Bab 24

1.8K 161 8
                                    

Dengan mata kepalanya sendiri Farah melihat Raga yang nyaris baku hantam dengan pria asing yang bersama Kikan. Ia juga melihat bagaimana Raga mengejar mobil Kikan yang menjauh dan hanya meninggalkan kepulan debu di belakangnya.

Jadi inilah penyebab semua perubahan sikap Raga padanya akhir-akhir ini. Janjinya yang sering tidak ditepati, pikirannya yang seperti tidak bersamanya membuatnya kadang kurang fokus. Atau kepergiannya dari rumahnya yang selalu lebih awal dari biasanya.

Awalnya Farah sama sekali tidak curiga. Karena ia menyadari profesi Raga sebagai seorang pengacara. Ia tentu sangat sibuk dengan pekerjaannya, apalagi jika mendapatkan klien penting. Kesibukannya bisa dua kali lipat dari biasanya.

Namun ketika setiap kali Raga mendapatkan panggilan lewat ponselnya atau seseorang yang entah siapa mengiriminya pesan membuatnya cepat-cepat pergi, meski sedang bersamanya. Rasa curiga timbul di hati Farah.

Seperti hari ini. Raga membatalkan janjinya pada Ryan untuk menemaninya main futsal. Dan ia terburu-buru pergi dari rumahnya meski sedang menyantap makan siangnya. Seolah ada sesuatu yang penting yang harus ia lakukan.

Dengan diam-diam Farah membuntutinya. Dan dugaannya ternyata benar. Raga pergi untuk menemui Kikan.

Untuk apa lagi Raga menemui Kikan? Bukankah mereka sudah putus? Apa ia cemburu melihat Kikan yang bersama pria lain? Tapi itu sudah bukan urusannya bukan?

Bukankah Raga mencintainya? Ia bahkan rela membatalkan pernikahannya dengan perempuan itu karena lebih memilih bersamanya. Lalu jika sekarang Raga kembali menemui mantan pacarnya itu, apakah Kikan sedang berupaya menggoda Raga? Mencoba merebut Raga kembali dari tangannya?

Farah sangat yakin Raga masih mencintainya. Dan karena Raga sudah memilihnya itu artinya ia harus mempertahankan Raga sekuat tenaganya bukan? Agar Raga tetap berada di sisinya.

Dulu ia mungkin perempuan miskin dan lemah yang tidak berdaya. Yang tidak bisa mempertahankan cintanya. Hingga ia harus berpisah dari Raga karena hutang yang membelit keluarganya. Membuatnya harus menikahi seorang bandot tua yang lebih pantas jadi ayahnya ketimbang suaminya.

Tapi kini berbeda. Dengan harta warisan yang ditinggalkan almarhum suaminya, ia sudah menjadi wanita kaya dan terhormat. Dirinya bisa dibilang sebagai golongan sosialita kelas atas. Golongan yang dahulu tidak pernah berani ia impikan.

Sekarang dengan kekayaan dan kecantikan wajahnya, ia tidak mungkin kalah bersaing dengan Kikan. Meski perempuan itu berasal dari keluarga kaya dan terpandang.

Tapi lihat saja penampilannya. Ke kantor cuma mengenakan celana jeans dan kaos sederhana. Wajahnya bahkan cuma dipoles make up tipis. Jauh dari kesan modis dan sexy. Wajar jika Raga mencampakannya bukan dan lebih memilih dirinya yang selalu menjaga penampilan. Dan juga rajin merawat tubuhnya.

Kikan mungkin berasal dari keluarga kaya, tapi dari penampilannya sangat jelas ia tidak tahu mode! Pakaian yang ia kenakan pun sepertinya bukan dari merek mahal dan terkenal. Entah keluarganya yang pelit atau memang dianya yang kampungan.

Meski begitu Farah tidak akan membiarkan Kikan berhasil menggoda Raga kembali atau Raga yang tergoda pada bekas pacarnya. Raga miliknya dan selamanya akan menjadi miliknya.

Kikan tentu saja tidak tahu dengan pikiran buruk Farah padanya. Atau label perempuan penggoda yang sudah disematkan Farah padanya.

Saat ini, ia sedang memacu mobilnya ke arah pulang. Harusnya ia kembali ke kediaman dokter Madha untuk mengawasi proyek renovasi itu. Tapi moodnya sudah hancur gara-gara Raga.

Ini kedua kalinya ia terlibat konfrontasi dengan Raga. Yang pertama kejadian di rumah sakit ketika ia selesai menemui Ibu Marianti dan juga dokter Madha. Dan kedua tadi di parkiran restoran ketika dengan tiba-tiba Raga masuk ke dalam mobilnya.

Pertemuannya dengan Raga sangat mengejutkan sekaligus menakutkan bagi Kikan. Dan ia curiga bagaimana mungkin Raga tahu ia sedang makan siang bersama Madha hari ini. Dan juga soal makan malam dengan keluarga Deo tempo hari.

Ini bukan kebetulan bukan bila Raga sampai tahu. Apa Raga menguntitnya? Atau dia menaruh alat pelacak di tubuhnya? Tapi itu tidak mungkin kan? Raga bukan agen rahasia apalagi intel yang kerjanya membuntuti orang.

Lagi pula mereka sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi, jadi atas dasar apa Raga melakukan semua itu? Melarangnya untuk bersama pria lain? Dasar gila!

Sepertinya Raga memang tidak ingin membiarkan Kikan hidup dengan tenang. Dan Kikan tidak akan membiarkan Raga terus mengganggunya!

** Maaf saya baru bisa update teman-teman. Karena hp lama saya beberapa hari yang lalu rusak dan mati total.

**Akun Karyakarsa saya juga sudah beres. Terima kasih atas dukungan kalian semua. Karena foto-foto dan gambar saya di hp lama hilang, mungkin ada beberapa novel saya di KK bakal beda cover. Terutama yang masih on going. Gak apa-apa ya dear, yang penting masih lanjutannya kan.

Terima kasih untuk pengertian kalian semua. Arigato.

Menyentuh luka ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang