19. Perkataan mu adalah Luka

86 46 20
                                    

Assalamualaikum, enjoy ya buat baca cerita gua. Jangan lupa komen & vote karena itu membantu author buat update lebih cepat 🤍.

Warning ⚠️: Jangan Plagiat!, Ini murni karya gua dan ini hasil karangan gua!.

“ Lengkara sudah siap Nak? ” Tanya Doni sambil mempersiapkan bekal untuk dirinya dan anaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“ Lengkara sudah siap Nak? ” Tanya Doni sambil mempersiapkan bekal untuk dirinya dan anaknya.

“ Sudah Ayah, Ayo kita berangkat Kerja! ” Seru Lengkara.

Yaps, Hari ini Sekolah Lengkara libur karena guru - guru sedang rapat untuk Ulangan Minggu depan. Tepatnya ini hari Jum'at, Lengkara akan membantu Ayahnya untuk bekerja sebagai juru parkir dan pengangkut barang.

“ Kamu seriusan ingin Ikut Ayah? Lebih baik kamu main sama Zahra Nak. ” Ucap Doni, ia takut jika putrinya nanti kelelahan.

“ Lengkara serius Yah, Lengkara mau bantu Ayah. ” Jawab Lengkara.

Doni pun mengangguk, kemudian mereka berjalan keluar dari rumah. Bergandengan tangan layaknya sepasang ayah dan anak. Canda dan tawa mengiringi perjalanan di pagi hari yang cerah ini.

Tak terasa 30 menit mereka berjalan kini sudah sampai di tempat yang biasanya Ayahnya bekerja, keringat membanjiri dahi Lengkara.

“ Ayah mau minum dulu? ” Tanya Lengkara.

Doni menggeleng, “ Kamu aja, Ayah mau langsung kerja ya. Kamu duduk di sini aja. ”

“ Iya Yah, nanti gantian. Ayah yang istirahat Lengkara yang kerja!. ”

Doni mengangguk, kemudian ada mobil yang ingin masuk ke ruko. Dia membantu mobil itu untuk parkir.

“ Terus Pak, maju sedikit. Op ” Ucap Doni.

Pengendara tersebut keluar, dengan memakai Jas. “ Pak Doni kerja di sini? ” Tanya pria Ber Jas itu.

“ Alhamdulillah Pak. ” Jawab Doni.

Pria berjas itu menganggukan kepalanya. “ Oh, yasudah saya masuk dulu ya Pak. Nitip si putih ya. ”

“ Siap ” Jawab Doni sambil memberikan Jempol.

Doni bekerja tanpa mengenal kata lelah dan malu. Dia bersyukur karena telah di berikan pekerjaan yang layak seperti ini, walaupun hasilnya tak seberapa.

Doni memegang dadanya yang nyeri seketika, sakit sekali. Penyakit nya kambuh tanpa di pinta.

“ Ayah kenapa? Ayah duduk saja di situ biar Lengkara yang melanjutkan pekerjaan Ayah. ” Ucap Lengkara cemas.

Doni menggeleng, “ Tidak usah Nak, ini hanya sakit biasa. ”

“ Nga! Pokoknya ayah duduk aja, istirahat biar ini Lengkara yang urus.” Tekan Lengkara.

Mau tidak mau Doni menurut apa kata putrinya untuk beristirahat.

Lengkara sekarang menjadi juru Parkir, ia memakai topi agar tidak kena sinar matahari.

“ Masuk Pak ”

“ Terus pak, dikit lagi. ” Ucap Lengkara.

Mobil itu parkir dengan teratur, pengemudi itu keluar. Seorang wanita paruh Bayah yang memakai kacamata.

Lengkara melihat wanita itu, wajahnya persis sama wanita yang sangat ia rindukan.

“ I — Bu Lengkara rindu. ” Ucap Lengkara yang ingin memeluk Ibunya.

Namun di tepis Oleh wanita itu. “ Siapa kamu? Saya bukan Ibumu. Saya tidak sudi mempunyai Anak yang bekerja sebagai Tukang Parkir!. ” Sarkas Andin.

“ ibu, ini Lengkara. Anak ibu ” Lirih Lengkara yang hampir menangis.

“ Inget! saya bukan ibu kamu. Saya ibunya Lauzen!. Mana mungkin saya mempunyai anak seperti kamu? Nyusahin aja kalo saya memiliki anak seperti kamu!. ” lanjut Andin.

— TBC

Next?

Satu kata buat part ini?

Ig : @/fr.amorr
@/ author.farashfra
[ Follow ig author, karena di situ akan ada spoiler untuk Part berikutnya. ]


Bintang untuk Ayah [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang