"Pagi buk. "
"Pagi, siapa ya?"
"Temennya Freen Buk. "
"Oalah, "
"Mari. "
Kali ini, seperti mendapat bahan gibahan baru, Sarah dengan semangat menggedor pintu kamar anak gadisnya, tidak peduli ini hari minggu kah, tanggal merahkan, hari h-1 kiamat kah, jika harus bergibah Ia harus melakukannya.
"Bec, bangun, ini udah jam 10, kamu tidur apa lagi gladiresik meninggal sih?"
Tidak ada sautan dari dalam, karena emang setaunya jika hari minggu, itu milik dari masing-masing individu, dan Dia tidak pernah ingin merampasnya, namun beda dengan saat ini, hasrat bergunjingnya sangat menggebu-gebu.
"Bec, bangun, ayam kate Kamu mama goreng ya. "
Tidak sampai 10 detik, muka bantal itu membuka pintu kamarnya dengan kesal, entah apa magnet si putra itu, sampai Becky tidak membiarkan ayam bogel miliknya berakhir di penggorengan sang Mama.
"Giliran ini aja cepet. "
"Apa sih Ma, ganggu banget, ini kan hari minggu, hari di mana semua hal itu bebas, week end, hari bermalas-malasan. "
"Tsk, itu dokter Freen bawa cewe ke rumahnya. "
Mata yang tadinya hampir redup, tiba-tiba cerah secerah cerahnya masa depan Rafatar, apapun yang berhubungan dengan Freen adalah hal yang patut Ia ketahui.
"Masa sih Ma?"
"Malah cantik banget, Kamu mah gak ada apa-apanya. "
"Aku jelek gitu maksud Mama?"
"Ya Mama gak bilang, "
"Aku anak Mama loh, kalau Aku jelek ya Mama juga jelek. "
"Mohon maaf, yang Ibu wariskan kepada sang anak hanya kepintaran, fisik dan sifat itu milik Papa Kamu, jadi kalau Kamu jelek, berarti Papa Kamu jelek. "
Becky memutar bola matanya malas, berseteru dengan sang Mama hanya membuang waktu berharganya saja.
"Minggir, Aku mau ambil minum. "
"Liat sana. "
"Dih, apaan sih Ma, gak penting. "
"Pacarnya kali ya Bec?"
Satu kalimat itu mampu membuat moodnya menjadi jelek, karena Ia juga takut kalau ternyata itu benar adanya.
"Eh itu, itu dokter Freen mau pergi. "
Gimik menyiram tanaman pun adalah yang terbaik untuk saat ini, siapa yang bangun tidur serajin itu, tidak ada kan?, menurut Mereka ini adalah nilai tambah.
"Pagi Tan, Becky. "
"Pagi, week end ini mau kemana dok?"
"Ke Rumah Papa, "
"Pacarnya ya dok?"
"Mantan Saya Tan, "
Dan boom, siapa sangka dengan jawaban itu seketika mampu meruntuhkan semangat Becky di pagi hari minggu nan cerah ini, senyuman yang Ia tunggu ternyata juga ditunggu oleh wanita lain, kadang dunia emang doyan bercanda.
"Namanya siapa?"
"Kath Tan. "
"Salam kenal ya Kath, ah ini anak Tante namanya Becky, "
"Hallo Bec. "
Tidak ada jawaban, gadis itu melengos begitu saja masuk ke dalam rumahnya kembali, tidak perlu gimik itu diteruskan, Ia terlanjur kecewa.
"Eh anaknya udah masuk, Tante masuk juga ya, mau bikin jus dulu, mari..
"Iya Tan. "
Sarah tersenyum geli, Ia suka wajah cemburu Becky, persis seperti istri sah yang tau suaminya selingkuh tapi selingkuhan istrinya lebih cantik.
"Kath itu kayak model ya Bec. "
"Tau ah. "
"Badannya bagus, tinggi, putih, "
"Mihun kali ah. "
"Dia emang idaman banget kayaknya, kenapa putus ama dokter Freen ya Bec?"
"Gak tau, tanya aja sendiri. "
"Padahal serasi loh, dokter Freen juga gitu malah sempurna banget, ih Mama kok mendadak jadi shipers Mereka ya Bec?, namanya apa ya? KathFreen? FreenKath, lucuan mana Bec. "
"Mama, belum pernah ngerasain keselek pot bunga ya. "
"Tsk, tapi Ma... yaaak Becky. "
Iya, tadi itu bukan pertanyaan, tapi sebuah pernyataan, pot bunga di hadapan Mereka sudah berpindah tempat ke mulut Sarah, dan gadis nakal itu berlalu begitu saja dalam keadaan kesal.
"Tsk, yah kalau balikan pupus sudah harapan buat punya mantu dokter dan cakep banget itu. "
🔻🔺🔻
Katanya, setiap masa lalu itu adalah yang terburuk, Freen mengakuinya, Ia harus mengikhlaskan seseorang yang Ia cintai demi orang lain yang juga dirinya cintai.
Dan katanya juga sih, Kita tidak bisa melarang hati Kita untuk mencintai siapapun, Ia akan berlabuh di mana, menetap berapa lama, dan penuhnya untuk siapa, dan Freen meyakininya, karena bahagia adalah sebuah rasa ikhlas, merelakan orang lain menemukan dirinya sendiri dan tidak memaksakan apapun.
"Kamu deket sama tetangga Kamu tadi?"
"Deket, suka masakin juga kalau pagi-pagi. "
"Suka sama anaknya?"
"Kenapa nanya gitu?"
"Gak pengen tau aja. "
"Cemburu?"
"Gak. "
"Bagus deh, karena Kamu udah gak ada hak lagi buat cemburu Kath, "
"Dia terlalu kecil, Kamu mau jadi pedofil?"
"Dia udah kuliah, tubuhnya aja yang kecil. "
"Ya seenggaknya jangan gitu, nanti Kamu dikira pacarin anak bocah. "
"Aku gak kepikiran untuk jatuh cinta lagi Kath. "
Diam, ya tidak ada salahnya, toh mencintai dan dicintai adalah sebuah hal yang rumit, Kath tidak yakin jika masih Dia yang masih ada, hanya saja Ia berharap begitu.
"Masih Aku?"
"Entahlah. "
"Kamu tau apa status Kita sekarang?"
"Aku tau. "
"Berhenti Freen. "
"Udah, apa lagi?"
"Kamu bisa kok nyari yang lain. "
"Hmm. "
"Orang tua Kita segalanya, jadi Aku harap Kita juga harus lebih dewasa. "
"Tidak ada anak yang begitu saja ikhlas jika cintanya dihancurkan oleh orang tuanya Kath. "
"Tapi Mereka juga berhak bahagia, salah Kita yang bertemu di saat tidak tepat. "
"Kamu ikhlas Mama Kamu nikah sama Papa Aku, tapi Aku gak Kath. " bentaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After met you 2, Last chapter (Freenbecky)
Short Story(GXG⚠️) Kamu kayak lagu andra and the back bone ya?