Mata yang lelah, kini mulai terbuka, wajah tak menyangka Arlan melihat dirinya yang bermalam bersama dengan wanita disampingnya. Dengan sendirinya pipi Arlan terdorong membentuk senyum melihat wajah wanita begitu cantik yang ada bersamanya saat ini, tanpa mengenakan busana dibalik selimut. Sedikit menggeser poni rambut Rahel yang sedang berpura-pura tidur, Arlan beranjak keluar dari kamar.
Terbuka lebar kedua kelopak mata Rahel, usai mendengar suara pintu tertutup. Ditempat Rahel masih terbayang dengan kecupan Arlan yang mendarat di dahinya yang begitu hangat. Mengingat Rafa yang akan pergi ke sekolah, bangkit berdiri Rahel mengenakan pakaiannya yang semalam berserakan di lantai. Rahel lekas pergi ke dapur untuk melakukan rutinitasnya sebagai seorang ibu membuatkan sarapan untuk anaknya.
Sebelum melangkahkan kaki untuk lanjut ke dapur, terhenti Rahel di hadapan Arlan yang tengah duduk di ruang tamu. "Eits, sibuk sekali pagi ini dengan handphone ... lagi chatting seseorang, yah?" Tutur Rahel dengan wajah bergurau.
"Lagi scroll media sosial saja, mencari tutorial untuk menjalani hidup bersama dengan wanita hebat seperti kamu ... ." Ujar Arlan sedikit menengok ke arah lawan bicaranya.
Di buat memerah pipi Rahel mendengar kalimat dari Arlan yang menyanjung. "Oh, yah, kamu suka roti rasa apa?" tanya Rahel menawarkan.
"Roti aku, sih, suka rasa strawberry ... ."
"Serius?"
"Iya, memang kenapa?"
"Aku bingung saja, kok, kita bisa suka rasa roti yang sama, yah? lalu, ini pertama kalinya aku dengar seorang laki-laki yang menyukai roti rasa strawberry." Sekilas menjulang kedua bulu mata badai milik Rahel dengan raut yang sedikit bingung.
"Masalah rasa yang sama, mungkin juga kita akan bersama juga ... ." Jawab Arlan dengan menyisipkan wajah yang tertawa tipis.
Mendengar hal tersebut, membuat Rahel terkekeh tipis. "Benar juga, sih, dan ku harap itu akan terjadi ... baiklah kalau begitu kamu ikut aku ke ruang makan." Ajak Rahel, langsung melangkahkan kakinya kembali.
Di sebuah kursi, ruangan makan, kedua bola mata Arlan teralih pada bagian belakang tubuh Rahel nampak kulitnya yang putih mulus, begitu menggoda. Ingin sekali rasanya Arlan untuk melakukan percintaan hangat kembali pada wanita tersebur. Seketika semua pikiran itu hilang, disaat suara kaki yang mendekat ke arahnya. Menengok Arlan kepada sumber suara yang telah menganggu khayalannya.
Agak terkejut wajah Rafa melihat Arlan yang tengah duduk di atas sebuah kursi. "Lah, kakak dari kapan disini?" mengkerut dahi Rafa menatap Arlan ditempat.
Kedua orang yang ada didapur, pun, terlihat agak bingung untuk menjawabnya, merasa takut akan memberikan jawaban yang pasti. Terlebih Rahel merasa cemas, jika Arlan memberikan informasi mengenai dia yang sedari malam berada dirumah ini.
"Kakak baru saja datang, ingin mengantarkan kamu ke sekolah." Dusta Arlan yang membuat pikiran Rahel mulai tenang.
"Yeay, ya sudah, kak, sehabis aku bersiap, kita pergi naik mobil mama ke sekolahku."
Wajah penuh antusias ditampilkan oleh Rafa, terlihat begitu menggemaskan, membuat Arlan tersenyum. Tiga potong roti panggang yang sudah dipersiapkan oleh Rahel untuk mereka makan bersama, membuat ketiga orang tersebut segera menyantapnya. Hari ini Rafa begitu semangat untuk berangkat ke sekolah, membuat Rafa terburu-buru untuk menata dirinya, tak seperti hari sebelumnya.
~~~
Sangat bersyukur rasanya Rahel, melihat Rafa yang di antarkan oleh Arlan serta hari ini Rahel mendapatkan mengajar pada jam tiga sore nanti, membuatnya bisa rilex setengah hari ini di rumah. Rongga hidung yang mencium aroma tak sedap dari tubuhnya, membuat Rahel untuk segera pergi membersihkan tubuhnya, tak ingin Rahel jika Arlan akan menjauhi karena tak aroma tubuhnya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pecandu kelam
RomanceNarkoba sudah menjadi sebagian dari hidup Arlan Adiva bersama sahabatnya Dendi Jack, serta Nathalie Disa sebagai pacar dari Arlan. Mereka sangat menikmati narkoba tersebut hingga membuat mereka sulit untuk melepaskan diri dari narkoba, hal tersebut...