Vote rek! Wajib follow komen dan tinggalkan jejak yang banyak, nyampah juga gapapa kok
Happy Reading ✨
Duduk sembari menyesap batang rokoknya, Dewata memandang indahnya langit biru dari kaca jendela lantai 23 di kamar hotelnya.
"Maaf, Bos, saya kemari tanpa izin. Ini soal pekerjaan, dan kapan kiranya anda kembali ke kantor?" ucap Garda seraya beristirahat di tempat.
"Saya sudah mengikhlaskan hutang-hutang mereka," jawab Dewata asal.
"Mana bisa begitu, Bos..."
"Saya tidak mau kembali, sebelum Vanu sendiri yang menjemput saya pulang," rajuk Dewata kembali menghembuskan asap nikotinnya.
'Pengen resign, Ya Tuhan...,' batin Garda yang sudah jengah dengan kelakuan atasannya.
"Sekarang dia sedang apa?" tanya Dewata melirik penuh penasaran pada Garda.
'Tanya sendiri!' kesal Garda dalam suara kalbunya.
Setelah menghelakan napasnya, Garda menjawab dengan profesional.
"Akhir-akhir ini dia semakin giat belajar, sepertinya dia cukup serius dengan tujuannya untuk segera kuliah."
Dewata sedikit terkejut dengan pernyataan Garda, detik kedua ekspresinya kembali datar seakan tak peduli dengan hal itu.
"Hm, ya sudah kau urus semuanya, saya mau healing di sini," pungkas Dewata beranjak dari duduknya, lalu merebahkan tubuhnya di kasur hotel.
"Baik, Bos," jawab Garda tersenyum kecut.
Usai Garda keluar dari kamar Dewata, terlihat dua orang yang tengah bersembunyi di balik tembok memperhatikan gerak-gerik Garda sampai keluar dari hotel.
"Sip! Babunya udah keluar, sekarang kita langsung eksekusi tuh kang rentenirnya!" ucap Bagas tertawa kemenangan.
"Iya, bentar. Gue hubungi lagi waiternya, biar cepet ke sini," balas Gaffi seraya menelpon pelayan hotel yang sudah ia bayar sebelumnya, untuk melancarkan aksi buruk mereka.
Beberapa menit kemudian, tiba seorang pemuda berpakaian bak pelayan tengah mendorong troley yang sudah tersaji beberapa makanan serta minuman seperti wine di atasnya.
"Udah siap, kan?" kata Bagas memeriksa kembali.
"Semua beres kalau sama saya, mah. Asalkan ada...," jawab si waiter seraya menggesekkan ibu jari dan telunjuknya.
"Iya, iyaa gampang soal itu, kalo kerja lo bagus, gue kasih bonus nanti," jelas Gaffi menepuk bahu pelayan itu.
Setelahnya, si pelayan mengetuk pintu kamar Dewata. Bagas dan Gaffi pun sudah kembali ke kamarnya untuk menyembunyikan diri.
"Permisi, ini makan siangnya, Tuan," salam pelayan itu dengan hormat.
Dewata yang baru saja membuka pintu, terdiam sejenak memandang sajian yang ada di atas troli itu.
"Saya tidak pesan makanan," balas Dewata hendak menutup pintunya kembali.
"Ah! I-ini service dari hotel kami, Tuan! Spesial hari ulang tahun yang ke-24 berdirinya hotel ini," dalih si pelayan berusaha mencari alasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta Tahta Dewata [END] ☑️
RandomVanu yang seorang preman pasar dengan nekatnya memalak rentenir kelas kakap yang ada di kotanya. Membuat dia terjebak dalam hubungan 'bayar hutang' bersama dengan Om-Om rentenir. "Nice ass, kitty~" "Om jangan Om!! Gua cuma becanda tadi!! Kyaakk koe...