"Di tempat baru ini, aku ingin memulai lembaran hidup baru bersama orang yang sepenuhnya menghargai dan mencintaiku,"
.
.
.
.
Happy Reading Guys!
"Kita sudah sampai, Sayang," ucap Marsel membangunkan Vanessa yang tertidur pulas disampingnya.
Vanessa membuka mata dan membenarkan posisi duduknya, lalu ia menggosok matanya untuk menyesuaikan penglihatan.
"Maaf sayang, aku ketiduran,"ucap Vanessa merasa bersalah.
Marsel menggeleng pelan,"Tidak apa-apa, aku tau kamu sangat kelelahan. Ayo, kita masuk kedalam" ajak Marsel sambil membuka pintu mobil.
Marsel membuka pintu mobil untuk Vanessa, lalu ia membuka bagasi mobil dan mengeluarkan barang-barangnya.
"Sini, biar aku bantu," ucap Vanessa mencoba mengambil alih beberapa barang dari marsel.
"Tidak, sayang. Kamu hanya perlu membuka pintu rumah kita saja. Biar barang-barang ini aku yang bawa," sahut Marsel sambil tersenyum.
"Baiklah, dimana kuncinya?"
"Di saku celanaku, ambil saja," jawab Marsel.
Vanessa pun mengambil kunci rumah yang ada di saku celana Marsel.
Vanessa membuka pintu rumah bergaya European Country itu, lalu Marsel masuk membawa barang-barangnya kedalam rumah mereka.
"Ayo masuk sayang, matahari sudah ingin tenggelam." ajak Marsel.
Vanessa yang masih berdiri di depan pintu, masuk ke dalam rumah, mengikuti jejak kekasihnya.
"Rumah ini sangat indah sayang, berada ditengah pedesaan," ucap Vanessa merasa kagum dengan keindahan sekitar kediaman baru mereka.
"Ini adalah rumah mendiang Kakek dan Nenek ku, sayang. Rumah ini sudah lama tidak ditempati, tapi Mama berusaha membuat rumah ini tetep terawat dan bersih. Ia memperkerjakan orang lokal untuk merawat rumah ini. Jika sewaktu-waktu kita merindukan Kakek dan Nenek, kita biasa kemari," ungkapnya, menjelaskan tentang rumah yang akan mereka tempati.
"Sangat nyaman, aku harap Markus tidak akan menemukan kita di sini," ucap Vanessa penuh dengan harap.
Marsel mendekati kekasihnya dan mendekap tubuh Vanessa, "Cepat atau lambat, Mark akan menemukan kita, Sayang. Mungkin kita hanya sebulan di sini, setelah itu kita akan pergi jauh dari tempat ini, dan hidup menjadi sebuah keluarga ada kamu, aku, dan anak-anak kita kelak," ujar Marsel sambil tersenyum bahagia.
Vanessa pun membalas pelukan Marsel, ia menyandarkan kepalanya di dada bidang pria yang dicintainya.
Dari hubungan yang dijalani saat ini, Vanessa menyadari bahwa lebih baik dicintai daripada mencintai.
Dia merasa lebih baik dicintai oleh Marsel, yang dengan jelas mencintainya, daripada bersama Markus yang hanya menjadikannya sebagai mainan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANCE VANESSA
RomanceWARNING!! DI DALAM CERITA INI ADA BEBERAPA UNSUR ADEGAN 21 TAHUN KEATAS, JADI YANG MERASA UMURNYA MASIH BOCIL DIMOHON UNTUK TIDAK MEMBACANYA. Vanessa, seorang gadis bertubuh oversize yang menjadi kekasih rahasia dari seorang Badboy bernama Markus Ga...