“Beneran kalian nikah cuma karena permintaan terakhir ibunya Pak Madha?”
“Nau!” Flora langsung melotot. Ia membekap mulut Naumi dan menatapnya penuh permohonan. “Berhenti nanyain hal ini, dong. Gue capek jawabnya. Ini juga di area kampus, Nau. Gimana kalau ada yang denger omongan lo?”
“Gak bisa!” balas Naumi setelah menyingkirkan tangan Flora. “Ada banyak banget pertanyaan di kepala gue tentang pernikahan kalian. Gue juga masih syok tahu kalian suami istri. Gue masih gak nyangka sahabat gue sekarang udah jadi istri orang!”
Flora meraup oksigen sebanyak mungkin, mengisi paru-parunya sampai penuh. Kemudian, dia membuang napas perlahan melalui mulut. “Oke, gue bakalan jawab semua pertanyaan lo. Tapi jangan sebut namanya. Ganti jadi apa, kek, nama samaran gitu, biar orang pada gak curiga.”
“Gajah. Gue sebut gajah aja.”
Gajah Madha.
Pasti ke sana arah ide spontan yang muncul di kepala Naumi. Ada sedikit perasaan tidak setuju dalam hati Flora—dan tidak terima—mengingat gajah identik dengan sesuatu yang hitam, berkeriput, dan gempal. Sangat berbanding terbalik dengan fisik Madhava yang berkulit kencang, putih, juga postur tubuhnya kekar. Namun, daripada ada yang menguping dan pernikahannya terendus orang lain, Flora memilih untuk setuju saja.
“Tante Arin kenal sama Ibu Gajah dari mana?” Naumi memulai sesi tanya jawabnya—yang ke sekian kali.
“Mereka sahabat dari zaman kuliah, Nau. Sampai hari-hari terakhir almarhumah, Bunda tetep nemenin,” jawab Flora. Dia berusaha membagi fokus, antara Naumi dan makan siangnya.
“Dari sekian cewek yang dikenal Ibu Gajah, kenapa lo yang dipilih untuk jadi istri gajah?”
*
*
*Parah banget gak sih Naumi? Masa iya nyamain manusia sesempurna Madhava sama gajah? •́ ‿ ,•̀
Jadiiii, aku akan kasih spoiler mengenai extra bab yang bakalan ada di Emergency Wedding Versi Cetak. Cuma sedikit aja, bagian paling serunya bakalan aku umpetin. Ehehehe ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Emergency Wedding [Terbit]
Romance"Gue sumpahin tuh dosen dapet istri kayak setan! Biar tahu rasa!" Percayalah, Flora sama sekali tidak bermaksud mengutuk Madhava, dosen galak yang sangat menyebalkan. Ia berkata demikian hanya untuk meluapkan kekesalan karena tidak diizinkan masuk k...