8. Tato

13.1K 1.1K 32
                                    

Vomment follow wowok9091

Happy Reading ✨

Hembusan napas Vanu membising di dalam kamarnya. Dewata hanya tetap dalam posisi rebahannya tanpa memutus pandangan terhadap Vanu.

"Kerja anjir! Mau sampe kapan lo ngungsi di mari!!" seru Vanu seraya menggosok rambut basahnya menggunakan handuk.

Bukannya merespon, Dewata justru menanyakan hal yang tak berkesinambungan.

"Tatomu itu apa artinya?" tanya Dewata yang tak henti-hentinya menatap intens tubuh setengah telanjang Vanu yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Kepo!!" ketus Vanu dan segera mengenakan kaos partai berwarna merah putih.

"Bajumu jelek, nanti saya belikan yang baru, atau mau pergi belanja sekarang?"

Dewata menawarkan Vanu seraya menaik turunkan alisnya, bermaksud mengajaknya pergi keluar bersama.

"Dih! Cuih! Emang lo sape?! Emak gue?! Lagian lo kagak ngerti apa? Ini OOTD terboombastik 2023 njir!"

Deweta hanya terkekeh menanggapinya. Detik kedua tangan kekarnya menarik kaki Vanu yang ada di hadapannya.

Vanu yang tak siap terjatuh menimpa tubuh Dewata yang masih merebahkan dirinya di kasur.

Lanjut kedua tangannya memeluk Vanu dari belakang membuat sang empunya bergidik ngeri sekarang.

Tentu si kucing liar itu memberontak kasar, sekali lagi tak membuat pertahanan Dewata berkutik sedikitpun.

"Lo ga lepasin sekarang, gue bakal tereak maling ini bentar lagi!!"

Ancaman Vanu terabaikan, si tengkulak itu justru mengendus-endus tengkuk leher Vanu yang masih setengah basah itu.

"Sampomu juga yang beli tiga saset gratis satu ya ini? Ga bisa dibiarin, nanti saya juga belikan perlengkapan sabun mandi, shampo bermerek, plus skincare buat kamu."

"Gak butuh anj-"

"Kamar ini juga terlalu kecil, kita pindah sementara di rumah saya ya? Nanti saya belikan rumah yang baru."

"COK LO CONGEK AP-"

"Yah, akan lebih baik kalau kamu betah di rumah saya, sih."

"......"

Beberapa kali dialog Vanu terpotong, membuatnya meringis hingga menjambak rambutnya sendiri, sudah jengah dirinya dangan manusia pemaksa satu ini.

Kendati demikian, Dewata semakin menduselkan kepalanya ke perpotongan leher Vanu itu.

.
.
.
.

Di pangkalan, di kosan, di warung, di rumah makan nasi padang, kemana pun Vanu melangkah, Dewata setia berada di sampingnya.

Karena sudah muak akhirnya Vanu memilih menganggap si tengkulak raksasa itu sebagai anjing yang selalu membuntutinya.

Hingga sang baskara pun menenggelamkan dirinya.

"Om pulang ya...plis!! Lo ga berniat nginep di kosan gue, kan? Mending lo kasih gue uang aja dari pada barang begituan! Ga guna! Gue pengennya amer sama rokok satu ton, Cok!" seru Vanu menunjuk Dewata yang tangannya terpenuhi oleh paper bag berisikan beberapa pakaian baru serta skincare dan printilannya khusus untuk si kucing kesayangan itu.

Harta Tahta Dewata [END] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang