27, Curiga dan keanehan?.

660 16 1
                                    

Satria pun memberikan berkas berwarna biru,dengan Kim yang mengambil dan memulai membacanya.

Yang dimana isi dari berkas tersebut jumlah dari cafe yang akan di jual oleh orang lain.

"Gimana?,apa Lo tertarik?."tanya Satria.

Kim masih pokus dengan berkas itu,lalu ia mengangguk setuju.

"Gue si oke-oke aja,setara sama cafe ini yang gue beli."jawab Kim.

Lalu Kim pun mengambil bolpoinnya dan menanda tangani berkas tersebut.

"Udah gue tanda tangan,Lo tinggal kasih aja,dan ini_.bayarannya."Ucap Kim menyerahkan uang cafe tersebut.

Satria mengambilnya,lalu duduk kembali di kursinya itu.

"Oh iya,cafe itu ada dimana?."tanya Kim.

"Setau gue,dia bilang gak jauh dari sekolahan Lo itu."jawab Satria.

Kim mengangguk mengerti,"Deket dong,seperti biasa kaya dulu gue printah ke Lo,bilang pegawai yang masih mau kerja jangan panggil gue bos."peringat Kim.

Satria pun mengangguk,lalu kembali pada komputernya.

"Oh ya,kalo ada cabang cafe lagi,Lo kabarin gue aja.ini ada uang 70juta Lo pake dulu buat dekor semaksimal mungkin,kalo kurang Lo bisa hubungin gue."Ucap Kim.

Dengan sama,satria mengambil uang tersebut,dan menaruhnya di laci.

"Gue salut sama Lo,selain Lo baik.lo juga pinter dalam berbisnis ya."ucap Satria.

Kim tersenyum kagum saja,"bisa aja Lo,gue kaya gini juga buat nyiapin aja,sape tau nanti gue gada bisa berguna buat keluarga gue juga ya kan?."Sahut Kim.

Satria terdiam dengan ucapan Kim,yang di maksud Kim itu apa?,apakah Kim bercanda.

Kim yang melihat Satria terdiam tertawa puas.

"Ciah elah,becanda kali,tegang banget Lo."ketus Kim.

Satria memutarkan bola matanya. Malas.

Perbincangan pun semakin lama,sehingga Kim tidak menyadarinya jika malam sudah tiba.

"Astaga!!,gue lupa.kalo gue belom masak,Lo si hishh!!."kesal Kim menyalahkan Satria yang tengah duduk di meja komputer nya.

Satria yang di salah kan pun hanya bisa ngedesis saja.

"Gue Mulu Herman, emang ya cowok selalu salah."gumam satria yang masih terdengar.

"Udah tau salah,pake ngomong lagi.dasar cowok gak pekaan!."sahut Kim.

Satria pun menatap Kim dengan sinis,lainnya dengan Kim yang menatapnya dengan malas.

Satria melirik Kim,yang di mana tengah sibuk membereskan berkas dan juga barang-barang di dalam tasnya.

"Mau pulang naik apa Lo?."tanya Satria.

Kim menoleh,"umm_,gatau gue."jawab Kim.

Satria berdiri,ia berjalan menuju gantungan kunci,dan Satria mengambil kunci mobilnya.

"Makanya jadi orang bisa naik mobil,biar gak nyusahin."ketus Satria.

Kim mendesis saja,satria ini memang menyebalkan!.

"Jangankan naik mobil,nyari cowok aja gue mager."ucap Kim mengikuti jalan satria dari belakang.

"Nanti jadi jomblo tua baru tau rasa Lo."ledeknya.

Kim memutarkan bola matanya malas,"Lo ngomongin diri sendiri?."tanya Kim.

Sontak,satria pun terbuat diam denga ucapan Kim dan ucapannya itu.

'lah iya ya,gue kan belom punya pasangan,nasib banget.buat Lo yang lagi baca,mau jadi pacar aku gak?,tenang kok aku punya tanah,punya harta,punya saham juga,minusnya aku fiksi🥲.'batin Satria.

Kim tertawa dengan kediaman Satria itu.

"Haha,sekak sendiri kan Lo."ucapnya.

Satria memasang wajah jengkelny,lalu memasuki mobil begitu saja.

"Ihh Pundungan(marahan)."Ledek Kim.

"Bodo amat!."

Kim langsung memasuki mobil satria,dan Satria pun langsung membawa Kim ke apartemennya itu.

Di perjalanan yang tadinya sepi hanya terdengar suara kendaraan saja kini menjadi obrolan mereka.

"Dek,Lo percaya gak sama perpindahan jiwa?."tanya Satria tiba-tiba.

Deg.

Kim dibuat Kik-kuk dengan ucapan satria itu.

"H-hah?,Haha,emang ada ya,haha."ucap Kim dengan tawaan yang sedikit garing.

Satria melirik kaca dalam mobilnya menuju wajah Kim.

"Gue serius,Lo percaya gak si?."tanynya sekali lagi.

Fiks,Kim sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain menjawabnya.

"Gak si,soalnya kan cuman ada di novel-novel doang bener gak?,lagian kalo emang ada juga gak terlalu peduli si.mungkin dia beruntung."jelas Kim.

Satria mengangguk-angguk dengan ucapan Kim itu.

"Lo tanya kaya gitu buat apa dah?."tanya balik Kim.

"Oh, gak gue penasaran aja gitu sama jawabannya."jawab Satria.

Kim hanya ber oh saja.

Dan pada akhirnya,kini Kim sudah tiba di depan mesionnya dengan di turunkan nya ia di depan.

"Bay,gue duluan ya.besok kalo sekolah mau di jemput atau di Anter,Lo bisa kabarin gue aja."Ucap satria.

Kim mengangguk,lalu melambaikan tangan kepada satria.

"Hati-hati."

Lalu mobil satria pun menghilang dengan cepat,begitu pula Kim yang memasuki apartemen nya.

"Males masak,gue makan Indomie dulu aja deh,abis itu tidur."ucap Kim.

Kim memulai memasak Indomie nya,dengan santai dan juga tenang.

Selepas itu,ia pun memakannya bahkan dengan sebuah televisi yang menyalah di hadapannya.

15 menit dirinya di sofa,kini matanya terasa berat,lalu Kim pun membersihkan diri untuk segera tidur.

⚠️Cerita ini mengandung unsur-unsur kekerasan,dan juga 18+,peringatan sekali lagi.dosa tanggung sendiri🗿.⚠️

Transmigrasi Kimberly (End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang