Enam belas

3.9K 373 32
                                    

BECKY POV.

Katanya, setiap orang selalu punya kejutan di dalam hidupnya, Tuhan bahkan menyiapkan banyak hal untuk kebahagiaan, kesedihan, atau bahkan semua perjalanan yang terjadi.

Aku percaya jika takdir dari masing-masing orang adalah hal terbaik yang Tuhan persiapkan, dan bagaimana cerita juga adalah alur yang misterius yang sudah Beliau rencanakan.

Pertemuan, bahkan dari sebuah mimpi menyakitkan, membuatnya menemui jalan Ku dan dirinya, Aku terlalu tidak percaya dengan semuanya, sampai pada akhirnya, Kami berakhir di altar ini, dengan kedua tangan yang terjalin, gaun mewah yang cantik, riasan elegan nan rupawan, Aku menyukai sisi maskulinnya, rambutnya, parasnya, dan sikapnya yang lembut.

Dalam satu nama, Kami mengikat janji, sehidup semati, bersama dan akan menuliskan cerita baru di dalam hidup bersama.

"Becky Ku, dalam namanya, Aku berjanji, akan mencintaimu, di setiap sisi baik dan buruk mu, di setiap sehat dan sakit mu, di setiap senang dan sedih mu, di setiap marah mu, Aku berjanji akan menjamin bahagia untukmu, bersama denganku, dan terima kasih sudah memilihku untuk menjadi pasanganmu. "

Siapa yang tidak akan menangis dengan ucapan manis itu, Aku bahkan tau persis bagaimana kakunya Freen, betapa tidak pekanya Dia, semua perkataan yang bahkan Ia selalu telan mentah-mentah.

Aku yang selalu seperti anak kecil, dan Freen juga bukan tipikal seseorang yang mampu menenangkan, Dia juga ratu ambekan, kadang Aku pusing dengan sikapnya yang tidak bisa sedikitpun tersinggung, tapi lihat bagaimana Aku menurut dan menciumnya di bibir, ikrar cinta Kami juga sudah di setujui semua orang bahkan Tuhan.

Semua berjalan seperti yang Aku dan dirinya rencanakan, Kami keluar dari gereja dengan buket bunga mawar pink di tanganku, Aku melemparnya, tidak peduli siapa yang mendapatkannya, Aku hanya ingin menikmati acaranya, dan menikmati senyuman wanita yang Aku idam-idamkan sejak lama.

Pestanya, pantai Bali nan indah, di temani sunset dan angin semilir yang menyejukkan, Aku suka suasana nya, apa lagi Freen, Aku lebih menyukainya.

Selepas pemberkatan, Ia tidak berhenti tersenyum, Aku mulai bertanya apa dirinya sama denganku, merasakan beruntung memiliki satu sama lain?, seperti yang Aku rasakan saat ini, tapi jika di lihat dari senyumnya, Aku yakin Ia juga sama.

"Aku mencintaimu, "

"Tiba-tiba?"

Dentuman musik itu tidak membuatku tuli akan ucapannya, Aku bahkan bisa membaca gerak bibirnya, atau melumatnya jika ada kesempatan, toh istriku juga tidak keberatan, namun sepertinya Aku tidak mau itu untuk sekarang, malam pertamaku akan Aku gunakan dengan sebaiknya, biarlah nanti Aku pikirkan bagian mana yang harus Aku lumat duluan.

"Kau bahagia?"

"Tentu. "

"Setelah ini, hidup dambaanmu seperti apa?"

"Ada Kau di sana, ada perhatianmu, ada Kau yang selalu memprioritaskan ku. "

"Akan Aku lakukan, lalu apa lagi?"

"Jika sudah ada Kau, memangnya Aku harus meminta apa lagi?"

Aku suka senyumnya, gigi kelincinya, renyah tawanya, mata besar itu hilang seketika saat Dia tertawa, kadang rasa bahagianya membuatku membeku, Aku mencintainya, sungguh.

Ciumannya juga malu-malu, Aku terkekeh setelahnya, saat wajahnya memerah karena salah tingkah, semua orang juga berteriak jahil kepada Kami, tapi tak masalah, ini harinya, di mana impianku menjadikan Freen milikku sudah terwujud, Aku harus berterima kasih pada mimpi yang menyeramkan itu, bagaimana ketakutan itu malah membuatku dekat dengan Freen, bagaimana kisah di dalamnya mampu Freen tepis dengan sikapnya, Aku harus bersyukur dengan itu.

🔻🔺🔻

Author POV.

Bali terlalu romantis untuk siapapun, debur ombak yang terdengar tenang, angin sepoi-sepoi dengan pohon kelapa yang bergoyang pelan, pemandangan bagus di malam hari, memabukkan.

Pestanya sudah selesai dari dua jam yang lalu, ini mendekati pagi hari, namun kedua pengantin baru itu belum merasa puas dengan semua kegiatannya.

Tidak peduli dengan kata pemula, Freen ternyata sudah mempelajari banyak gaya untuk semua aktifitas rancang di malam pertama, tidak mengecewakan, Becky mampu mengimbanginya.

"Kamu kuliah yang benar, abis co-ast Kamu mau lanjut intership di rumah sakit apa gimana? biar Aku yang urusin ke pimpi...

"Gak mau, Aku mau kayak ke pedalaman gitu loh Ba...

"GAK. "

Becky terlempar cukup keras ke lantai, pasalnya Ia masih dalam pangkuan Freen saat gadis itu protes dan berdiri begitu saja, tanpa memikirkan posisi Mereka.

"Eh maaf Babe, sakit ya. "

"Tsk, sakit lah Kamu mah. "

Pertama, ada satu hal yang Becky lupa, tentangnya Freen akan merespon berlebihan, lihatlah bagaimana tangannya sibuk mencari di mana gawainya, menelpon siapapun yang bisa membawakan kotak P3K untuknya.

"Babe, oh astaga, sakit sih emg tapi gak luka, gak usah pakai P3K. "

Memeluknya, Freen dulu pernah bercerita tentang Mamanya, Ia trauma dengan kata "sakit" yang keluar dari mulut orang tersayangnya, karena sekalinya itu terdengar olehnya waktu itu, Ia harus kehilangan sang Mama seketika.

"Kamu gak boleh sembunyiin rasa sakit apapun dari Aku. "

"Iya, Aku lupa Kamu punya trauma, maaf ya. "

Kedua, Freen tidak akan pernah bisa di ajak bercanda tentang apapun yang berhubungan dengan kesehatan, dan Becky tidak ingin jika rasa khawatir Freen membuat detak jantungnya menggila.

"Debarnya kenceng banget. " Ucapnya seduktif.

"Kamu mau megang yang mana sih Sayang. " Freen menatap arah tangan Becky yang nakal.

"Aku mau lagi. "

"Apa perlu Kita beli mainannya?"

"No, Aku suka ini aja, cukup bisa membuatku merasakan sesaknya. "

Mengarahkannya lagi, Freen masuk tanpa permisi, mengobrak Abrik klitoris itu dengan santai, mata itu sayu terbuka dan tertutup mengimbangi rasa geli yang tercipta.

Freen suka wajah menggoda itu, tertarik dengan setiap sisi yang ada pada tubuh istrinya, wangi tubuhnya, dan halus kulitnya, Freen tergila-gila.

"Freen, bawa istrimu sarapan dulu, Kalian harus pindah hotel, "

Sarah berdiri santai di depan pintu kaca kamar kedua pasangan itu dengan tangan melipat di dada, wajah jahilnya memenuhi penglihatan Freen dan Becky, yang Mereka lupa, gorden itu tidak pernah tertutup dari beberapa waktu yang lalu.

"Tsk, Kalau lagi mau nananinu minimal di tutup dulu, kalau gini kan Mama harus nyari Papa buat eksekusi. " Ucapnya yang membuat kedua pasangan itu mati kutu.

"Freen. " Rengek Becky malu.

 " Rengek Becky malu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
After met you 2, Last chapter  (Freenbecky) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang