BRAAAKKK!
Semua orang terlonjak ketika Madhava menggebrak meja. Suasana semakin mencekam, sampai semua orang kesulitan bernapas. Atmosfer kelas kian dingin, berbanding terbalik dengan mata mahasiswa yang mulai terasa panas. Mereka mendadak berkeinginan pulang ke rumah, melewatkan kelas Madhava yang lebih mirip uji nyali.
“Ponsel kamu.” Bariton rendah itu memecah kesunyian. “Saya tidak mau merampasnya dari tangan kamu. Jadi, berikan ponsel kamu sekarang.”
Tanpa sadar, Flora memejamkan matanya seraya membuang muka. Ternyata bukan dirinya yang menjadi alasan Madhava datang ke barisan paling belakang, melainkan orang yang tadi berjoget.
“Maaf, Pak,” cicit sang mahasiswi, hampir tidak terdengar.
“Saya tidak menginginkan permintaan maaf dari kamu. Saya cuma mau kamu kasih ponsel kamu yang digunakan untuk merekam tadi.”
“Jangan, dong, Pak.”
“Kamu berikan sekarang, mumpung saya masih bicara baik-baik.”
Gadis itu tertunduk. Seraya menggigit bibir bawahnya, dia mengeluarkan benda pipih dari bawah meja dan menyerahkannya pada sang dosen.
Madhava membuang napas kasar, lalu melangkah menuju mejanya. “Ponsel kamu saya tahan.”
“Ja-jangan, Pak. Saya mohon sekali, Pak Madha. Gimana saya bisa komunikasi kalau—”
“Akan saya kembalikan jika orang tua kamu yang ambil.”
Hening, tidak ada negosiasi yang terucap dari mahasiswi itu. Tidak ada yang berani membela atau mengeluarkan pendapat, memilih menyelamatkan diri dari amukan Madhava.
*
*
*Ini salah satu penggalan bab tambahan yang akan ada di versi cetak. Madhava bisa menyeramkan banget kalo lagi ngamuk, kan?
Mulai nabung dari sekarang, yuk! Rugi banget kalo gak ikut check out Emergency Wedding nanti. Kalau bisa, ikutan PO, bonusnya lebih melimpah!

KAMU SEDANG MEMBACA
Emergency Wedding [Terbit]
Romance"Gue sumpahin tuh dosen dapet istri kayak setan! Biar tahu rasa!" Percayalah, Flora sama sekali tidak bermaksud mengutuk Madhava, dosen galak yang sangat menyebalkan. Ia berkata demikian hanya untuk meluapkan kekesalan karena tidak diizinkan masuk k...