Flora dan Naumi baru saja keluar dari kelas Hukum Acara Perdata. Mereka berjalan beriringan, membelah keramaian koridor kampus. Beberapa pasang mata memperhatikan Flora secara terang-terangan. Banyak orang yang berbisik-bisik, membicarakan gosip terbaru yang sudah menyebar ke setiap sudut kampus.
"Nau, kok, mereka masih ngomongin gue, ya?" bisik Flora seraya merangkul tangan sahabatnya itu.
"Wajar, lah, Flo. Semua orang pasti kaget tahu lo sama Pak Madha udah nikah. Gak ada yang nyangka kalau cewek yang pernah di-posting Pak Madha itu lo." Naumi menjawab dengan suara lantang. Ketika Flora dilanda ketakutan seperti saat ini, dialah yang harus menjadi pihak paling berani. "Udah, jangan dipikirin. Seminggu atau dua Minggu lagi juga mereka bakalan berhenti ngomongin lo."
"Kalau gak berhenti, gimana?"
"Paling nanti lo diwawancara sama jurnalis kampus, ditanya gimana ceritanya bisa jadi istri dosen killer kayak Pak Madha," jawab Naumi dengan enteng. "Eh, tapi gue salut sama cara Pak Madha bungkam omongan jahat tentang lo. He's such a gentleman!"
Sebuah pukulan mendarat di bahu Naumi. "Lo girang banget, deh! Gue deg-degan banget tadi!"
"Kapan-kapan ajak gue ke rumah kalian, dong. Gue pengen tahu sisi lain Pak Madha sebagai seorang suami. Gue pengen lihat dia pake kolor, kaus singlet, sambil minum kopi panas. Pasti masih ganteng banget, kan?"
"Heh! Dia suami gue! Jangan macem-macem!"
"Pelit!"
Flora hanya bisa tertawa melihat wajah Naumi yang ditekuk, pura-pura marah. Selama beberapa saat, ia bisa melupakan beban yang sejak kemarin membuat bahunya terasa begitu berat. Flora juga bisa lebih percaya diri untuk membalas tatapan dari semua orang sekarang. Tidak ada lagi sorot mata mencemooh, senyum mengejek, atau ucapan menyakitkan. Semua orang berbalik penasaran dengan hubungan Flora dan Madhava.
Kehadiran Madhava di area parkir Fakultas Hukum sangat mengejutkan Flora. Ia kira, lelaki itu akan menunggu di depan mini market, seperti biasa. Namun, Madhava justru tengah berdiri bersandar ke badan mobil seraya memainkan ponsel. Dia seperti ingin memperlihatkan kebersamaannya dengan Flora secara gamblang pada semua orang.
"Kayaknya pacaran diem-diem udah gak berlaku, deh. Sekarang, kalian bisa pamer hubungan secara ugal-ugalan," bisik Naumi seraya melepaskan rangkulan Flora. "Gue pulang duluan, ya. Gak mau ganggu penganten baru!"
"Hati-hati, Nau," balas Flora, ikut berbisik.
Naumi hanya melambai tanpa berbalik. Ia sempat berpamitan singkat pada Madhava, seraya menaiki motornya yang terparkir di samping mobil sang dosen.
Ponsel pun langsung Madhava simpan ke saku jasnya ketika sadar Flora sudah ada di dekatnya. Lelaki itu tersenyum, membuat matanya melengkung, membentuk bulan sabit. Namun, sayang, senyumnya hanya bisa bertahan beberapa detik. Madhava langsung melayangkan tatapan tajam ketika Kevin datang.
"Flo!" panggil pemuda itu.
Lantas Flora berbalik. Ia cukup terkejut dengan kehadiran Kevin yang sudah berdiri di sampingnya.
"Kamu harus jelasin semuanya ke aku. Apa bener kamu sama Pak Madha udah nikah? Kamu beneran istrinya Pak Madha?" cerocos Kevin.
"Iya, gue emang istrinya Pak Madha. Kenapa?"
Kevin mundur selangkah, terkejut dengan jawaban Flora yang penuh percaya diri. "Kok ... bisa? Kita belum lama putus, lho, Flo. Gimana bisa kamu nikah sama Pak Madha?"
"Ini enggak seperti yang lo kira, ya, Vin. Gue gak ada hubungan apa-apa sama Pak Madha sebelum kami menikah. Gue gak mengkhianati lo sedikit pun," tekan Flora, penuh penegasan. "Ini semua murni karena permintaan mamanya Pak Madha. Gue kenal sama almarhumah melalui bunda. Beliau yang minta gue jadi istrinya Pak Madha."
KAMU SEDANG MEMBACA
Emergency Wedding [Terbit]
Romance"Gue sumpahin tuh dosen dapet istri kayak setan! Biar tahu rasa!" Percayalah, Flora sama sekali tidak bermaksud mengutuk Madhava, dosen galak yang sangat menyebalkan. Ia berkata demikian hanya untuk meluapkan kekesalan karena tidak diizinkan masuk k...