(+21)Liburan penuh kenikmatan

2.9K 5 0
                                    

Di atas ombak laut, bawah sinar matahari yang mulai terbenam, Rahel bersama dengan Arlan dan Rafa bagaikan sebuah keluarga utuh yang sedang liburan. Mulai dari bermain pasir, percikan air, serta diselingi dengan sedikit obrolan yang berkesan. Hingga membuat waktu tak terasa, langit yang tampak bulan gelap, mengharuskan Rahel bersama dengan Rafa untuk menyudahi aktifitasnya dipantai. Segera Rahel dengan Rafa pergi ke sebuah kamar yang sudah disewa untuk beristirahat.

Sesudah kepergian Rafa dengan Rahel, sekitar pantai mulai tampak sunyi. Dengan lurus kaki Arlan bersandar di atas pasir kuning, mulai mengambil secarik puntung tembakau dari kantong celananya. Menikmati asap tembakau yang dihirupnya bersama dengan hembusan angin ditepi pantai. Beberapa menit kemudian Rahel datang menghampiri Arlan, di atas sebuah kursi kayu panjang, di bawah pendopo, Rahel mulai menyandarkan tubuhnya.

Kedatangan Rahel, membuat Arlan lekas bangkit berdiri dari atas pasir kuning, mendekat Arlan kepada Rahel. "Wow, kamu hari ini tampak begitu bersinar sekali mengenakan dress berwarna putih tersebut." Puji Arlan yang mulai menyandarkan tubuh di atas sebuah kursi samping Rahel membaringkan tubuh.

Memerah pipi Rahel mendengar pujian barusan, begitu perhatiannya Arlan mengenai pakaiannya saat ini. "Terimakasih, yah ... oh, yah, aku boleh minta tolong padamu?" ujar Rahel sesaat menegakkan punggungnya.

"Minta tolong apa?"

"Bolehkah kamu pijat tubuhku, aku sudah lama ingin sekali merasakan pijatan." Dengan senyum yang merekah Rahel memohon pada Arlan.

"Dengan senang hati aku ingin memijat tubuh Cinderella." Membalas senyum Arlan pada lawan bicaranya.

Mendengar persetujuan tersebut, Rahel mulai tengkurap di atas kursi panjang, setelah memberikan Arlan minyak pijat. Lekas membuat Arlan membalurkan minyak pijat yang diberikan tersebut ketubuh Rahel. Dengan lembut telapak tangan Arlan mulai memijati bagian tubuh belakang Rahel, merasakan setiap permukaan kulit yang halus serta tubuh Rahel yang terasa sedikit kenyal. Membuat pikiran Arlan terbayang untuk merasakan percintaan ranjang dengan Rahel yang ketiga kalinya. Dengan kuat Arlan menahan alat kelaminnya yang menegang di balik celana.

Lima belas menit berlangsung, merasa puas dengan pijatan yang diberikan Arlan, kini Rahel mulai membuka mulutnya. "Sepertinya tubuh bagian belakangku sudah merasa enakkan. Kini aku ingin meminta tolong padamu lagi, boleh?" Pinta Rahel yang mulai membalikkan tubuhnya.

"Tentu saja boleh, memang apa yang bisa kubantu selanjutnya?"

"Sekarang kita pergi kekamar kamu, yuk ... ."

"Ayo ... ."

Keduanya mulai beranjak pergi ke sebuah kamar yang telah disewa. Sepanjang perjalanan tak henti Arlan untuk mencari cara, mendapatkan momen agar bisa bercinta dengan Rahel setelah membantu Rahel malam ini. Setelah pintu kamar telah terbuka, keduanya saling memberikan senyum yang begitu hangat.

Sejenak Rahel berdiri ditempat. "Tolong bantu aku lepaskan dress ini." Pinta Rahel, setelah membuka setengah dres putih yang dikenakannya.

Dengan segera Arlan membantu Rahel untuk membuka dress tersebut. Sehingga tampak Rahel kini tak mengenakan sehelai kain menutupi tubuhnya yang indah layaknya gitar spanyol. Membuat kedua bola mata Arlan tak berkedip sedikitpun menatap Rahel saat ini. Tersenyum Rahel melihat Arlan tampak mulai tergoda dengannya, kini Rahel mulai membaringkan tubuhnya diatas ranjang.

"Sekarang aku minta tolong, pijat bagian tubuh depanku." Lanjut Rahel lagi-lagi meminta tolong.

Tak sanggup untuk membuka mulut, Arlan dengan segera membaluri minyak pijat ke bagian tubuh depan Rahel, perlahan tangan Arlan bergerak menyusuri setiap permukaan kulit tubuh bagian depan Rahel yang membuat libido Arlan semakin tak tertahan. Satu menit memijat, seketika Arlan terdiam memandang lurus pada Rahel yang ada di bawahnya dengan wajah yang cantik begitu menggoda.

Pecandu kelamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang