Setelah membersihkan diri dan mengganti pakaiannya, didepan cermin, Amira merias wajahnya dengan makeup. Sebelum pergi meninggalkan kamarnya, Amira tersenyum didepan cermin untuk meyakinkan dirinya untuk kuat menghadapi hal tugas yang diberikan oleh atasannya. Merasa dirinya telah sanggup dengan rintangan kedepannya nanti, kini Amira segera menjumpai anaknya yang berada dikamar. Tanpa ijin dari anaknya untuk masuk, Amira yang mengetahui pintu berwarna cokelat tersebut tidak terkunci, lekas langsung dibuka olehnya.
Terkesima Amira melihat pandangan sosok Arlan yang tengah telanjang dada, menampilkan tubuh yang begitu atletis membuat sedikit tergoda ditempat. Sadar akan dirinya sebagai seorang yang telah melahirkan serta membeesarkan Arlan, terpejam seketika kelopak mata Amira dengan kepala menggeleng tegas. Tak ingin Amira menindak lanjutkan pikirannya mengenai hubungan yang tak sepantasnya bersama anaknya, mungkin akan merusak masa depannya sebagai seorang ibu, terlebih anaknya yang masih muda.
Duduk ditepi ranjang, salah satu tangan Amira mulai mengguncang tubuh Arlan, berusaha untuk menbangunkannya dari tidur yang lelap. "Good morning, my son. Maaf, telah menganggu tidurmu." Sapa Amira mendapatkan kedua kelopak mata Arlan yang sudah terbuka.
Ditempat Arlan yang melihat ibunya mengenakan tanktop yang begitu keta memiliki warna kulit serta mengenakan bawahan rok mini berwarna cokelat, membuat alat kelamin Arlan seketika menegang ditempat. Dengan cepat Arlan menarik selimut untuk menutupi bawahnya, merasa malu karena telah memandang aneh kepada ibunya sendiri.
"Morning, Mom, tumben membangunkanku pagi ini. Ada apa?" tanya Arlan dengan lurus memandang lensa mata Amira berwarna hijau yang begitu indah.
"Mommy mendapatkan tugas kemarin dari atasan untuk pergi bekerja diluar negeri ... karena Mommy akan pergi dengan waktu yang lama, maka dari itu Mommy berinisiatif untuk menitipkan kamu pada tante Dinda."
"Kenapa musti pada tante Dinda?"
"Yah, karena Mommy percaya sama kakak Mommy, bisa menjaga anak Mommy satu-satunya ini. Bagaimana kamu setuju?"
"Setuju, Mom ... kalau begitu aku akan bersiap-siap."
"Baiklah, Mommy tunggu di ruang tamu, yah ... ."
"Oke ... ."
Setelah Amira pergi keluar dari kamar, Arlan segera bersiap dirinya untuk membersihkan diri serta menyiapkan segala sesuatu yang akan dibutuhkannya. Usai semuanya telah siap kini dirinya mulai menjumpai ibunya. Tanpa berlangsung lama ditempat mereka segera menaiki kendaraan roda empat berwarna cokelat milik mereka, dikendarai oleh Arlan. Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam satu dengan lainnya, merasa bersalaha masing-masing atas pikirannya barusan terhadap hal tabuh yang diluar kendali mereka.
Ditengah perjalanan, saat lampu lalu lintas berwarna merah, sekilas Arlan menatap wajah Amira, lekat dia menatap mata Amira yang memiliki kelopak mata dengan bulu badai menggoda. "Oh, yah, Mom ... memang Mommy diluar negeri, berapa lama?" tanya Arlan berusaha untuk mencairkan suasana.
Sulit rasanya Amira untuk menjawab waktu yang begitu lama akan dia tempuh diluar negeri, dari samping Amira menyandarkan kepalanya dibahu anaknya. "Intinya sebelum kamu wisuda, Mommy akan kembali." Ujar Amira dengan wajah sedikit tertekan.
Merasakan bahwa ibunya begitu keberatan untuk meninggalkannya, Arlan dengan wajah ceria melirik ke arah ibunya sesaat. "Ibu tak usah pikirkan mengenai diriku, aku janji akan menjaga diriku dengan baik asal ibu tidak bersedih saat jauh denganku." Balas Arlan yang tak ingin dirinya menjadi beban pada pikiran ibunya.
Terharu Amira mendengar jawaban dari anaknya yang begitu pengertian, tak tahan Amira sesaat mulai mengarahkan bibirnya pada pipi Arlan yang tirus, sebagai tanda ucapan terimakasih. Tak ingin hanya dicium pipi saja, Arlan yang memiliki perasaan begitu dalam terhadap ibunya, namun tak sanggup mengatakannya, mulai mengalihkan bibirnya untuk bertemu dengan bibir tebal ibunya yang berwarna merah muda tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pecandu kelam
RomanceNarkoba sudah menjadi sebagian dari hidup Arlan Adiva bersama sahabatnya Dendi Jack, serta Nathalie Disa sebagai pacar dari Arlan. Mereka sangat menikmati narkoba tersebut hingga membuat mereka sulit untuk melepaskan diri dari narkoba, hal tersebut...