Sepulang dari pantai, sesampainya dirumah Rahel, Arlan segera mengambil kendaraan roda dua miliknya, memacu kendaraannya untuk pergi kerumahnya. Sedangkan Rahel dengan Rafa yang masih merasakan lelah, melanjutkan istirahat. Membaringkan tubuh di atas ranjang, Rahel seketika tersenyum sendiri membayangkan hal yang begitu romantis, semalam dilakukannya dengan Arlan, hal yang menurutnya sangat berkesan dalam kehidupannya.
Seketika bel rumah miliknya berbunyi, disaat mata akan terpejam erat. Mengharuskan Rahel untuk membuka kedua kelopak matanya kembali, beranjak pergi kedepan pintu. Membuka pintu rumah, melihat sosok Rahlan berdiri di sela pintu. Tersenyum keduanya saling memandang lurus. Dengan erat Rahlan memeluk pujaan hatinya yang sudah beberapa bulan ditinggalkannya.
"Bagaimana harimu kebelakangan ini, Sayang?" tanya Rahlan perlahan melepas pelukannya.
Mendengar kalimat yang terlontarkan dari Rahlan, membuat Rahel seketika menampilkan wajah merasa bersalah sesaat. "Ada, kah yang salah dari hubungan kita?" sekali lagi Rahlan melontarkan pertanyaan, memperhatikan ekspresi istrinya yang nampak seperti memiliki permasalahan.
"T--tidak, kok, aku baik-baik saja belakangan ini ... cuman hanya merindukanmu saja, saat kamu tiada dirumah dan tidak ada kabar selama kamu pergi."
"Maaf, aku terlalu sibuk bekerja, hingga melupakan memberi kabar kepadamu ... oh, yah, Rafa mana?"
"Ada di kamarnya, dia sedang tidur. Kemarin kami habis pergi liburan kepantai." Jawab Rahel memberi tahu mengenai keberadaan anaknya.
"Ya, sudah kalau begitu ... ." Seketika perut Rahlan berbunyi kroncongan.
"Ups, sepertinya kamu lapar, yah, Sayang ... mari biar kubuat makanan." Ujar Rahel setelah mendengar perut Rahlan yang berbunyi barusan.
Wajah yang senang terhias pada Rahlan, melihat respon Rahel sebagai istri yang begitu pengertian. Mereka segera beranjak ke ruang makan, sesampainya disana, Rahlan dengan tenang duduk disebuah kursi, ruang makan, menunggu sang istri yang kini tengah sibuk diruang dapur untuk menyiapkan sarapan. Sebelum istrinya kembali, seketika Rafa lewat.
Melihat sosok ayahnya yang tengah duduk diruang makan, Rafa lekas mendekatinya. "Hai, papi, sejak kapan sampai?" raut wajah rindu Rafa mulai terhias, menatap ayahnya.
"Barusan saja Papi tiba ... oh, yah, Papi dengar kamu kemarin liburan kepantai bersama Mommy, yah?"
"Benar sekali, Pap, seru pokoknya ... ditambah lagi kemarin ada kak Arlan menemani, rasanya aku memiliki kakak sungguhan."
Mendengar Rafa menyebut nama seorang pria, membuat Rahlan penuh curiga mengenai istrinya saat liburan kepantai. Dengan kuat Rahlan menghembuskan napasnya, menahan rasa amarahnya. Berusaha Rahlan untuk berpikir positif mengenai pria yang menjadi dugaan simpanan istrinya. Seketika Rahel kembali kehadapannya membawakan beberapa lauk pauk serta nasi yang ditaruhnya di atas meja. Berusaha Rahlan terlihat baik-baik saja saat mereka berlangsung menyantap hidangan yang memiliki aroma menggoda.
Usai makan, Rafa yang masih merasa lelah tubuhnya segera bangkit berdiri. "Papi, aku duluan yah kekamar, aku lelah ingin tidur." Pamit Rafa untuk meninggalkan kedua orangtuanya.
"Baik, istirahatlah yang cukup, yah, nak ... nanti sehabis bangun tidur kita pergi ke timezone." Balas Rahlan dengan nada yang tenang.
"Benar, Papi?"
"Yah, sudah sana istirahat dulu ... ." Mengangguk kepala Rahlan dengan wajah serius.
"Dah, Papi dan Mami ... ." Kata Rafa sebelum benar-benar meninggalkan kedua orangtuanya didapur.
"Dah ... ." Balas Rahlan dengan Rahel kepada anaknya.
Kedua bola mata yang sudah tak melihat lagi punggung Rafa, seketika rahang Rahlan mengeras dengan sendirinya, menatap lurus ke arah Rahel dengan pandangan layaknya singa yang akan menerkam mangsanya. Memperhatikan raut wajah Arlan, membuat jantung Rahel berdegup tak karuan. Dengan kepala merunduk, bibir bawah yang digigit sendiri, Rahel terlintas pikiran bahwa Rafa menceritakan mengenai Arlan yang ikut bersamanya ke pantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pecandu kelam
RomanceNarkoba sudah menjadi sebagian dari hidup Arlan Adiva bersama sahabatnya Dendi Jack, serta Nathalie Disa sebagai pacar dari Arlan. Mereka sangat menikmati narkoba tersebut hingga membuat mereka sulit untuk melepaskan diri dari narkoba, hal tersebut...