Sembilan

3.4K 369 25
                                    

Hari ini, sepertinya Sarah harus menahan diri untuk tidak menelan kepala sang anak, Becky menghancurkan tanamannya, karena terjatuh sebelum masuk ke dalam mobil, menginjak rumput barunya, belum lagi mobil itu hampir saja menabrak tanaman tetangga lainnya.

Terlalu panik, itu yang Ia rasakan, karena hari ini adalah seminar utama sekaligus acara pelepasan untuk para peserta co-ast, tidak tidur semalaman, ngantuk di pagi hari, kurang fokus dan emosi.

Kedua manusia itu berdebat sepanjang pagi, hingga akhirnya Freen mengambil alih untuk pergi bersamanya.

"Ngantuk? Tidur aja gak apa-apa. "

"Dok, Aku tu bener-bener nervous, ini Aku bakal praktek jadi dokter beneran?"

"Iya Bec, Kamu udah sarapan?"

"Belum, Mama tu marah-marah mulu sama Aku, gak ngertiin perasaan Aku, Aku...

Freen menghentikan omongan Becky dengan suapan sandwich yang sudah Ia potong kecil-kecil ke mulut Becky, namun sialnya tidak bisa menghentikan gadis itu untuk mengomel, bahkan Ia masih berbicara dengan mulut penuhnya.

"Aa lagi, ini masih lampu merah. " dengan sabar Freen mendengar celotehan Becky, sembari memberinya suapan demi suapan.

"Dokter tau kan Mama Aku gimana? Sebel tau dokter. " lanjutnya.

Dokter cantik itu hanya mengangguk, Ia berharap lampu merah ini cukup lama agar Ia bisa menyuapi Becky semua sandwich yg sudah Ia siapkan ini, setidaknya perut gadis itu kenyang sebelum acara.

"Aku mau nangis. "

Kadang hal random itu juga sulit untuk Freen mengerti, hanya saja, Ia selalu mencobanya untuk Becky.

"Ini satu suap lagi. "

"Aku mau peluk. "

"Habisin dulu. "

"Mau peluk, kangen Papa. "

"Kamu lagi datang bulan?"

"Hmm. "

"Pantesan, sini peluk. "

Mengerti, karena hanya itu kan yang harus Freen lakukan?.

"Nanti tidur aja ya Aku nya. "

"Hmm. "

"Kek seolah Kita gak kenal aja ya dok?"

"Huh? kenapa?"

"Takut orang mikirnya aneh. "

Walaupun hendak protes, tapi memang ada baiknya seperti itu, menghindari pikiran buruk orang lain.

"Udah hijau, tapi boleh pegangan tangan gak?" Ujar Becky.

Hormon aneh ini berkembang biak begitu cepat, Freen juga tidak masalah dengan itu semua.

Tangan kirinya Ia berikan untuk Becky genggam, Freen tersenyum tipis, hingga Becky tidak menyadari apapun.

30 menit berlalu, walaupun sedikit kecewa karena pegangan tangan Mereka terlepas tapi tidak masalah.

"Pulang sama Aku ya. "

"Irin aja soalnya ini Dia udah jemput ternyata, takut Dia ngambek, dadah dokter. " ciuman di lipi kirinya sukses membuat Freen membeku, bukan yang pertama kali, tapi Ia belum terbiasa.

🔻🔺🔻

Seminar pengantar, banner itu terpampang besar, Becky belum siap dengan ini semua.

Namun Ia tersenyum lebar saat pengisi acara kali ini adalah orang yamg sangat Ia cintai, lihat lah betapa mengagumkannya ciptaan Tuhan yang bernama Freenky itu.

After met you 2, Last chapter  (Freenbecky) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang