3. Mantan

21.5K 1.6K 64
                                    

Vomment follow wowok9091

Happy Reading ✨



Di sebuah lingkungan penuh dengan lansia dan anak-anak berpakaian lusuh tak terawat, tertidur di tepi jalan hanya dengan beralaskan kardus yang sudah mulai kusam.

Sampah, binatang liar, hama, serangga, dan manusia bercampur padu di tempat itu.

Vanu berjalan melewati para tunawisma dan anak-anak jalanan yang tengah menikmati kejamnya dunia.

Dia mulai membagikan nasi bungkus yang baru saja dibelinya, pada para insan yang di tempat itu.

"Yee bang Vanu datang!! Aku 5 bungkus ya Bang!"

"Dikasih malah ngelunjak lu!"

"Abhang Panu! Akuh uda kelapelan!"

"Makasih ya dek Vanu, semoga semakin dilimpahkan rejeki, biar bisa ngasih makan kami terus, bhaha canda rejeki.."

"Vanu cucuku, eyang belom kebagian loh."

Para lansia dan bocah-bocah itu bergerombol mendatangi Vanu dan bercakap bebarengan. Membuat Vanu kelimpungan.

"Iya bentaran elah! Dapet semua ini pasti! Baris-baris!!" titah Vanu seraya mulai membagikan satu persatu nasi bungkus itu.

Usai sudah, Vanu ikut makan bersama mereka di tempat yang tak layak ditinggali oleh manusia. Namun, mau bagaimana lagi?

Mereka hanya dapat mengistirahatkan tubuhnya dikala malam sehabis banting tulang mencari sepeser uang seharian penuh.

Tempat tersebutlah yang paling aman dari gusuran anjing negara yang tak pernah memikirkan rakyatnya.

Selesai makan Vanu pamit dan segera pulang ke kosannya.

Sampai di sebuah rumah susun yang berada di ujung gang kecil nan bersebelahan pas dengan kuburan itu.

Vanu masuk ke dalam kamarnya yang hanya berukuran 3x4 meter itu. Hanya ada kasur single bed, meja kecil, dan lemari kardus.

Ruangan itu terlihat lembab dan cat temboknya juga mulai mengelupas. Karena harga sewanya murah, Vanu deal dengan Ibu kos untuk tinggal di situ.

"Plis mbk kunti jan gauin gua yak hari ini! Gua capek, mau tidur!" pekik Vanu saat merebahkan tubuhnya ke kasur.

Mengingat kamarnya bersebelahan pas dengan pemakaman umum, membuat tempat itu sering dikunjungi oleh entitas yang terlihat pudar namun dapat mengganggu sampai ke alam manusia.
.
.
.

Rembulan telah berganti tugas dengan sang mentari. Aktifitas setiap insan yang ada di bumi kini telah berjalan.

Murid bersekolah menimba ilmu, para pekerja mulai menjalankan kewajiban demi sesuap nasi, dan beberapa ada yang tinggal di rumah mengerjakan pekerjaan rumah, dan masih banyak lagi. Benar seperti kehidupan penuh manfaat yang telah mereka jalani selama ini.

Kecuali dengan mereka yang tak mempunyai arah hidup yang jelas, seperti Vanu.

Kini Vanu dan ketiga anak buahnya seperti biasa merebut sesuatu yang bukan hak mereka.

Vanu memalak seorang pedagang yang berjualan nasi bungkus di pasar tempat pangkalannya sehari-hari.

"Bos, kan uang lu banyak sekarang? Habis nyolong dari rumahnya kang rentenir itu kan? Kok ga foya-foya pake itu?" celetuk Ical seraya meremat kertas nasi bungkus yang sudah habis.

Harta Tahta Dewata [END] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang