparkan runtutan ceritanya.

"Hm, kamu berani juga, ya. Bukannya anak itu masih di bawah umur?" balas Dewata.

"Dia sudah 18 tahun."

"Waduh, saya kira masih SMP."

Garda menghelakan napas sesalnya kembali. Bahkan, ia meminta bantuan pada majikannya itu untuk mencari solusi agar hubungan keduanya kembali seperti sedia kala.

"Oke, nanti saya coba pikirkan caranya." Dewata sepakat untuk memberi uluran tangan pada bawahannya.

"Terima kasih, Bos."

"Nanti juga kita bisa main berempat kalau kalian sudah baikkan," lanjut Dewata tersenyum miring seraya menaik-turunkan kedua alisnya.

"Sebaiknya jangan gegabah, anda bisa dibanting Vanu nanti." Garda menolak halus ide berbahaya dari Bosnya itu.

Berpindah pada dua insan lainnya yang ada di dalam kamar kosan. Tangan Vanu mulai membuka tutup wadah salep, ia mulai mengoles dengan jarinya dan hendak mengaplikasikan pada permukaan lubang bengkak milik Neil yang kini tengah menungging di hadapannya.

"Bos... pelan-pelan," pinta Ical menoleh ke belakang dengan mata berkaca-kaca menatap Vanu.

"Buset dah, lecet banget. Kalian kagak pakek pelumas apa?" heran Vanu sedikit membuka bongkahan pantat Ical agar ia lebih mudah mengoleskan obatnya.

"Aaakkhh!! Bos!! Ahh!! Pelanhh..."

Ical meraung kesakitan sesaat Vanu memoles bunga seruni yang berkedut itu berulang kali.

"Diem, jangan gerak!" sentak Vanu dengan menarik kaki Ical yang hendak kabur.

"Waaaa!! Sakiiittt!!! Booss! Udah hiks! Perih banget nghh..."

Di tengah keributan kecil itu, mendadak pintu kamar didobrak paksa oleh seseorang yang tak lain adalah Dewata.

"Heh!! Kalian ngapain di dalam?!! Vanu kamu selingkuh??!!" tuduh Dewata lekas mendekat ke arah Vanu dan Ical.

Kedua insan yang dituduh hanya melongo di atas kasur dengan posisi Ical mengangkang tanpa celana di depan Vanu yang masih memegang obat salep di tangannya. Sedangkan Garda semakin mengeluarkan aura kesuraman dan rasa putus asa.

"Woi moncong banteng!! Lu! Hiihhh kaahh bener-bener ye!! Bisa gak sih gak ganggu semenit ajaa!!" geram Vanu melempar sekuat tenaga botol salep tadi tepat ke arah selangkangan Dewata.

Dewata merintih dan bersujud seraya memegangi asetnya yang baru saja di serang oleh kekasihnya sendiri. Lain halnya dengan Ical, dirinya yang sudah menahan sakit di kujur tubuhnya ditambah harus menahan malu sesaat kedua pria yang jauh lebih tua darinya melihat kondisi vulgarnya saat ini.

"Kubur gue, Bos," cicit Ical menutup kedua wajahnya yang terebus.

Vanu berusaha menjadi manusia tersabar sejagat raya saat ini. Setelah tenang ia kembali membuka suara.

Harta Tahta Dewata [END] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang