Vote Rek! Wajib follow
Komen dan tinggalkan jejak yang banyak, nyampah juga gapapa kok😁Happy Reading ✨
Di dalam mobil, Vanu merengut seraya merapikan kembali buket bunga pemberian khusus dari Dewata. Sedangkan, Dewata sendiri kini menyetir namun masih meringis mengusap perutnya yang baru saja ditonjok oleh kucing liarnya.
"Di kampus kamu ga boleh punya teman! Jangan sampe ada cewek atau cowok yang godain kamu atau kamu yang godain mereka!" Dewata memperingati Vanu.
"Nyenyenye, suka-suka gue mau ngapain aja! Apa urusan-"
"Es Wawan," sela Dewata membuat Vanu membekukan mulutnya.
Dua kata yang mampu membuat trauma Vanu terbuka kembali, kucing liar itu lekas mengangguk kencang menuruti perintah dari sang majikan.
Dewata menyeringai tanda bangga, tangannya bergerak mencubit singkat salah satu pipi Vanu. Membuat sang empunya, merona kemerahan di area pipinya.
"Erm... Ini, makasih," ucap Vanu tiba-tiba dengan suara yang teramat kecil, dan menyembunyikan wajah terebusnya dengan buket bunga tadi.
Namun, kalimat kramat nan langka itu terdengar oleh telinga Dewata, membuat mobil yang mereka naiki mendadak berhenti tak karuan.
"Bangst! Lo apa-apaan, dah?! Kalo mau jihad jangan ngajak-ngajak, sat!!" murka Vanu menarik daun telinga Dewata kencang.
"Aduh, habisnya kamu bikin serangan mendadak gitu. Jantung saya ga siap," dalih Dewata yang wajahnya ikut memerah.
"Gu-gue cuma bilang makasih udah ngasih bunga cantik ini, anjing!" gagap Vanu lekas menoleh ke kaca jendela, enggan bertatapan dengan sang majikan.
Sekali lagi, Dewata membenturkan kepalanya berulang kali ke setir mobil, tak kuasa menahan gemas. Vanu kembali berteriak menyuruh Dewata untuk segera menjalankan mobilnya, karena suara klakson di belakang mereka bergemuruh sahut-sahutan.
Setelah kondusif, Dewata sesekali melirik ke arah Vanu yang setia dengan muka merah padamnya. Tangan besarnya bergerak mengambil tangan Vanu dan menautkan jemari mereka.
Melihat Vanu yang tak ada tanda-tanda penolakan, membuat Dewata semakin semeringah dan menggenggamnya erat tangan Vanu seakan tak ingin terlepas.
"Love you, kesayangannya Om~" goda Dewata seraya mengecup punggung tangan Vanu.
Mendapat itu, Vanu tak mampu menahannya lagi, ia menampar wajah Dewata dengan buket bunga tadi lumayan keras. Hingga, mobil mereka kembali berhenti tiba-tiba.
"Janc0k!!" pekik Vanu membuka pintu mobil dan lekas keluar dari mobil meski mereka masih berada di jalan raya.
"Sayang, kamu mau ke mana?!!" panggilan Dewata kalah cepat ketika Vanu sudah kabur darinya.
Vanu berlari ke tepian jalan meninggalkan Dewata yang meneriakinya dari belakang. Dirasa mulai jauh, Vanu menghentak-hentakan kakinya kesal. Dia mengipasi wajahnya dengan tangan dan sesekali berteriak sendiri seraya mengacak rambutnya kencang.
"Bajingan Om codeett!!!" jengkel Vanu menutup wajah panasnya yang tak kunjung mereda.
Setelah mulai reda, ia menghembuskan napasnya kasar. Menggerutu sepanjang jalan, dan menemukan kosan Ical yang tak jauh dari tempatnya berada sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta Tahta Dewata [END] ☑️
DiversosVanu yang seorang preman pasar dengan nekatnya memalak rentenir kelas kakap yang ada di kotanya. Membuat dia terjebak dalam hubungan 'bayar hutang' bersama dengan Om-Om rentenir. "Nice ass, kitty~" "Om jangan Om!! Gua cuma becanda tadi!! Kyaakk koe...