Disebuah tempat kini avrian dan alvaro sudah tiba di eropa mereka untuk sementara waktu tinggal di hotel karena hari sudah sangat malam mungkin sekitar jam 2 malam
Avrian segera membereskan barang barang nya begitu pula dengan alvaro mereka satu kamar bahkan mereka pun tidur berdua karena mereka hanya memesan satu kamar
"Lo mau langsung tidur atau makan dulu" ujar avrian
"Makan, lagi pula gue laper" jawab alvaro dan diangguki oleh avrian
Mereka berdua pun mengambil makanan yang sudah di pesan oleh avrian lalu mulai memakannya
"Bang, besok kita bawa apa buat adek?" tanya alvaro"Buah mungkin"
"Selain buah bang"
"Gatau"
"Ck!"
"Dah lah serah abang aja" ujar alvaro lalu melanjutkan kembali makan nya
Keesokannya ~
Avrian bangun lebih awal dari adiknya dia berjalan ke arah kamar mandi untuk mandi setelah selesai avrian memakai baju nya lalu mulai memesan makanan lagi karena avrian tidak bisa masak kalaupun dia bisa sudah pasti dia akan memasak sekarang di dapur
Avrian membangunkan alvaro yang masih nyenyak dengan tidurnya dia menepuk nepuk pipi alvaro supaya anak itu bangun
"Bangun varo"
"Apa?" tanya alvaro dengan mata sayu
"Bangun, terus mandi lo gak lupa kan kita mau ke rumah sakit?"
"Iya gue inget"
Alvaro beranjak dari kasur lalu pergi menuju kamar mandi sedangkan avrian dia duduk sambil bermain hp dan menunggu pesanan nya datang
Selesai mandi alvaro segera memakai baju di kamar mandi karena dia lupa bawa baju alhasil dia keluar menggunakan handuk sebatas perut ga mungkin kan kalau alvaro pakai baju di hadapan abang nya? Malu lah anjir emang gue cowok apaan
Beberapa menit kemudian pesanan avrian sudah datang dia langsung saja memberikan nya kepada alvaro dan di terima oleh alvaro lalu mereka berdua pun makan bersama tidak ada pembicaraan hanya ada suara ponsel saja yang menandakan mereka lagi scroll tiktok
Selesai makan avrian dan alvaro langsung saja bersiap untuk pergi kerumah sakit dimana adik nya di rawat tapi sebelum kerumah sakit mereka sempat berhenti disebuah penjual buah
"Pak buah nya satu" ujar avrian sambil mengambil buah yang ada di keranjang
"Baik den, total nya jadi 60rb" ucap penjual buah
Avrian segera merogoh saku celana nya dan mengeluarkan dompetnya lalu memberikan uang 100rb ke penjual tersebut dan langsung diterima oleh penjual tersebut
"Aduh gimana ya den belum ada kembalian nya, saya baru aja buka" ujar penjual buah itu bingung
"Yaudah uang nya buat bapa" ujar avrian santai lagian kalau cuma seratus gapapa kan? Toh dia punya banyak uang
"Aduh den saya jadi gaenak"
"Gapapa pak ambil aja, saya juga lagi buru buru" kata avrian
"Yaudah atuh makasih ya den"
"Iya sama sama pak kalo gitu saya permisi"
"Iya den silahkan"
Avrian dan alvaro berjalan kearah mobil mereka dan langsung menghidupkan mesin nya
Sesampainya dirumah sakit mereka berdua berjalan kearah ruangan adik mereka karena daddy mereka sudah memberitahu dimana ruangan ravael
Disisi lain kini ravael sedang baringan diranjang karena luka nya belum kering kadang kalau dia makan harus berbaring karena kalau duduk takut luka nya kebuka tapi sepertinya tidak
"El nanti abang kamu bakal kesini" ujar xander karena hanya ada mereka berdua saja sedangkan alita dan rajendra sudah pamit
"Abang" gumam ravael
Entah lah ravael masih ingat kelakuan abang nya yang hanya diam saja ketika dia di pukul dan dicambuk oleh ayah mereka
"El maafin mereka ya? Semua kesalahan ini terjadi karena daddy, daddy gak becus jadi ayah buat kalian" ujar xander sedih
"Daddy gaboleh ngomong gitu, el bakal maafin mereka tapi mereka harus mau menuruti permintaan el" ujar ravael
"Baiklah"
Ceklek
Pintu terbuka menampilkan sosok kedua abang ravael yang tengah berdiri diambang pintu akhirnya mereka bisa bertemu dengan adik mereka adik yang mereka rindukan akhirnya sudah ada di depan mata mereka sendiri
Langsung saja mereka berdua menghampiri xander yang tengah berbicara dengan ravael
"Daddy" panggil avrian
"Kenapa?" tanya xander
Kini tatapan avrian beralih ke ravael yang hanya diam sambil menatap kearah dirinya avrian tau mungkin saja adik nya itu belum memaafkan nya alhasil adik nya mendiami nya
"Dad, rian mau duduk di samping el" ujar avrian
Xander menatap ravael untuk meminta persetujuan dari anak nya dan diangguki oleh ravael langsung saja avrian duduk didekat ravael dan duduk di pinggir ranjang ravael
Avrian mengambil tangan kiri ravael yang terbebas dari infus lalu menggenggam nya dengan lembut sesekali dia usap lengan adik nya itu
Ravael hanya diam sambil menikmati elusan dari abang sulung nya dia diam bukan berarti gamau maafin avrian dan alvaro hanya saja dia ingin tahu seperti apa sih abang abang nya ini mau meminta maaf
Apakah bakal pasang muka memelas? Atau malah mau nangis? Ah membayangkan nya saja ravael udah ngakak duluan. Bagaimana kalau itu terjadi? Sudah pasti ravael akan tertawa keras abang abang nya yang terkenal dingin dan cuek kini memasang wajah memelas mereka
Sungguh lucu sekali.
"El abang mau minta maaf, abang tau abang salah seharusnya abang percaya sama el dibanding dengan daddy" ujar avrian dan langsung ditatap tajam oleh xander kenapa dirinya dibawa? Tapi emang benar sih semua ini kesalahan dirinya kalau saja dia percaya sama bungsu nya mungkin ini tidak akan terjadi
tbc
apa avrian dan alvaro akan dimaafkan? atau malah sebaliknya
jangan lupa vote sama komen nya^_^
klo ada yg typo langsung aja komen supaya di perbaiki🙏
selamat membaca ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Ravael Radensa F
Teen FictionRavael Radensa F, pemuda yang diabaikan oleh keluarganya karena dia sudah dituduh oleh bodyguard ayahnya bahwa ia yang telah membunuh ibunya padahal pelakunya bukan ravael melainkan orang lain Ravael diasingkan oleh keluarganya bahkan dia tidak dia...