17. Rindu

55 45 4
                                    

Assalamualaikum, enjoy ya dalam baca cerita ini. Jangan lupa buat vote + komen supaya gue semakin semangat buat up terus 🤍.

Warning ⚠️: Jangan plagiat, ini murni karangan dari gua!.

Sore ini sedang mendung, sebentar lagi hujan akan turun namun Lengkara belum pulang ke rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore ini sedang mendung, sebentar lagi hujan akan turun namun Lengkara belum pulang ke rumah.

Doni menatap jendela rumah nya yang tampak usang, ia menunggu putri semata wayangnya datang.

" Kamu kenapa belum pulang Nak. " Lirih Doni dalam hati.

Hujan turun begitu lebat, angin dimana - mana. Namun Lengkara tak kunjung pulang.

Tok
Tok

" Assalamualaikum Yah, Lengkara pulang. " Salam Lengkara yang sudah basah kuyup.

Doni langsung menghampiri anaknya, dia mengambil tas Lengkara yang sudah basa kuyup.

" Kamu kehujanan? Cepat mandi. Habis itu makan. Jangan lupa keramas buat kamu ngga sakit nak. " Ucap Doni.

Lengkara mengangguk, dia menuju ke dalam kamarnya, lalu mengambil pakaiannya dan handuk untuk mandi.

Beberapa menit kemudian, Lengkara sudah selesai mandi.

" Ayah maaf, Lengkara pulang telat soalnya tadi ada kerja kelompok. " Ucap Lengkara sambil duduk.

Doni tersenyum. " Gapapa Nak, yang penting kamu pulang dengan selamat itu udah Alhamdulillah. "

" Yasudah ayo kita makan, keburu dingin sudah ga enak nanti. Ayah hanya masak tumis kangkung dan tempe goreng aja. Bulan depan kalo ayah gajian kita makan ayam ya nak. " Lanjut Doni.

Lengkara mengangguk, " Ini aja udah lebih dari cukup Yah. "

Ayah dan anak itu berdoa sebelum makan, lalu mereka makan bersama. Sungguh suasana yang tidak kebanyakan orang merasakan.

Makan bersama ayahnya, bahkan di suapi olehnya. Itu adalah hal yang sangat luar biasa.

Terimakasih tuhan, karena engkau telah memberikan Ayah yang sangat penyayang dan pengertian. Batin Lengkara.

Doni melihat kening putri nya, yang tampak kebiruan. " Kening kamu kenapa Nak? "

" Gapapa Yah, tadi cuman jatuh kepentok Meja waktu kerja kelompok. " Jawab Lengkara Menggelak.

Sebenarnya apa yang terjadi sama kamu Lengkara? Batin doni.

" Oh iya, Zahra tumben sekali tidak main kesini? Kamu lagi berantem? "

Lengkara menunduk, entah mengapa setiap membahas Zahra dirinya merasa bersalah.

" Zahra, Zahra lagi sibuk Yah. Kan bentar lagi mau ulangan. Ayah jangan khawatir aku sama Zahra kan sahabat jadi ngga mungkin berantem. " Jawab Lengkara sambil tersenyum.

Bohong.

Lengkara bohong kalau dia dan zahra baik - baik saja, bahkan luka yang ada di keningnya pun bukan jatuh kepentok Meja.

" Ayah, 1 bulan lagi Hari Ibu. Lengkara Rindu Ibu ... " Lirih Lengkara

- TBC

Next?

Jangan lupa vote + komen

Ig : @/fr.amorr
@/ author.farashfra

[ Follow akun ig author, karena di situ bakal ada cuplikan untuk up part selanjutnya. Yang mau tanya2 soal jadwal update bisa DM! ]

Bintang untuk Ayah [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang