Kring kring
Bel pulang sudah berbunyi kini ravael sedang menuju ke parkiran diikuti ketiga teman nya dibelakang
"Lo mau langsung pulang el?" tanya farhan
"Iya"
"Nongkrong dulu lah el sama kita kita" ajak farhan
"Sorry gue gak ikut, gue ada urusan"
"Ohh yaudah kalo gitu, kita duluan ya el" ujar farhan dan diangguki ravael
Kini ravael melajukan motornya dengan kecepatan rata rata. Sesampainya dimansion ada sebuah mobil mewah terparkir dihalaman mansion
Ravael sempat bingung mobil siapa itu? Pikir nya namun setelah nya ravael tidak peduli mungkin saja itu teman bisnis opa nya
Ceklek
Suara pintu mengalihkan perhatian mereka seseorang merasa takjub dengan pertumbuhan ravael ya, itu adalah xander dia sedang berkunjung kerumah orangtuanya
Tapi bukan hanya sekedar mengunjung dia ingin membawa ravael untuk ikut dirinya dan tinggal dimansion nya lagi
Apakah xander sudah menyesal? Jawaban nya sudah dia sudah menyesal karena ada yang memberitahu pelaku pembunuhan istrinya yang sebenarnya nya
Xander awal nya sempat tak percaya namun avrian segera memberikan flash dik kepada xander
Xander memandang ragu kearah flash dik itu namun dia juga membuka nya. Dan betapa marah nya dia ketika yang sudah memberikan racun itu adalah pelayan nya yang ada di dapur
Para pelayan itu bersekongkol dengan juna alhasil xander langsung memerintahkan kepada bodyguard nya untuk menyeret kedua pelayan serta juna untuk di introgasi diruang bawah tanah
"Siapa yang sudah menyuruh mu haa?!"
"Aku tidak akan memberitahu kan nya kepada anda tuan" ujar juna
Xander terkekeh "Begitu kah? Kau berani kepada ku? Setelah apa yang kau lakukan terhadap keluarga ku!"
"Ya aku sangat puas dengan apa yang aku lakukan dan kau dengan bodoh nya malah percaya kepada ku bukan putra bungsu mu itu hahaha"
"Dan aku senang melihat keluarga kalian menderita"
"Sebenarnya siapa yang sudah menyuruh mu sialan! Tidak mungkin kau melakukan ini tanpa ada yang menyuruh" marah xander
"Sudah ku bilang aku tidak akan mengatakan nya"
"Ah baiklah kalo gitu" ujar xander lalu melihat kearah bodyguard yang sedang menjaga diruang bawah tanah
"Kau ambilkan cambuk" titah xander
"Baik tuan"
Bodyguard itu pun segera melaksanakan perintah tuan nya untuk mengambil cambuk dan langsung diberikan kepada xander
"Ini tuan" ujar bodyguard itu sambil memberikan cambuk tersebut
"Hm" balas xander dengan deheman lalu berjalan kearah juna yang sudah menahan takut namun ia tutupi dengan wajah datar nya seolah tidak akan terjadi apa apa
"Masih belum mau ngaku hm? Ah atau kau ingin merasakan rasanya dicambuk dulu baru kau mengaku?" tanya xander
"Kenapa kau diam? Apa kau takut?" ujar xander dengan meremehkan
"Tidak untuk apa aku takut" ucap juna sedikit gugup
Xander yang melihat juna bergetar menjadi tak sabar ingin menghabisi bodyguard nya ah bukan lebih tepatnya mantan bodyguard
"Benarkah? Aku salut padamu yang tak takut sama diriku" ujarnya dengan bangga
"Cepat katakan atau aku akan menghabisi keluarga mu" ucap xander tepat ditelinga juna
"Jangan macam macam dengan keluarga ku! Mereka tidak salah apa apa!!" marah juna
"Maka dari itu cepat katakan siapa yang sudah menyuruhmu bajingan!! atau kau mau aku membawa keluarga mu dan ku habisi mereka dihadapan mu?"
"Tidak jangan apa apa mereka, baiklah aku akan mengatakan nya"
"Jangan juna kau akan mati ditangan bos kita" teriak ela
"Diamlah kau sangat berisik nona" ujar xander lalu menodongkan pistol kearah ela dan eli
Dor
Dor
Dua tembakan berhasil mengenai ela dan eli seketika mereka tumbang dengan darah yang terus mengalir membuat juna yang melihat nya bergedik ngeri
"Urus mayat mereka"
"Baik tuan"
"Cepat katakan!!"
"Tuan nathan" jawab juna gugup
"Kenapa dengan bajingan itu?"
( kalian masih inget sama nathan? ada di bab 1 )
"Kenapa dia menyuruh mu"
"Karena tuan sudah membunuh kedua orangtua tuan nathan"
"Hah sepertinya ada kesalah pahaman disini"
"Baiklah kau boleh bebas tapi ingat jangan pernah mengusik keluarga ku lagi atau keluarga mu akan mati di tangan ku, mengerti?"
"Mengerti tuan, terimakasih"
"Hm"
Ok kita balik ke ravael
"Baby sini" panggil rajendra
Dengan malas ravael berjalan kearah rajendra lalu duduk disamping kakeknya. Ravael hanya menatap kearah xander dengan tatapan benci dan kecewa sedangkan xander yang melihat tatapan putra nya semakin merasa bersalah
Kenapa dia lebih percaya sama juna dan dua maid itu dibanding putra nya? Ayah macam apa itu?
"Ada apa?"
"Maksudnya boy?" tanya rajendra bingung
"Kenapa dia kesini"
Deg
"Kenapa sakit? Dia tidak memanggil ku daddy lagi" batin xander dengan sedih
"Hah daddy mu memaksa masuk kedalam mansion ini padahal opa sudah bilang untuk pulang ke indonesia tapi dia tetap kekeh ingin bertemu dengan mu el"
"Untuk apa? Apa dia sudah menyesal?"
"Ya dia sudah menyesal" jawab alita
"Oh" jawab ravael membuat xander tersenyum kecut
"Kau tak ingin memaafkan nya baby?" tanya rajendra
"Entah" jawab ravael sambil mengangkat bahu nya acuh lalu pergi begitu saja meninggalkan mereka yang masih terdiam
"Hah kau lihat lah xander sepertinya anakmu membenci dirimu papah harap kamu bisa membuat el memaafkan mu berusaha lah papah yakin el bakal memaafkan mu" ujar rajendra sebenernya dia juga kasihan dengan anak nya namun apa boleh buat
tbc
ravael up nih
jangan lupa vote dan komennya
selamat membaca

KAMU SEDANG MEMBACA
Ravael Radensa F
Teen FictionRavael Radensa F, pemuda yang diabaikan oleh keluarganya karena dia sudah dituduh oleh bodyguard ayahnya bahwa ia yang telah membunuh ibunya padahal pelakunya bukan ravael melainkan orang lain Ravael diasingkan oleh keluarganya bahkan dia tidak dia...