Vote dan tinggalkan jejak gaes
FollowHappy Reading ✨
"JANGAN OOOM!! GUE MASIH SMP!!!! LEPASIIIN!!"
Dewata mengangkat tubuh kucing liar yang memberontak hebat itu, menyeretnya masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamarnya.
"Tenang, Van. Saya uggh-cuma mau mandiin kamu..." ringis Dewata ketika Vanu menyikut uluh hatinya.
"Gue udah mandi bege!!! Lepasin gak!!"
Satu hela napas berat dari Dewata. Bagaimana caranya agar dia bisa menjinakkan kucing ganas ini? Sepertinya akan memakan waktu yang cukup lama, untuk dapat membuat Vanu luluh dengan si majikan.
"Kamu masih kucel bau kecut, harus disterilkan dulu," ucap Dewata lekas menyingkap kaos Vanu ke atas.
"KYAAAHH!!!" Vanu memekik menyilangkan kedua tangannya, menutup dada datarnya yang kini telanjang.
Ketika Vanu sibuk menutupi bagian atasnya, Dewata segera meloroti celana pendek yang dikenakan kucing liar itu hingga kini telanjang bulat.
"EMAAKKK!!! HUWEEE!!" Gue mau balik ke kosan anjir kalo gini ceritanyaaa!!" jerit Vanu menggema dalam kamar mandi itu.
"Sstt! Berisik!" sergah Dewata lanjut menjeburkan tubuh Vanu ke dalam bathtub yang sudah terisi air penuh busa yang mengeluarkan aroma vanilla nan manis.
Tangan besar itu bergerak membaluri surai coklat gelap milik Vanu dengan sampo yang harganya tak main-main.
Kendati demikian, Vanu mendesis dan memberontak hingga mencakar lengan kekar Dewata bahkan sesekali menamparnya.
Benar-benar seperti memandikan seekor kucing besar. Beruntung kesabaran Dewata setebal tumpukan revisi skripsi.
Si majikan menggosok sekujur tubuh Vanu menggunakan body brush hingga semua daki dan kotoran yang menempel terangkat.
"Yang itu gak usah, cok!!" pekik Vanu saat Dewata hendak menggosok ke bagian selangkangannya.
Kurang lebih setengah jam bertarung di kamar mandi. Saat ini Vanu yang seluruh wajahnya tertutup oleh sheet mask bergambar kartun Hello Kitty, duduk bersila di lantai, menyilangkan kedua tangannya di dada, tak lupa dengan bibirnya yang mengerucut itu.
Dewata sendiri duduk di tepi kasur tepat di belakang Vanu. Tangan kekarnya sekarang penuh dengan bekas cakaran yang masih baru itu, bergerak mengeringkan rambut Vanu menggunakan hairdryer.
"Sip, gini kan wangi," ucap Dewata mengusak rambut Vanu gemas.
"Hah...dah lah..." desah Vanu hanya bisa berpasrah.
Dewata membuka masker wajah Vanu, memberikan perawatan, memijatnya pipi, dahi, rahang, pelipis, keseluruhan muka ketua preman itu.
Vanu hanya terdiam menikmati layanan dari Dewata, hingga tanpa sadar dirinya telah di perbatasan dunia mimpi.
Si preman yang tak kuasa menahan kantuk, menjatuhkan kepalanya ke samping tepat di paha kanan Dewata.
Sang empunya sendiri mengigit pipi dalamnya menahan kegemasan yang berlebih ini. Melihat Vanu yang sudah terlelap, hingga membuka sedikit mulutnya.
"Aduh kadar gulaku..." gumam Dewata mengusap wajahnya kasar.
Tangan kekarnya bergerak mengangkat tubuh Vanu dinaikan ke atas ranjang. Merebahkan dengan perlahan dan memasangkan selimut sampai ke dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta Tahta Dewata [END] ☑️
DiversosVanu yang seorang preman pasar dengan nekatnya memalak rentenir kelas kakap yang ada di kotanya. Membuat dia terjebak dalam hubungan 'bayar hutang' bersama dengan Om-Om rentenir. "Nice ass, kitty~" "Om jangan Om!! Gua cuma becanda tadi!! Kyaakk koe...