“Orangtua kamu pergi ke luar. Katanya ada acara di tempat rekan kerja Ayah. Bi Marni ke supermarket, belanja keperluan dapur.”
“Kok, Bapak tahu?”
“Saya dapat chat dari Bunda.”
Saat itu juga, Flora menoleh. Dia menatap Madhava dengan jengkel. Apa-apaan, nih? Kok, Bunda kirim chat ke Pak Madha? Baru beberapa minggu jadi menantu, cowok ini udah bisa geser posisi aku di rumah ini! Flora protes dalam hati. Kemudian, dalam sekejap, gadis wajahnya berubah panik. “Jadi, cuma ada kita berdua di rumah ini?”
“Ya, iya.” Madhava mengangguk tanpa ragu sedikit pun. “Cuma kita berdua. Cuma saya dan kamu.”
Flora terdiam, tidak lagi menyahuti perkataan Madhava. Urat kepalanya mendadak tegang, seperti memikirkan sesuatu.
Melihat itu, Madhava sontak tersenyum miring. “Kenapa? Kamu keberatan? Kan, biasanya juga kita tinggal berdua di apartemen?”
“Iya, sih. Tapi, kan, di sini beda, Pak.”
“Kamu takut digrebek warga?” tanya Madhava dengan alis yang terangkat sebelah. Dia terkekeh ringan, entah mengapa wajah panik Flora terlihat lucu di matanya. “Kamu gak lupa kalau saya suami kamu, kan? Kita sudah menikah Flora. Saya bisa jamin keamanannya biarpun kita berduaan di rumah sebesar ini. Tidur sambil berpelukan seperti tadi juga tidak akan menimbulkan masalah.”
“Ih, Pak Madhaaaa!”
Flora melemparkan bantal sofa sekuat tenaga. Sayangnya, Madhava sudah lebih dahulu berlari dari sana. Sambil tertawa kencang, lelaki itu menaiki anak tangga menuju lantai atas.
*
*
*Btw, di bab ini, ditulis apa yang terjadi di pagi hari waktu Flora peluk Madhava, lhooo. Apa gak kepooo?

KAMU SEDANG MEMBACA
Emergency Wedding [Terbit]
Romance"Gue sumpahin tuh dosen dapet istri kayak setan! Biar tahu rasa!" Percayalah, Flora sama sekali tidak bermaksud mengutuk Madhava, dosen galak yang sangat menyebalkan. Ia berkata demikian hanya untuk meluapkan kekesalan karena tidak diizinkan masuk k...