Malas rasanya diri untuk pulang ke rumah, jika ujungnya bertemu dengan seorang yang kejam di rumah, ingin sekali seharian tak berada di rumah. Selesai mata kuliah, Arlan memilih untuk pergi ke tempat parkiran, di pasar Tebe, mencari penghasilan sekaligus mengobrol dengan Dendi untuk mengisi waktu kosong. Hingga tak terasa waktu, bulan telah menyongsong matahari. Segera tegak kedua lutut Arlan, berpamitan dengan Dendi, sehabis itu beranjak pergi menaiki kendaraan sport roda dua miliknya.
Berpacu kendaraan yang di naiki Arlan, segera menuju ke kost wanita yang menjadi kekasihnya saat ini. Setiba di tempat, tanpa ijin terlebih dahulu Arlan menyelonong masuk ke kamar Nathalie, saat mengetahui pintu berwarna putih tersebut terbuka. Tersenyum kecil Arlan saat menginjakan kakinya di dalam kamar, saat gendang telinganya mendengar suara percikan air di balik pintu berwarna biru.
"Siapa?" tanya Nathalie penuh kecemasan, dari dalam kamar mandi.
Terhenti tangan Arlan yang akan membuka pintu kamar mandi, merasa bukan saatnya untuk melakukan hal senonoh yang di inginkannya. "Ini aku, Arlan ... . " Seru Arlan didepan pintu kamar mandi.
"Syukurlah, aku pikir orang lain yang berniat jahat, tumben enggak ketuk pintu terlebih dahulu."
"Iya, aku sengaja, niatnya ingin mengejutkan kamu. Btw, kamu masih lama?"
"Sebentar lagi, Sayang ... Oh, yah, aku boleh minta tolong padamu. Ambilkan pakaian dalamku serta kemben dan celana jeans pendek biru milikku, di dalam lemari."
"Baiklah ... . "
Mendapat perintah dari Nathalie, Arlan lekas bergerak mengambil barang yang dipinta oleh Nathalie. Kembali Arlan berdiri di depan pintu berwarna biru tersebut. Setelah Arlan mengetuk pintu di depannya, Nathalie setengah membuka pintu tersebut menampilkan sedikit wajahnya dari dalam kamar mandi kepada Arlan, membuat Arlan tertegun melihat wajah Nathalie yang sedikit basah.
Beberapa detik kedua sepasang kekasih tersebut saling menatap. "Pikir apa kamu, Sayang, mana pakaian yang ku pinta?" Tersenyum Nathalie melihat Arlan yang terdiam sedang membayangkan sesuatu.
Saat Arlan mengoper pakaian yang ada ditangannya kepada Nathalie, kaki Arlan bergerak maju lebih dekat dengan pintu. Tanpa basa-basi, Arlan melewati pintu berwarna biru tersebut, napas yang menderu menggelora terhembus dari lubang hidungnya, melihat tubuh Nathalie bagaikan jam pasir tanpa sehelai kain yang menutupinya.
Seketika Nathalie menggigit bibir merahnya yang basah sembari tubuhnya menyandar di dinding kamar mandi. Keduanya saling menatap lurus dengan penuh kehangatan. Merasakan telapak tangan yang begitu hangat menyambut pipi yang tirus, Nathalie mulai memejamkan matanya.
Beberapa senti di samping lubang telinga Nathalie, terhenti wajah Arlan bergerak. "Mari kita lanjutkan di hotel, aku ingin bersenang bersamamu malam ini di sana, denganmu ... Apa kau menginginkannya?" Bisik Arlan dengan suara yang parau.
Setelah melihat Nathalie mengangguk, Arlan segera menjauh dari hadapan Nathalie.
"Bersiaplah, aku akan menunggumu di depan." Ucap Arlan di sela pintu, sebelum melanjutkan gerak kakinya yang akan meninggalkan Nathalie di dalam kamar mandi.
Dengan wajah tampak penat, Arlan mencoba untuk tenang manahan hasratnya. Beberapa menit di atas jok motor, akhirnya sang pujaan kekasih keluar dengan jaket cokelat serta celana jeans biru pendek serta sepatu cokelat yang membuat wanitanya tampak begitu anggun. Tak pakai lama, Arlan segera pergi ke sebuah hotel bintang lima bersama dengan Nathalie. Menyewa kamar, double bed, segera kedua sepasang kekasih itu masuk ke dalam kamar yang begitu eksotis.
Keduanya saling melempar senyum sesaat, setelah pintu kamar terkunci dari dalam. Berjalan dengan anggun sembari membuka jaket, Nathalie perlahan menyandarkan bokongnya di atas ranjang berwarna putih. Dari atas ranjang Nathalie memberi kode jari kepada Arlan untuk mendekat, kemudian Arlan membuka kuncir rambutnya, lalu mulai meluruskan kedua tangannya kebelakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pecandu kelam
RomanceNarkoba sudah menjadi sebagian dari hidup Arlan Adiva bersama sahabatnya Dendi Jack, serta Nathalie Disa sebagai pacar dari Arlan. Mereka sangat menikmati narkoba tersebut hingga membuat mereka sulit untuk melepaskan diri dari narkoba, hal tersebut...