30. Usai [ END ]

80 21 10
                                    

           hai, author sudah menepati janji untuk menamatkan cerita ini 🥹🥹... 

Maaf cuman 30 part, mungkin nanti ada extra part nya juga, tapi nanti ya 😁😁

🎵 Bunga terakhir — Afgan

Warning ⚠️: jangan PLAGIAT, Jangan lupa untuk VOTE & KOMEN 🤍

Warning ⚠️: jangan PLAGIAT, Jangan lupa untuk VOTE & KOMEN 🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

          Lengkara Putri Abida  
      Binti Doni Arwan

    Lahir : 10 — November — 2005
  Wafat : 10 — November — 2023

Sore ini terasa begitu mendung dan akan turun hujan, Lengkara sudah makamkan. Dia sudah pulang terlebih dahulu meninggalkan angan - angan yang ia pendam.

Andin meraung - raung, sambil menangis. Dia tidak percaya akan semua ini, bahkan dia tak sanggup untuk menerima fakta yang sangat nyata.

Dia menyesal, karena sebagai ibu dia tidak memberikan yang seharusnya Lengkara terima, bahkan anak kandungnya sendiri menerima makian darinya.

Bahkan permintaan konyol nya di kabulkan oleh Anak kandung nya sendiri.

Dokter Aslan memberikan bunga tulip untuk Lengkara, bunga yang sangat cantik.

“ Beristirahat lah Nak, beban mu sudah hilang Lengkara. Selamat jalan Anak hebat. ” Ucap dokter aslan sendu.

•••

Di sisi lain, Zahra sudah mulai siuman. Dia sudah sadar dari koma nya. Namun dia bingung kenapa matanya ditutup.

“ MATA GUE! GUE ADA DI MANA?! ” Teriak Zahra keras.

Dokter membantu Zahra untuk menenangkan diri, “ Zahra, Mata kamu tidak papa sudah kembali normal. Sini saya lepaskan perban nya. ” Ucap dokter Rido yang menangani Zahra saat operasi.

" Kenapa gue pake perban? Gue ga buta kan Dok?! ” Ucap Zahra.

“ Tidak Zahra, Kamu sempat buta, namun sekarang sudah kembali normal karena kamu mendapatkan pendonor mata yang baik hati. ” Ucap dokter Rido.

“ Akhirnya, Kamu sudah sadar nak. Papa khawatir sama kamu. ” Ucap Hermes sambil memeluk putrinya.

Namun Zahra menepis, “ Maaf, jangan peluk sembarangan orang Pak. Dok, dimana sahabat gue? Oh iya, namanya Lengkara kangen banget gue Dok. Kok dia ga ada ya? ” Linglung Zahra.

Bintang untuk Ayah [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang