Tak kuat untuk menahan

346 3 0
                                    

Terlihat begitu tegar kedua kaki menginjak sebuah aspal yang terasa sangat panas, menata kendaraan yang berdatangan serta berpegian, sudah menjadi suatu kewajiban yang harus dijalani untuk mencari sesuap nasi mengisi perut yang masih terasa kosong. Terarah kedua mata Dendi saat melihat seorang pria turun dari dalam sebuah mobil bersama dengan pria lainnya.

Sadar akan dirinya saat ini tidak ditemani oleh Arlan, membuat Dendi merasa penuh waspada sedikit ketakutan dengan beberapa orang yang saat ini harus dihadapinya. Sebagai salah satu petugas parkir serta keamanan pasar, Dendi memberanikan diri untuk menghadap langsung salah satu pria yang mengenakan kacamata hitam sebagai pemimpin dari ketiga orang yang bersamanya. Dengan hembusan napas yang berat dan tangan yang terkepal kuat. Berusaha Dendi untuk lebih tenang menghadapi masalah yang akan terjadi kedepannya agar dirinya tetap aman.

Turun dari mobil, lekas Rangga mengarahkan kakinya pada Dendi yang berada beberapa meter disekitar tempatnya menampakkan kaki di jalan. "Selamat siang, senang bertemu dengan anda saat ini ... sebelumnya maaf telah menganggu anda yang sedang bekerja." Sapa Rangga dengan raut yang begitu ramah.

"Mau apa lu?" mengerut dahi Dendi dengan memicingkan mata kedepan, sedikit merasa heran dengan sambutan yang diberikan oleh orang yang telah menjadi rival lawannya.

"Rilex aja, bro ... ." Sala satu tangan Rangga sedikit menaikkan kacamata hitam ke atas kepala, secara langsung menatap Dendi dengan sedikit mengangkat kedua alisnya. "Kali ini gue lagi tak ingin ribut, karena bukan lu yang gue incar."

"Lalu apa yang lu inginkan?" penuh penasaran raut wajah Dendi mencari inti dari permasalahan yang sebenarnya.

"Ingin mengajak lu bekerja sama ... gimana apa lu siap untuk diajak kerjasama?"

Terdiam Dendi mendengar tawaran yang diberikan oleh Rangga, tak ingin Dendi langsung mengiyakannya dikarenakan tak ingin dia merasa terugikan kedepannya mengenai tawaran yang belum disebut tugasnya serta alasannya. Terlebih selama ini rival Arlan sahabatnya dengan rival Rangga saling berlawanan, sehingga membuat Dendi untuk berpikir panjang untuk menjawabnya dan mempertanyakan terkait tugas yang akan diberikan nanti.

Melihat reaksi dari Dendi yang masih belum yakin dengan tawaran yang diberikannya, Rangga dengan santai lebih dekat dihadapan Dendi. "Ajudan ... ." Sesaat jemari Rangga memetik memberi kode kepada dua anak buahnya yang menggenggam sebuah koper untuk berdiri disampingnya.

Tiada henti kedua bola mata Rangga menatap tajam ke arah mata Dendi. "So, kedua koper yang dipegang oleh anak buah gue berisi uang senilai satu miliar. Dan gue berencana akan memberikan ini semua sama lu dengan syarat bekerja sama gue ... bagaimana?" Lanjut Rangga mengeluarkan kalimatnya untuk memperkuat kondisi untuk dipercayai oleh lawannya.

Mendengar hal tersebut, tentunya semua orang pasti akan tergiur akan hal tersebut. Dikarenakan jaman yang begitu sulit untuk mencari pendapatan seperti saat ini bagi orang yang kurang dalam pendidikan, membuat pikiran Dendi sedikit tergoyahkan dengan godaan tersebut. Dengan keras kepala Dendi berpikir mengenai tanggapan pasti yang harus diberikannya, mulai terselip pikiran mengenai satu hal kemungkinan yang akan terjadi jika dia menerimanya dan satu hal yang akan terjadi jika dia menolaknya. Hal mengenai persahabatannya dengan Arlan pasti akan terputus, dikarenakan menerima tawaran tersebut. Sedangkan kemungkinan jika dia menerimanya, dia akan menjadi orang yang bisa menikmati kehidupan yang selama ini menjadi impiannya.

Setelah berpikir beberapa menit, akhirnya Dendi mulai membuka mulutnya. "Emang apa tugas yang harus kita lakukan agar aku menerima semua uang yang kamu akan berikan tersebut?" Mencoba Dendi untuk mencari kepastian.

"Tugasnya gampang, kok, lu cuman jadi pengkhianat dari sahabat lu dengan perlahan membunuh keluarga sahabat lu serta sahabat lu sendiri secara perlahan. Gimana lu mau terima atau enggak?" Terang Rangga, lalu mengangkat kedua alisnya.

Pecandu kelamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang