17,Membeli Cafe.

510 12 0
                                    

Kim yang sudah pulang sekolah kini mampir menuju warung kaki lima,yang dimana menjual nasi uduk yang sudah menjadi langganan Kim.

"Bu,kaya biasa ya,cuman es nya rasa jeruk."ucap Kim sambil duduk.

"Siap neng,tunggu sebentar ya."ucap Bu asmi pedagang uduk itu.

Kim pun mengangguk dengan senyumannya,lalu ia mengambil handponenya untuk melihat-lihat beranda Ig nya.

Ia terpana dengan salah satu postingan,yang dimana sedang mempromosikan salah satu cafe terdekat di kotanya ini.

'boleh juga nih,buat cadangan aja.siapa tau gue bangkrut beneran.'Batin Kim.

Kim pun mengambil nomor tersebut,lalu menelponnya.

"Hallo."

"...."

"Saya sepertinya berminat dengan cafe anda,jika anda tidak ada kesibukan.bisakah bertemu sebentar?."

"...."

"Terimakasih."

Ponsel pun di letakan di samping piring,dengan pesenan yang sudah tersedia.

Kim memulai makannya,bahkan dengan tenang Tampa gangguan sama sekali.

Disisi markas Lexvander.

Mereka semua sudah tiba di markasnya,dengan satu persatu duduk di bagian sofa.

Dengan luka-luka di bagian wajah mereka,mereka pun mengambil obat.dan mengobatinya sendiri-sendiri.

"Gue lihat-lihat Lo kaya akrab banget sama cewek tadi?."tanya Jeff pada Alex.

"Hm,temen gue."ucap Alex dengan mengobati lukanya.

Mereka yang mendengar respon Alex seketika berwajah malas.

"Giliran ke kita aja kaya kutub,eh pas tadi sama cewek aja semakan 45."ledek Erlan.

Alex pun menatap Erlan dengan sinis,sedangkan Erlan hanya ber-cengir saja.

"Cantik juga si,pantes si bos perhatian."ucap Gilang.

"Bener,bos kalo Lo udah Nemu yang lebih cakep,boleh kali lempar ke gue."sahut Erlan.

Erlan dan Gilang pun tertawa,Alex yang tak terima langsung menatap dengan mata sinisnya.

Bahkan ini lebih sinis,sudah seperti ingin menelan orang saja.

"Jeff,urus surat pindahan sekolah."pinta Alex.

Jeff yang paham mengangguk,sedangkan Gilang dan Erlan saling tatapan.

"Kita mau pindah nih?."tanya Gilang.

Alex berdehen,sedangkan Gilang masih bingung.

"Pindah kemana lagi.udah 3 kali pindah sekolah bos,yaelah gada capenya."ucap Erlan.

"Ikut,gausah ngebantah!!."ketus Alex.

Akhirnya mereka terbungkam,lalu mengangguk patuh.

"Cabut,kita ke RS (Rumah sakit)."Titah Alex.

Akhirnya mereka pun pergi mengunjungi Revan yang sedang berada di rumah sakit.

***

Kim kini sudah berada di cafe tersebut,ia melihati seluruh depan bangunannya,sangat tua.

Namun masih bisa di perbaiki sedikit-sedikit.

Cafe tersebut pun masih ramai,ya... walaupun hanya 5 per 8 orang yang datang,namun masih buka.

"Selamat datang di cafe kami,silahkan duduk."ucap pelan itu.

"Kakaknya mau pesan apa?."tanya pelayan.

"Saya pesan Chocolat hot saja,dan satu lagi."gantung Kim.

"Ada bos Anda?,saya ingin bertemu dengannya."lanjutnya.

Pelayan itu mengangguk."bos sedang ada di ruangnya,sebentar saya panggilkan dahulu."ucap pelayan itu.

Lalu pelayan tersebut pun pergi begitu saja,dengan sopan tentunya.

Tiba-tiba, datang lah sebuah pria dengan usia lebih jauh darinya menuju meja Kim.

Ia menduduki meja tersebut,"dengan Kim?."tanya nya.

Kim mengangguk,lalu peria itu pun memajukan lengannya untuk bersalaman.

"Perkenalkan saya Satria Dewangga Addison,pemilik cafe ini."ucap satria.

Kim tersenyum,"Kimberly Faith Anderson."sahutnya.

"Jadi,bagaimana dengan yang di WhatsApp?,apakah anda jadi membelinya?."tanya Satria.

Kim melirik seluruh bangunan dalam cafe tersebut,mata yang masih melihati seluruhnya akhirnya pun terpicut dengan cafenya itu.

"Baiklah,saya akan membeli cafe ini,nanti akan saya Transfer anda."jawab Kim.

Satria mengangguk,dengan menjabat tangan kembali.

"Senang berbisnis dengan anda."ucapnya.

"Tunggu."cegah Kim.

Satria yang hendak berdiri pun terhalang,lalu ia berduduk kembali.

"Ada yang masih saya bantu?."tanyanya.

"Tidak,saya ingin menawarkan anda untuk menjadi bos di sini,mungkin saya akan sibuk dengan sekolah saya."jawab Kim.

Sontak satria tersedak,bagaimana tidak.

Rupanya yang membeli cafenya ini adalah seorang siswi.

"Ahh....baiklah,jika itu mau anda."ucap satria.

"Dan satu lagi,jangan panggil saya bos atau lainnya,panggil saya Kim saja."pinta Kim.

Satria mengangguk mengerti,"dan sebaliknya."sahut satria.

Kim pun setuju,dan akhirnya mereka pun berbincang-bincang mengenai disen cafe yang nanti akan di ubah.

Dari sinilah keduanya mulai akrab.

***

Kini beradalah di ruangan yang cukup gelap,dengan kedua orang pria dan wanita yang sedang memainkan komputernya.

"Lo bisa kan edit vidio gue,jadi orang yang nanti gue kirim fotonya?."tanya wanita itu.

Pria itu pun mengambil foto dengan vidio yang ia tonton.

"Bisa saja,asalkan dengan bayaran yang memuaskan, bagaimana?."jawabnya dengan pertanyaan.

"Soal bayaran jangan khawatir,semua sudah gue beresin."sahut wanita itu.

Pria itu pun segera melaksanakan perintah dari pelayannya,ia memulai mengedit seluruh nya dengan sempurna,bahkan tidak ada pencirigaan sama sekali.

Pria itu langsung menggeser kan lauar komputer itu ke arah wanita tersebut,dengan wajah yang puas.

"Bagaimana?"tanya Si pria.

Wanita itu tersenyum,dengan wajah yang penuh dendam.

"Bagus,ini bayaran buat lo,dan ini...sebar semua vidio itu ke seluruh sosmet,jangan lupa kirim ke gue juga."titah wanita itu.

Wanita itu memberikan dua amplop coklat dengan isian yang tebal.

"Senang berkerja sama dengan anda."ucap pria itu.

Wanita tersebut pun pergi begitu saja,dengan vidio yang sudah di sebar kedalam grup contak miliknya.

"Kau tidak akan bisa menyandingiku Kim!!."

⚠️Cerita ini mengandung unsur-unsur kekerasan,dan juga 18+,peringatan sekali lagi.dosa tanggung sendiri🗿.⚠️

Transmigrasi Kimberly (End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang