Assalamualaikum, akhirnya up lagi wkwkWarning ⚠️: Jangan plagiat, jangan lupa untuk vote & komen.
“ Lengkara Pak, tadi saya liat dia yang dorong Zahra di rooftop... Hiks ” Ucap gadis itu dengan menangis.
Semuanya terkejut, bahkan tidak menyangka Lengkara sebagai pelakunya, padahal bukan dia yang mendorong.
Lengkara turun dengan tergesa - gesah dia melihat sahabat nya yang sudah tergeletak tak berdaya dengan bersimbah darah.
“ Ngak! Gak mungkin, Zahra bangun!” Tangis Lengkara pecah.
Semua teman nya menatap Lengkara dengan tatapan kebencian bahkan lebih benci dan jijik.
“ PEMBUNUH LO! ”
“ DASAR PEMBUNUH, LENGKARA PEMBUNUH! ”
“ KELUARIN DIA DARI SEKOLAH, PEMBUNUH ”
Cacian dan makian terlontar jelas di telinga Lengkara, kemudian dia menatap pelaku yang sebenarnya.
Dan menampar pelaku itu.
“ KAMU YANG UDAH BUNUH SAHABAT AKU! LAUZEN. ” Teriak Lengkara marah.
Lauzen menggeleng, sambil menangis. “ Bukan gue hiks... Gue liat lo yang ngedorong Zahra sampai jatuh ke bawah, Lo yang udah dorong dia. ” Balas Lauzen.
Teman - teman sekolah nya menatap iba terhadap Lauzen, begitu keji perbuatan Lauzen sampai tidak di ketahui.
Sinta mendorong dan menjambak rambut Lengkara, semua orang menendang bahkan menyiram Lengkara dengan seember air kotor.
“ PENUMBUH ANJING, LO PEMBUNUH TEMEN GUE! ”
“ LENGKARA SEHARUSNYA LO YANG JATOH!”
“ HUUUU PEMBUNUH! ”
“ SUDAH - SUDAH, CEPAT PANGGIL AMBULANS, DAN LENGKARA KAMU IKUT KE RUANGAN BAPAK! ” Tekan Pak Didit, kepala sekolah.
Setelah beberapa saat, ambulans pun datang, membawa Zahra pergi dari tempat kejadian.
Ada sebagian guru yang ikut ke dalam mobil ambulans, dan ada juga yang tidak ikut. Seluruh kegiatan sekolah diliburkan.
“ Kenapa Lo tega?! Kenapa lo tega bunuh sahabat Lo sendiri kar! ” Tanya siswi berambut pendek.
“ Iya, kenapa lo tega?! Lo iri sama Zahra? Pantas ya, lo itu cocoknya di penjara bukan di sini. ” lanjut yang satunya.
“ PEMBUNUH! ”
Lengkara menggeleng, “ Bukan aku pembunuh nya! Aku ga bunuh sahabat aku sendiri, tapi dia yang udah bunuh Zahra!. ” Tunjuk Lengkara terhadap Lauzen.
“ Mana ada pembunuh ngaku, kalo ngaku penjara penuh! AYO TEMAN - TEMAN KITA BULLY LENGKARA SEKARANG! ” Ucap perempuan berambut pendek.
Kemudian semuanya melempar Lengkara dengan batu, air, bahkan ada yang menjambak nya lagi. Tubuhnya kini sudah tidak berdaya untuk melawan saja tidak bisa.
Sakit, hatinya sakit bahkan mental Lengkara sudah hancur, kenapa mereka begitu jahat tuhan? Apa salahku?
“ Berhenti.... ” Rintih Lengkara.
“ Bu, Yah, Sakit... ”
Semuanya seakan tuli akan rintihan itu, semuanya tuli, bahkan tidak ada yang namanya belas kasih.
Baju nya kotor dan bau, bahkan tatapan orang - orang begitu jijik kepadanya.
“ BERHENTI! KALIAN JANGAN PUKULI LENGKARA LAGI! ” Bentak bagastara, yang menerobos kerumunan dan melindungi Lengkara dari hantaman lainya.
“ hust.. gapapa ada gue. ” Bisik bagastara terhadap Lengkara yang sudah mengigil dan menangis.
“ Lo kenapa belain pembunuh Gas?! Lo belain pembunuh! ”
“ Minggir Gas! Lo bisa terkena virus pembunuh dari Lengkara! ”
Bagastara tidak mendengar kan perkataan teman - temanya, tujuannya sekarang untuk menyelamatkan Lengkara.
“ BAGASTARA LO BANTUIN LENGKARA, VIDIO ITU AKAN GUE SEBAR! ” Teriak Lauzen marah.
Bagastara berhenti, “ Gue gak peduli.”
•••
Lengkara telah sampai di ruang kepala sekolah di sana terdapat Mamanya, dan ayah Zahra.
Hermes, menggeram marah, dia menendang perut Lengkara dengan keras, sampai membuatnya terjatuh dengan memegangi perut nya.
Dia mengangkat kerah baju Lengkara, “ SUDAH PUAS KAMU?! SUDAH PUAS KAMU MEMBUAT ANAK SAYA TERBARING KOMA DI RUMAH SAKIT?! DASAR ANAK JALANG, ANAK GATAU DIRI, ANAK PEMBAWA SIAL. ” Bentak hermes.
Lengkara mengeluh sakit, “ O—m bukan saya yang melakukan itu, Mama percaya sama aku. Bukan aku om. ” lirih Lengkara pelan.
“ Jangan panggil saya mama! Saya bukan mama dari seorang anak pembunuh seperti kamu! ” Sarkas Andin.
Hermes menampr Lengkara berkali kali, kepala sekolah tidak mencengah tindakan tersebut, karena Lengkara pantas untuk mendapatkan nya.
“ KAMU HARUS MERASAKAN INI JALANG, KAMU PANTAS! ANAK SAYA SATU - SATUNYA SEDANG SEKARAT! ” Bentak Hermes, Lengkara sudah terbatuk-batuk dengan tatapan yang lemas.
Pipinya sudah bengkak dan memerah bahkan sudut bibirnya berdarah. Andin menatap Lengkara dengan tatapan datar, dia tidak ada rasa iba sedikitpun terhadap anak kandungnya sendiri.
Dia bersyukur jika anak itu mati, Pembunuh itu harus mati. Bahkan tatapan Lengkara menunjukkan tatapan pertolongan, namun Andin tidak perduli dengan tatapan itu.
Mama sakit...
Tolong Lengkara
“ K-a-l-ian Mau A-pa? ” Tanya Lengkara terbata - bata dengan air mata yang sudah mengalir.
“ Mau saya? Saya mau kamu mati Pembunuh, dengan cara itu kamu akan saya maafkan. ” Tekan Hermes.
Andin menjawab, “ Ya, saya juga menginginkan kamu mati Lengkara, anak seperti kamu harus mati, anak yang gak punya harapan seperti kamu harus mati, bahkan anak gak mendapatkan kasih sayang seorang ibu, Pembunuh itu harus mati!. ” Tekan Andin tanpa melihat mata Lengkara yang sudah putus asa.
—TBC
Sebentar lagi akan mendekati ending dari cerita ini, terimakasih untuk kalian yang sudah senantiasa meluangkan waktu untuk membaca karya ku... 🤍
Mungkin 3 part lagi cerita ini akan selesai?
Ig: @/fr.amorr
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang untuk Ayah [ END ]
Sonstigescerita per 1️⃣ [ FOLLOW DULU BESTIE ] " Ayah Lengkara akan menjadi bintang untuk Ayah. " Seorang anak perempuan pasti cinta pertamanya itu adalah seorang " Ayah ". Cinta pertama Lengkara itu seorang Ayah. Lengkara hanya hidup bersama ayahnya, hid...