BAB 19

1.9K 90 5
                                    

"Selama ini ternyata hanya aku sendiri yang menaruh cinta dalam hubungan kita."

.
.
.
.

Happy Reading!

Camelia terus mencoba menghubungi Markus, kekasihnya. Wanita itu merasa khawatir karena Markus sangat sulit dihubungi beberapa minggu ini. Bahkan, mereka juga sangat jarang bertemu.

"Mark, kemana sih? Kenapa dia tidak mengangkat panggilanku?" ucapnya dengan kekhawatiran.

Ia sangat cemas dengan hubungannya bersama Markus. Camelia tidak ingin kehilangan Markus karena ia sudah sangat mencintai pria itu.

Camelia mengambil jaket tebalnya dan beranjak keluar dari kamar. Ia berencana mendatangi Markus di apartemennya dan berharap pria itu ada di sana.

"Kamu mau kemana, Came? Nenek melihat kamu seperti sedang terburu-buru," tanya Liliana, nenek Camelia.

Camelia menoleh sembari tersenyum lebar ke arah Liliana, "Came ada janji, Nek, sama Mark. Dia akan mengajak Came makan malam bersama," ucapnya sambil berdusta.

"Lalu, di mana Mark sekarang?" tanya Liliana, mencari tahu keberadaan Mark.

"Mark, dia akan menyusul Camelia di restoran nanti, Nek. Soalnya, dia ada pekerjaan yang harus dia selesaikan terlebih dahulu," jawab Camelia, berusaha berbohong agar Liliana tidak merasa curiga.

"Iya, sudah. Kalau begitu, kamu hati-hati di jalan ya. Sampaikan salam Nenek untuk Mark," kata Liliana.

"Baiklah, Nek. Came pergi dulu."

Cup.

Camelia mencium pipi kanan neneknya dengan penuh sayang, lalu ia berangkat menggunakan Uber yang ia pesan beberapa menit yang lalu.

Sepanjang perjalanan, Camelia terus mencoba menghubungi Markus. Ia khawatir jika pria itu mengalami masalah atau mungkin Markus menjauhinya.

"Kamu kemana sih, Mark? Kamu selalu saja membuatku cemas," ucap Camelia hingga air matanya membasahi pipi.

Begitu tiba di apartemen Markus, Camelia bergegas masuk ke dalam lift. Dia nampak tak sabar untuk segera tiba di sana.

Sesampainya di depan pintu unit kamar Markus, Camelia menekan bel yang ada di sana. Namun, tidak ada seorang pun yang membukakan pintu untuknya.

Dia mencoba berulang kali, namun hasilnya tetap sama. Markus tidak ada di apartemen dan dia tidak tahu di mana pria itu sekarang berada.

Di tempat yang berbeda, Markus tampak sibuk di ruang kerjanya. Pria itu sedang fokus mengerjakan tugas kantor yang diserahkan kepadanya, ia memeriksa satu persatu dokumen tanpa boleh ada yang terlewatkan sedikit pun.

Tidak jauh darinya, Vanessa terlihat sedang menonton televisi. Dia memang sengaja disuruh oleh Markus untuk menemani pria itu selama mengerjakan tugas kantor.

"Masih lama tidak, Mark? Aku ingin kembali ke kamar," tanya Vanessa yang merasa ngantuk.

"Tidur saja di sana, jangan keluar kalau bukan gue yang menyuruh!" balas Markus dengan nada ketus.

Vanessa menghela napas panjang, merutuki Markus dalam hatinya.

"Markus sialan!" umpat Vanessa dengan suara pelan.

Dengan perasaan kesal, wanita itu berbalik badan, membelakangi Markus yang sedang sibuk memeriksa dokumennya.

"Jangan membelakangi gue," perintah Markus.

Namun, Vanessa yang sudah kesal, memilih untuk tidak mendengarkan ucapan Markus. Ia tetap membelakangi Markus.

Sreekk!

ROMANCE VANESSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang