Bab 2

3.3K 231 3
                                    

Apa yang dikatakan Nora memang tidak salah. Saat ini Vika memang sedang asyik ngobrol dengan tiga orang cowok yang ... kalau dilihat dari potongan rambut sama tubuh tegapnya, mereka memang orang-orang dari angkatan darat.

Karena Kikan melihat diantara ketiga pria bertubuh tegap itu ada kakak sulung Arini, yang perwira angkatan darat berpangkat letnan satu. Kedua pria lainnya ada kemungkinan teman kakaknya Arini juga.

"Kikan." Dengan gembira Vika melambaikan tangannya pada Kikan yang muncul bersama Nora. Mata Vika terlihat bersinar-sinar penuh bintang, seakan mau bilang : lihat, gue udah menangkap tiga bujangan paling keren dan menjanjikan buat elu pilih!

Karena teriakan Vika, ketiga pria 'menjanjikan itu' ikut melihat ke arah datangnya Kikan bersama Nora. Seperti biasa, Kikan cuma tersenyum kecil. Dengan sopan melangkah mendekat.

"Ke mana aja lu? Kok baru dateng?" Vika langsung cipika cipiki dengan Kikan, seperti orang yang baru ketemu setelah sekian lama. Padahal baru semalam hang out bareng. "Tadi gak liat prosesi ijab kabulnya dong. Gue pikir elu bakal datang pagian. Lihat acara ijab kabul sama temu manten. Eh, datengnya pas acara resepsi udah dimulai. Udah mau kelar lagi."

"Maaf, Vik. Tadi ada sesuatu di rumah. Jalanan juga macet."

"Hari minggu masih macet aja neng?"

"Namanya juga Jakarta. Kalo gak macet namanya bukan Jakarta," ucap Kikan santai.

"Ya udah, kenalan dulu nih. Kalau Mas Angga kamu udah kenal kan, Ki. Abangnya Arini. Nah ini dua temannya, yang ini letda Satrio Zulhasio. Dan yang paling ganteng dan paling tinggi ini, Kapten Deo Bagas Rahmanto. Kenalin mas, ini temanku, teman karibku Kikan Nugraha. Yang ini tadi udah kenalan kan, namanya Nora."

"Hallo." Dengan sopan Kikan berjabat tangan dengan kedua perwira yang dikenalkan Vika dengan bangganya. Mendadak di depan cowok-cowok gagah ini, sifat petakilan Vika hilang entah ke mana. Dia berubah menjadi putri keraton. Kikan maklum, sudah hapal dengan tabiat Vika. Sahabatnya itu memang pandai berubah-ubah kalau di depan pria yang menurutnya oke. Apalagi punya masa depan yang menjanjikan. Menjadi putri dari kerajaan Inggris juga dia bisa.

"Satrio ini temanku satu angkatan waktu di akmil. Nah, kalau kapten Deo, beliau ini seniorku di akmil, Ki." Angga ikut menjelaskan.

Kikan cuma manggut-manggut mendengarnya. Pantas saja pria yang bernama Deo itu berpangkat kapten, rupanya seniornya Angga. Karena setahu Kikan, usia Angga baru dua puluh sembilan. Pangkatnya masih lettu. Tapi temannya sudah berpangkat kapten, jadi berapa usianya? Setahu Kikan yang memiliki Om yang juga orang militer, cuma dinas di angkatan laut. Dari lettu ke kapten, itu butuh waktu tujuh tahun untuk kenaikan pangkat.

Jadi jika Deo senior Angga, memang tidak mustahil jika ia sudah menyandang pangkat kapten.

"Kapten Deo, Kikan ini cucunya Halim Nugraha loh. Itu loh, mantan Jenderal koppasus yang cukup legend di akademi kita. Dan anak dari Radith Nugraha, konglomerat terkenal di Indonesia." Angga menjelaskan sambil menunjuk Kikan dengan gelas minuman yang ia pegang.

"Cucu Jenderal Halim? Suatu kehormatan bisa berkenalan dengan cucu seorang Jenderal terkenal seperti Jenderal Halim Nugraha. Salut." Deo mengangkat gelasnya sebagai tanda hormat. Diikuti Satrio. Kikan cuma tersenyum sumir melihatnya.

Terus terang, ia sebenarnya tidak terlalu suka jika ada orang yang mengungkapkan tentang latar belakang keluarganya. Ia memang berasal dari keluarga Nugraha. Keluarga yang cukup terpandang di negeri ini.

Kakeknya pensiunan angkatan darat dengan pangkat terakhir sebagai Letnan Jenderal. Dan sekarang pamannya, kakak sulung ayahnya masih aktif dinas di angkatan laut sebagai letkol. Hanya ayahnya yang memilih menjadi pengusaha daripada berkarir dibidang militer.

Aksa, kakak sulung Kikan memilih jadi pengusaha batu bara. Bimo, kakak nomor duanya memilih jadi pengusaha start up. Dan Kikan sendiri, seorang desain interior yang bekerja di perusahaan milik temannya, Arini.

Yap, ia dan Arini memang join bareng membuka usaha desain karena sama-sama lulusan desain interior dari sebuah kampus swasta ternama di Jakarta. Sedangkan Nora yang tomboy kerja di bidang properti sebagai manager lapangan. Dan Vika si centil bekerja sebagai pengacara yang menangani kasus perceraian. Hebatnya lagi, dia bekerja di kantor hukum terbesar dan terkenal di Jakarta. Narindra safaraz Bomantara Law firm.

Yup, itu firma hukum milik ayah Raga. Mantan pacar Kikan yang brengsek. Yang sialnya juga salah satu pengacara muda paling menjanjikan di firma hukum ayahnya. Dunia memang sempit!

"Maaf, saya mau kasih selamat dulu ya sama Arini. Baru datang belum salim ke pengantin di pelaminan." Masih menjaga sopan santun, Kikan berpamitan pada Angga dan kedua temannya.

"Habis salaman, balik ke sini lagi ya Ki."

"Oke." Kikan mengangguk sebelum melangkah pergi menuju pelaminan. Karena dilihatnya sekarang pelaminan sudah tidak terlalu padat seperti tadi.

Kepergiannya diikuti pandangan mata Deo. Si kapten muda yang ganteng.

"Tertarik, Kap?" Angga menggoda melihat temannya itu masih memperhatikan punggung Kikan yang menjauh. Deo tertawa kecil mendengarnya.

"Cantik," gumannya tanpa sadar.

"Tapi gadis secantik itu, masih ada yang gak tau diri menyakiti hatinya." Suara Angga agak direndahkan. Dilihatnya Vika yang sedang asyik ngobrol dengan Satrio. Dan tadi Nora pamitan mau ngambil makanan. Jadi tidak ada yang memperhatikan jika ia sedikit bergosip dengan Deo.

"Oh, ya?" Alis tebal Deo terangkat sebelah. "Kenapa?"

"Harusnya dua bulan yang lalu ia menikah dengan kekasihnya. Tapi semua batal gara-gara kekasihnya ketahuan selingkuh. Padahal undangan sudah disebar."

"Gila! Gadis secantik itu? Apa mantan pacarnya itu buta?"

"Kayaknya katarak." Angga tertawa. "Dulu sempat naksir. Tapi tahu Kikan sudah punya pacar jadi mundur. Kalau tahu pacarnya tukang selingkuh, tadinya maju aja terus."

"Terus pacar kamu si Khalila mau di kemanain?"

"Naksirnya sebelum aku kenal Khalila, Kap. Sekarang sih ya nggak berani. Karena itu, kalau kapten tertarik. Maju aja. Mumpung Kikan jomlo, kapten juga kan jomlo. Sudah dikejar-kejar disuruh nikah sama ibunda kan?"

●slow update ya teman-teman. Kali ini gak ada CEO- CEO an ya man teman. Gak apa-apa kan? Soalnya kan banyak cowok berprofesi yang gak kalah dari CEO. Bener kan?

Menyentuh luka ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang