"Gak mau roti selai. " protes Freen dalam selimutnya.
Hari ini, sudah satu jam setelah Mereka bangun tidur, tiba-tiba terserang demam, rewel sejadi-jadinya.
Becky tidak tau bagian Freen yang ini, sikap anak-anaknya, walaupun cukup kewalahan, namun tidak masalah untuknya, Freen menggemaskan.
"Maunya apa? Babe Aku masih harus ngerjain tugas, "
"Gak mau. "
"Kamu makan dulu seengaknya sedikit, tugas Aku harus dikumpulin siang ini, Aku juga harus ke rumah sakit, Aku masih mahasiswi co-ast kalau Kamu lupa. "
Freen mengeratkan pelukannya, tidak boleh Becky bergerak walau sedikitpun.
"Mama... Ma. "
Sarah adalah si paling siaga, Freen seakan menjadi primadona untuk Mereka, bahkan kadang Becky layaknya abu yang hilang tertiup angin, tidak terlihat namun terasa keberadaannya.
Mama yang katanya masih muda itu datang dengan susu coklat hangat, ada beberapa kue kering keju, dan beberapa buah di piring beruang itu.
"Freen duduk, sini Mama suapin. "
Dokter cantik itu menurut, duduk bersila dengan mata sayu karena panas, ada bye bye fever di keningnya, karena hanya itu yang Becky berikan sedari Ia tau jika badan istrinya panas.
"Minum air putih yang banyak, kata Papa Kamu kayaknya dehidrasi. "
"Hmm. "
"Mama, Aku juga mau. " Becky ingin mencomot makanannnya, namun piring berisi banyak sekali buah segar yang langsung Sarah jauhkan dari tangan anaknya itu.
Becky memutar bola matanya malas, sekali lagi, Ia seperti tidak terlihat, tidak dianggap, jika ada Freen di dekatnya.
"Gimana mau tinggal berdua kalau Kamu sakit gini istri Kamu gak bisa urus. "
"Gak usah kompor deh Ma, tugas Aku banyak nih, nanti otak Freen kecuci lagi karena Mama. "
"Biarin aja, anak Mama ini, Kamu mah udah abis masa aktifnya, "
"Kartu perdana kali ah. " protesnya.
Senyumnya lembut tercipta, tidak masalah, karena Ia suka melihat Freen dicintai orang-orang di sekitarnya, walaupun Ia terkadang juga cemburu dengan cinta berlebihan orang tuanya terhadap Freen.
"Kamu kalau udah jadi istri harusnya lebih peka dong, harus apa-apa utamain istri, nurutin istri, apa lagi kalau lagi sakit. "
Mata Becky menyipit sempurna, Ia menatap Freen dengan intens, ini pasti suntikan dan akalan mulut manis Freen yang mencuci otak sang Mama.
"Ya udah ih Mama, biar Aku aja, apa sih Mama ikut campur aja. "
"Di bilangin juga, mending Freen sama Mama aja kal..
"Mau di bawa kemana? Ma.. Ma.. dasar Mak-mak birahi. "
Biarkan kali ini Becky tidak peduli, Ia harus menyelesaikan tugasnya sebelum dosen-dosen tanpa empatinya itu menerkamnya karena semua tugas gila ini.
Gawainya berdering, semua panggilan ini cukup membuatnya malas, Irin lagi Irin lagi, Ia sudah sangat amat telat untuk semua tugas ini, jika harus diganggu lagi bisa saja tidak akan pernah selesai semua penderitaannya.
"Apa sih Rin, Lo bisa gak ganggu Gue du...
Merinding, satu kata yang mencerminkan dirinya saat ini, Ia lupa dengan jadwal yang Ia majukan dari dua hari yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
After met you 2, Last chapter (Freenbecky)
Short Story(GXG⚠️) Kamu kayak lagu andra and the back bone ya?