"Oper ke gue Mark!!" teriak Rafael meminta bola dioper kepadanya.
Markus pun mengoper bola kearah Rafael, dan setelah itu dioper kembali kearah Nando dan menendangnya kegawang lawan.
"GOAL!!" teriak supporter dipinggir lapangan.
Nando pun merayakan selebrasinya, lalu disusul dengan para sahabatnya yang lain merayakan kemenangan sekolah mereka dipertandingan sepakbola antar sekolah.
Beberapa menit kemudian pluit pertandingan pun selesai, dan pertandingan pun dimenangkan oleh SMA KENCANA dengan skors 1-3.
Markus pun menyumbangkan dua Gol untuk sekolahnya.
"Hebat lo Mark nyumbang dua gol untuk sekolah kita." ucap Tama menepok pundak sang sahabat.
"Gue juga hebat kali, kenapa lo gak muji gue!" sahut Nando kesal mendengar Tama tak memujinya.
Tama pun mendelikan matanya,"Baru satu Goal aja udah minta dipuji loh," Cibir lelaki bertubuh tinggi itu.
"Stop guys, lo berdua ngebacot aja dari tadi!" sela Rafael menghentikan perdebatan kedua sahabatnya.
Markus diam saja tak mau ikut ribut hanya karena masalah sepele, lelaki itu terlihat sibuk dengan handphonenya karena sedari tadi ia menghubungi Vanessa tak ada sahutan.
"Kemana cewek sialan itu?" tanya Markus dalam hati.
"Weh liat tuh, gila sigendut kenalan aja tuh sama anak sekolah lain," ucap Tama menunjuk kearah Vanessa dengan seorang lelaki yang baru saja sparing sepakbola bersama mereka.
Markus melihat kearah dimana Vanessa berada dan benar saja, gadis itu tersenyum kearah lelaki bernama Marsel yang merupakan kapten sepakbola SMA KASIH.
"Buruk banget seleranya si Marsel," celetuk Nando.
Sreekk!
Markus bangkit dan pergi meninggalkan sahabat-sahabatnya, ketiga sahabatnya pun melongok heran melihat tingkah Markus yang seperti itu.
"Dia kenapa?" tanya Rafael.
"Entah, kecapean kali." jawab Nando.
"Paling lagi berantem sama Tamara," sahut Tama yang mengira sahabatnya itu bertengkar dengan kekasihnya.
"Makasih ya lo tadi udah bantu gue," ucap Marsel yang merasa senang telah dibantu oleh Vanessa.
"Iya Marsel, kalo gitu aku balik kekelas dulu ya."
"Oke, semoga lain kali kita bisa ketemu!" ucap Marsel.
Vanessa tersenyum mengangguk, dan setelah itu ia pergi menuju kelasnya mengambil tas dan ingin pulang.
Saat dikoridor gadis itu tanpa sengaja berpapasan dengan Markus, yang tengah menggandeng tangan kekasih hatinya.
Vanessa menghembuskan nafas dengan perlahan, terkadang ia bisa cemburu dengan pacar-pacar Markus yang silih berganti, tapi sekali lagi ia harus dihantam oleh kenyataan bahwa dia harus sadar diri selama ini Markus memacarinya hanya sebagai pacar rahasia lelaki itu saja jadi tak ada harapan lelaki itu akan memperlakukan dirinya sama seperti pacar-pacar lelaki itu yang dikenalkan dipublik sebagai kekasihnya.
Vanessa mengambil tas ransel miliknya, gadis itu mengecek isi tas terlebih dahulu karena takut ada yang tertinggal disekolah nanti.
Saat memeriksa isi tasnya gadis itu menemukan sebuah kertas dengan tulisan yang sangat Vanessa hafal, yaitu adalah tulisan milik Markus.
"Hukuman menanti lo gendut!"
Vanessa membuang secarik kertas itu kedalam tong sampah, setelah itu ia menggendong tas miliknya dan pulang kekediamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANCE VANESSA
RomanceWARNING!! DI DALAM CERITA INI ADA BEBERAPA UNSUR ADEGAN 21 TAHUN KEATAS, JADI YANG MERASA UMURNYA MASIH BOCIL DIMOHON UNTUK TIDAK MEMBACANYA. Vanessa, seorang gadis bertubuh oversize yang menjadi kekasih rahasia dari seorang Badboy bernama Markus Ga...