Spoiler 10

1.6K 66 1
                                    

“Abang masih mau main di sini, Pak. Masih seru.”

Seperti biasa, keinginan Satria bertolak belakang dengan rencana orangtuanya. Flora segera menyimpan keranjang makanan, lalu melangkah ke bibir pantai. Kini, gilirannya untuk mengendalikan sang anak sulung, sementara Madhava sudah lebih dulu menuju tempat bilas untuk membersihkan Lakshita.

“Abang Sayang,” panggil Flora sembari mengusap rambut putranya yang berantakan karena angin laut. “Main pasirnya seru, ya?”

Satria mengangguk mantap. “Iya, Bu. Makanya kita jangan dulu pulang. Di sini aja dulu.”

“Ibu paham, Abang masih mau main. Ibu juga seneng lihat Abang sama Adek ketawa-ketawa dari tadi. Tapi, Sayang, sebentar lagi malam. Ombaknya bakalan lebih besar, anginnya juga makin kencang. Kalau kita terus main di sini, Abang sama Adek bisa sakit. Kalau sakit, kita gak bisa lanjut liburan nanti,” ucap Flora panjang lebar, berusaha meluluhkan hati Satria. “Sekarang kita pulang dulu. Bapak kasih tahu, gak, kalau kita mau makan udang yang besar?”

“Emang iya?”

“Iya, Bang. Ibu sudah pesan meja di restoran dekat sini. Kalau kita terlambat, nanti udangnya habis.”

“Tapi, kapan kita akan main pasir lagi?”

“Besok kita akan main ke Pantai Sanur. Di sana pasirnya warna putih, lho. Ibu sama Bapak juga rencananya mau ngajak Abang sama Adek bersepeda di sana. Terus, sebelum pulang lagi ke sini, kita main ke playground dulu.”

“Yang bener, Bu?”

“Iya, dong. Masa Ibu bohong?”

Satria langsung melompat-lompat. “Yeay! Kita main-main! Kita sepedahan!”

Dengan langkah riang, Satria pun memungut satu per satu mainannya. Lalu, dia berlari menuju tempat bilas, bergabung dengan sang bapak. Sementara Flora segera mengambil alih Lakshita dari tangan Madhava. Setelah memastikan tidak ada barang yang tertinggal, mereka berempat pun meninggalkan pantai. Selesai mandi nanti, mereka akan meluncur kembali untuk memburu makanan laut.

*
*
*

Cerita keluarga cemara yang cuma ada di versi cetak •́⁠ ⁠ ⁠‿⁠ ⁠,⁠•̀

Emergency Wedding [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang