17. Anak Kucing

10.1K 907 42
                                    

Vote rek! Wajib follow wowok9091komen dan tinggalkan jejak yang banyak, nyampah juga gapapa kok

Happy Reading ✨




Berjalan sembari meloncat-loncat kecil, Ical memasuki markas dengan membawa sekantong makanan kucing.

"Iiihh gemes bangeet lucu bangeet!! Adeekk!! Iii anak jurig masih balita, kemasan saset, ukurannya mini bangeett aaakk kunti bogel mamang!! Iiii gemeess!! Bos nemu di manaaa sih?!!" gemas Ical merebut anak kucing, berbulu jingga kecoklatan, yang telihat kurus, kering, kerontang dari tangan Baban.

"Kasih makan cepet!" titah Pupuy heboh membuka bungkus makanan kucing yang baru saja dibeli.

Sedangkan Vanu dan Garda hanya duduk memperhatikan kelakuan ketiga pemuda itu.

"Gue nemu dia kecepit di selokan tadi, yaudah gue bawa kesini," jelas Vanu yang kini tangannya mulai bergerak sibuk menulis di bukunya.

Garda yang tadinya terheran melihat Vanu yang mendadak rajin belajar tanpa disuruh. Lalu atensinya berpindah pada Ical yang kini tengah jongkok memandikan anak kucing tadi di baskom yang penuh dengan busa.

Detik ketiga Garda beranjak bangun, mendekat ke arah Ical dan ikut berjongkok di belakangnya.

"Bajunya dilingkis dulu, biar ga basah," ujar Garda menggulung lengan hoodie Ical.

"Eh? Iya juga yak. Makasih Om!" ucap Ical menoleh ke belakang menghadap Garda, tersenyum memamerkan gingsulnya.

Dibalas senyuman kecil, sangat kecil oleh Garda.

"Apa nih?" heran Pupuy dan Baban berbarengan.

Vanu memutar bola matanya malas ketika melihat interaksi antara Garda dan Ical. Membuatnya sedikit timbul rasa iri dan dengki, mengingat dirinya yang sudah ditinggal oleh tuan rumahnya selama 1 hari.

____________________

"Ngghhh.... Gas... Lo gak mau gerak? Masa gue terus yang genjot? Ini burung lo udah lemes juga! Kerasin lagi!" kesal Gaffi yang kini berada di atas Bagas sembari menaik-turunkan pinggulnya.

"Ya lo pikir diri! Udah berapa kali ini? Masa lo masih belom puas juga?!" bantah Bagas yang sudah terkapar lemas di bawah Gaffi.

"Ck! Makannya minum jamu gagah perkasa!" sungut Gaffi beranjak berdiri mengeluarkan aset Bagas dari dalam selangkangannya.

Gaffi mengambil kotak rokok dari saku bajunya yang tergeletak di lantai, lalu mulai menyesap batang nikotin yang sudah dibakar itu.

"Hah... Kalo gini terus gue bakal cari lagi yang lebih-"

"Stop! Hehe maap maap, iya Baby~ gue mau layanin lo sampe beronde-ronde, tapi sekarang kita istirahat dulu ya cayang~" rayu Bagas yang mulai panik jika si majikan akan meninggalkannya, seraya mendekap erat tubuh Gaffi dari belakang.

"Masalahnya pantat gue masih lapar bego! Butuh disodok sama anakonda baru puas gue!" sergah Gaffi menjauhkan tubuh Bagas darinya.

"Gini aja, lo masih inget kan, kalo gue punya rencana buat majikannya Vanu?" tanya Bagas mengalihkan perhatian.

"Y," ketus Gaffi.

Bagas mendekat ke arah daun telinga Gaffi dan membisikkan sesuatu.

"Gimana?" tanya Bagas sekali lagi.

"Ide bagus. Tapi sebenernya gue agak takut kalo berurusan sama mantan gue yang satu itu, meskipun dia sendirian di hotel ini, tetep aja..."

"Soal itu biar gue yang tanganin, lo cuma harus siapin apa yang gue butuh, oke?" titah Bagas sembari mengecup singkat bibir Gaffi.

Harta Tahta Dewata [END] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang