20. Kenapa harus aku?

47 25 0
                                    

Assalamualaikum, apakabar? Semoga baik ya. Jangan Lupa vote + komen! 🤍.

Warning ⚠️ : Jangan Plagiat! Ini murni karya gua, jangan jiplak walaupun sekecil apapun!.

" Inget! saya bukan ibu kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Inget! saya bukan ibu kamu. Saya ibunya Lauzen!. Mana mungkin saya mempunyai anak seperti kamu? Nyusahin aja kalo saya memiliki anak seperti kamu!. " lanjut Andin.

Lengkara menangis tanpa mengeluarkan suara, sesak sekali hatinya mendengar perkataan itu.

“ Ibu... Jangan bilang seperti itu, hati Lengkara sakit.. ” Isak Lengkara.

Doni menghampiri Putrinya dan mantan istrinya. “ Ndin, kamu kenapa ada di sini? Belum puas untuk membuat putriku menangis? Belum puas kamu Ndin? ”

“ Saya akan merasa puas jika anak itu mati, baru saya puas. Ga anak sama bapak sama aja! Sama - sama nyusahin. ” Ucap Andin, kemudian dia masuk ke dalam tokoh kue.

Isakan tangis masih terdengar jelas di telinga Doni. “ Udah Nak, jangan menangis ... ”

“ Sakit Yah... Sakit, ucapan ibu sungguh menyakitkan, apakah aku memang tidak pantas untuk mendapatkan kasih sayangnya? ”

•••

Setelah kejadian hari ini, semuanya berubah tidak ada canda tawa antara Lengkara dan Doni, semuanya kalut akan pikirannya masing-masing.

“ Kalo Ayah sudah tidak ada, siapa yang akan melindungi mu? ” Ucap Doni pelan.

Doni kalut, dia takut hal itu terjadi. Mau gimana pun takdir dan kematian itu sudah di tentukan oleh tuhan.

Sementara Lengkara termenung di tempat tidurnya, memikirkan perkataan Ibunya.

Saya akan merasa puas jika anak itu mati, baru saya puas.

Sakit, jika Ibu yang sudah melahirkannya menyuruh untuk mati. Bahkan ia sangat ingin.

“ Bu, Lengkara juga putri ibu. Memang Lengkara tidak pantas ya untuk mendapatkan kasih sayang dari ibu? ” Monolog nya.

Menurut Lengkara, kasih sayang ibu tidak ada yang bisa di tandingi, semua anak pasti menginginkan itu, begitu pun denganya.

Kehangatan keluarga, keharmonisan itu semua impian anak di luaran sana, mereka menginginkan itu semua. Lengkara ingin keluarganya lengkap seperti yang lain, namun takdir berkata lain.

Dulu, waktu TK Lengkara pernah di ejek sama teman - temannya karena tidak memiliki ibu.

Ih kamu ga punya ibu! Makanya miskin

Uuuu ga punya Ibu

Lengkara gapunya ibu wlee

Kamu iri ya sama aku? Makanya punya ibu Dong

Cacian makian seperti itu sudah seperti makanan sehari-hari. Entah kemana hati nurani mereka.

“ Ibu... Aku juga putrimu.. ”

— TBC

Maaf banget untuk part ini pendek, karena aku kehabisan ide hehehe.

Next?

Ig : @/fr.amorr
Follow ya gays, FOLLOW JUGA AKUN WATTPAD KU 🤍

Bintang untuk Ayah [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang