Indonesia

2.1K 125 0
                                        

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH.

BAGAIMANA KABAR KALIAN? SEMOGA SELALU SEHAT DAN BAHAGIA.

HAPPY READING 📚.
SALAM SAYANG DARI AKU💙.


***

Setelah melalui perjalanan yang lumayan lama akhirnya mereka menginjakkan kaki di tanah kelahirannya mereka, Azila sejak tadi tidk henti-hentinya tersenyum, entah apa alasan pastinya. Tiba-tiba saja Dia teringat dengan beberapa obrolan mereka sesaat sebelum kembali ke Indonesia.

"Bagaimana hasil dari shalat Istikharahmu, sayang?"

"Akan saya jawab ketika kita sudah di Indonesia."

Alasan saja sebenarnya, sejujurnya Dia tidak mendapatkan apa yang dijelaskan oleh Zahrah sebelumnya, jika hawabannya ada di dalam mimpinya, tidurnya bahkan sangat nyenyak, tidak ada gangguan, apalagi mimpi.

Akhirnya, Bunda tunggu aku, Aziza back!

Sepanjang perjalanan yang Azila sendiri tidak tahu ke mana tujuannya, gadis dengan balutan hijab pasang sebatas perut itu hanya sibuk tersenyum, membuat orang-orang yang melihatnya berpikir jika Aziza akan memberikan kabar indah, seindah senyumnyya sekarang.

"Rumah kalian di mana?" tanya Azila pada Zahrah yang duduk di sampingnya.

"Nggak jauh kok dari sini," jawab Zahrah tersenyum, tangannya terangkat mengusap kepala putrinya.

"Bisa di buka nggak ini?" tanya Azila sambil memegang hijabnya.

Aziza sebenarnya sangat risih, benda yang dulu amat sangat Dia benci, justru sekarang Dia yang menggunakannya. Jika teman kantornya melihat, tidak bisa Azila bayangkan reaksi mereka.

"Bisa, aman kok, kan cuman ada abi dan ummi di sini, kaca mobilnya juga aman, tapi sebentar sebelum keluar mobil di pakai lagi," jawab Arkan yang tetap fokus pada kemudi.

Azila hanya mendengar kata, jika Dia boleh membukanya, selebihnya Dia tidak dengar. Jadi, Azila mambuka hijab yang berwarna hitam tersebut, tangannya beralih membenahi rambut yang sepanjang pinggang.

Azila menyukai rambut panjang, tapi jika memakai hijab, Dia merasa ingin segera memotongnya, gerah, gatal di lehernya, risih, semua menjadi satu.

"Eh iya, hp saya di mana?"

"Hp kamu hilang, kami cuman dapat kabar dari rumah sakit, dan kami langsung menuju ke sana."

Azizah mengangguk, kalau dipikir-piki tidk mungkin juga handphonenya selamat.

"Kami jiga belum sempat bertemu sama orang yang menabrak kamu, karena kondisimu yang parah, kabarnya sekarang orang yang menabrak kamu masih di kantor polisi, Abang kamu yang mengurus semuanya," tambah Zahrah, Azila mengerutkan dahinya bingung.

"Abang? Saya punya saudara?"

"Iya, namanya Alif Ramadhan," jawab Zahrah.

Sepertinya Azila tahu harus apa sekarang, Dia akan segera meluruskan semuanya, dan menjelaskan kepada laki-laki bernama Alif tersebut, mungkin Alif lebih bisa diajak kerjasama.

Azila akan mencari bukti dan segera terbebas dari rantai yang mengikatnya dikeluarga entah berantah ini.

***

Setelah satu jam lebih perjalanan, akhirnya dua mobil sudah terparkir di halaman rumah yang sangat bergaya khas Indonesia, tidak begitu besar, tapi tidak pula kecil. Sederhana dan pas jika dihuni oleh empat orang.

Persimpangan Jalan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang