“Maaf, Madha ...,” cicit perempuan itu, kembali menundukkan kepala.
Madhava mengembuskan napas kasar seraya menarik dasinya dengan paksa. Dia membuka dua kancing teratas kemejanya, berusaha membebaskan diri dari perasaan pengap. “Apa kamu tidak memikirkan akibat dari perilaku sembrono kamu? Nama baik saja di kantor ini bisa tercoreng karena ulah kamu!”
“Maaf.” Lagi, hanya itu yang sanggup terucap dari bibir Selina.
“Apa perkataan saya hanya angin lalu bagi kamu? Jelas-jelas saya mengatakan tidak mau ada urusan apa pun lagi dengan kamu!”
“Aku terpaksa melakukan semua ini, Madha. Aku benar-benar putus asa. Dan cuma kamu yang bisa bantu aku keluar dari situasi ini.”
“Terpaksa?” Madhava berdecih, mencemooh Selina secara terang-terangan. Dia mengalihkan pandangan, merasa muak dengan air mata yang mulai membasahi pipi perempuan itu. “Tidak ada seseorang yang akan merasa terpaksa untuk melakukan sesuatu demi keuntungan sendiri. Bahkan, kamu tidak memedulikan posisi saya. Kamu egois! Sangat memalukan!”
“Terserah kamu mau menilai apa tentang aku, Madha. Disebut memalukan pun tidak masalah. Aku sudah biasa dicap seperti itu selama beberapa tahun terakhir. Aku sudah biasa dihina tanpa ditanya apa saja yang sudah aku alami dalam hidup ini,” balas Selina. Dia juga mengangkat kepala, membalas tatapan tajam Madhava dengan berani.
*
*
*Jadi, sebenarnyaaaaa, Madhava tuh galak banget ke Selina!
KAMU SEDANG MEMBACA
Emergency Wedding [Terbit]
Romance"Gue sumpahin tuh dosen dapet istri kayak setan! Biar tahu rasa!" Percayalah, Flora sama sekali tidak bermaksud mengutuk Madhava, dosen galak yang sangat menyebalkan. Ia berkata demikian hanya untuk meluapkan kekesalan karena tidak diizinkan masuk k...