28

1.5K 76 10
                                    

Sesampainya dirumah sakit xander, rajendra dan aleo turun dari mobil mereka bertiga langsung masuk kedalam rumah sakit.

"Dok ini ada yang mau donorin darah nya buat anak saya" ucap xander.

"Baik mari ikut saya"

Aleo dibawa keruangan khusus untuk diambil darahnya. Beberapa menit kemudian darah aleo telah diambil dan ia disuruh istirahat oleh dokter yang menanganinya.

"Kenapa mereka lama sekali pah" ucap xander.

"Kamu tenang saja xander sebentar lagi mungkin" ucap rajendra berusaha menenangkan anaknya yang terlihat gelisah.

Ceklek

"Gimana dok?" Tanya xander.

"Pasien sudah lebih membaik kita hanya tunggu pasien siuman saja"

"Gimana keadaan aleo?" Tanya rajendra.

"Aleo sekarang sedang istirahat, setelah ia mendonorkan darah nya tiba tiba ia mengeluh pusing jadi saya suruh dia untuk istirahat" ujar dokter dan diangguki rajendra.

"Boleh saya masuk dok?" Tanya xander.

"Silahkan pak"

Xander dan rajendra masuk kedalam ruangan ravael, xander sangat bersyukur karena ada yang mau mendonorkan darahnya untuk ravael.

"Hai anak daddy, kamu kapan bangun nya sayang? Daddy kangen sama kamu" ucap xander sambil mengusap lengan ravael yang tak di infus.

Ceklek

"Dad gimana keadaan adek?" Tanya avrian.

"Dia belum sadar." Ucap xander tertunduk lesu namun kemudian xander merasakan tangan ravael yang bergerak menandakan anak itu akan terbangun

"Eugh" lenguh ravael

"Baby?"

Ravael menatap xander dan avrian secara bergantian membuat xander tak bisa menahan senyuman yang terus terukir di bibir nya

"Akhirnya kamu sadar juga nak" ucap xander sedikit bergetar

"D-daddy"

"Iya sayang ini daddy, el butuh sesuatu hm?"

"H-haus"

Xander segera membantu ravael untuk duduk dan mengambil minuman yang ada di nakas lalu memberikannya kepada ravael

Setelah selesai minum ravael kembali berbaring dan menanyakan keadaan daddynya

"Daddy kok agak kurus sih? Daddy jarang makan ya?" Tanya ravael membuat xander dan avrian terdiam

Memang sejak pendonoran itu xander lebih memilih tidak mengurusi tubuhnya alhasil sekarang tubuh nya agak sedikit kurus karena xander tidak menjaga pola makan nya

"Daddy jawab"

"Daddy tidak makan karena khawatir dengan keadaanmu" ucap avrian membuat xander langsung menatap tajam anaknya yang telah mengatakan itu sedangkan avrian hanya acuh dan menatap daddynya dengan datar

"Apa benar dad?" Tanya ravael

"Tidak baby, abangmu itu sangat suka berbohong" ucap xander sambil tersenyum

"Mencurigakan" gumam ravael namun masih bisa di dengar oleh xander dan avrian karena ruangan itu sangat sepi

Ravael menatap kesekeliling kamarnya lalu ia tak sengaja melihat seorang pemuda yang tengah berbaring diatas brankar rumah sakit

"Daddy dia siapa?" Tanya ravael

"Dia yang udah donorin darahnya buat kamu" jawab xander

"Namanya aleo anak dari sahabat daddy dulu" lanjut xander

"Sekarang keadaan nya gimana?"

"Baik, namun dia harus istirahat karena telah mendonorkan darahnya untukmu"

Ceklek

"Dad makanlah kau dari kemarin belum makan" ucap alvaro membuat semua yang ada diruangan tersebut menoleh kesumber suara

"Dad-"

"Iya nanti daddy makan" ucapan ravael terpotong oleh xander

"Sekarang." Ucap avrian datar

"Ck, baiklah daddy makan" ujar xander pasrah lalu mengambil makanan yang ada di tangan alvaro sedangkan avrian dan alvaro menghampiri brankar ravael

"Baby, gimana keadaan kamu?" Tanya avrian

"El baik bang"

"Nih abang bawain buah buahan buat baby" ucap alvaro sambil memperlihatkan buah buahan yang ia bawa

"Wahhh el mau makan pisang bang" ucap ravael antusias

"Ok"

Alvaro menyimpan buah buahan tersebut dinakas lalu membuka plastik yang menutupi buah tersebut dan mengambil buah pisang untuk ravael

"Nih"

"Makasih bang"

"Hm sama sama"

Ravael pun memakan pisang tersebut dengan nikmat, beberapa menit kemudian xander telah selesai dengan acara makannya ia melihat aleo yang sudah terbangun dan langsung saja ia menghampiri anak itu

"Apa kau baik baik saja?" Tanya xander

"Ya, aku baik baik saja"

"Apa kamu lapar?" Tanya xander lagi namun kali ini dibalas gelengan oleh aleo membuat xander menghela nafas

"Daddy" panggil ravael membuat xander menoleh kearah putra bungsunya

"Ada apa baby?"

"Dia aleo?" Tanya ravael

"Panggil dia abang baby karena dia lebih tua dari mu" ucap xander

"Oh"

Aleo terbangun dari tidurnya ia agak sedikit pusing namun tetap bisa menahannya

"Kau mau kemana?" Tanya xander ketika melihat aleo sudah berdiri

"Aku ingin pulang." Ucap aleo datar

"Tidak, kau harus istirahat dulu disini sampai kondisi mu benar benar pulih"

"Saya sudah tidak papa tuan, jadi ijinkan saya untuk pulang"

"Baiklah tapi kau akan diantar oleh supirku"

"Tidak ada penolakan aleo." Lanjut xander ketika melihat aleo yang hendak protes

"Hm"

"Sebentar saya teleponkan supir saya dulu, atau kau ingin diantar oleh avrian?"

"Tidak usah"

"Baiklah"

Xander mengambil benda pipih nya di dalam saku lalu menghubungi supir pribadinya untuk kerumah sakit. Beberapa menit kemudian supir pribadi xander sudah tiba di depan rumah sakit dan ia memberitahukannya kepada aleo

"Kalo gitu saya permisi tuan"

"Tunggu, biar anak saya yang mengantar kamu sampai depan" cegah xander dan diangguki aleo

"Boy, antarlah aleo sampai depan" ucap xander kepada avrian

"Hm"

Avrian berjalan lebih dulu dan disusul oleh aleo dibelakang sedangkan alvaro hanya diam sambil memainkan ponselnya. Xander mendekat kearah brankar ravael lalu menyuruh anak itu untuk istirahat

"Istirahatlah baby"

"Oke dad"



















tbc

maaf nih baru up😭
kalian masih nungguin cerita ini ga?
jangan lupa vote dan komennya

selamat membaca ~

Ravael Radensa F Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang