12. Suka?!

13.3K 1K 16
                                    

Vote rek! Follow wajib komen tinggalkan jejak yang banyak nyampah juga gapapa kok

Happy Reading ✨

Vanu berdecak keras ketika mengetahui musuh keramatnya telah usai dari masa tahanannya.

"Terus gue liat, kemaren dia digandeng sama itu sapa dah, mas-mas kantoran cantik yang juga pernah godain lo," imbuh Ical memberi tahu.

"Mas Gaffi? Kok bisa? Katanya dia dah jadi lontenya pak Rahmat yang punya bisnis kelapa sawit itu?"

"Gak tau, akhir-akhir ini gue liat dia gonta-ganti batangan terus. Sekarang malah si Bagas diembat juga."

"Gawat kalo sampe si babi itu punya uang. Gaffi kan tajir, bakal diporot habis-habisan, terus bakal pake uangnya buat balas dendam ke gue pasti," terka Vanu meninju telapak tangannya sendiri.

"Iya itu masalahnya, makannya gue samperin Bos ke sini," timpah Ical menyilangkan kedua tangannya percaya diri dan tersenyum semringah memperlihatkan gingsulnya, posisi duduk di atas kaki Vanu.

Garda menggigit pipi dalamnya gemas ketika melihat kelakuan dari anak buah Vanu itu.

"Hah... Dah lah kita pikirin itu lagi nanti, gue masih sakit pinggang, lo pulang sekarang, gue mau bobok ganteng dulu," pungkas Vanu dan langsung membungkus tubuhnya dengan selimut hingga Ical terjungkal ke belakang.

Beruntung Garda yang entah sejak kapan ada di belakangnya menahan tubuh Ical hingga dirinya tak jatuh.

Garda dan Ical beranjak keluar dari kamar membiarkan Vanu yang masih berlanjut dalam pikirannya.

"Apa gue minta bantuan Om cabul itu, ya? Hih! Tapi gue masih gedek sama diaa!!" gerutu Vanu dari balik selimut.

Di lain sisi, Garda menyuguhi Ical secangkir teh dan beberapa aneka biskuit berbentuk binatang yang lucu.

"Ermm.. Om, ini gue ga papa lama-lama di sini? Nanti Om ren- Om Dewata pulang, dimarahin guenya masih di sini," celetuk Ical merasa cangggung di tempat itu.

"Tak apa, ini ruangan khusus saya bekerja, tak ada yang perlu dikhawatirkan," jelas Garda ikut duduk di sebelah Ical tepat di sofa ruang kerja miliknya.

"Om, kalo kerja di sini ya? Pasti banyak buku hutang di sana ya?" tanya Ical beruntun seraya menunjuk ke arah meja yang terdapat sebuah komputer dan beberapa berkas berserakan di atasnya.

Garda hanya berdehem saja membalasnya, namun sorot matanya masih terjurus pada sosok pria mungil yang ada di sebelahnya.

"Siapa namamu?" tanya Garda usai menyeruput teh miliknya.

"Eung? Fwaisal," jawab Ical yang penuh dengan kunyahan biskuit di dalam mulutnya.

'Dia jelmaan hamster, kah?' batin Garda seraya mengusap bekas remahan biskuit di sudut bibir Ical menggunakan ibu jarinya.

_____________________

"Saya pulang, Kitty~ Bagaimana harimu?" sapa Dewata sesaat memasuki kamarnya sendiri.

Ia mengecup gumpalan selimut yang di dalamnya terdapat kucing liar kesayangannya.

Vanu yang sebelumnya terlelap, kini membuka matanya dengan perasaan yang semakin jengkel.

Harta Tahta Dewata [END] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang