"Selamat pagi Nyonya Deo," sapa Arini menggoda begitu Kikan baru saja nongol di kantor. "Gimana kemarin? Sukses?"
Kikan tidak menjawab pertanyaan Arini, melainkan menaruh tasnya di atas meja lalu duduk di sofa yang ada di kamar kerjanya dengan Arini.
"Gak sukses ya? Lu nolak Deo?"
"Nggak."
"Terus? Kok lu lesu begitu?"
"Nggak apa-apa."
"Elu inget apa yang dibilang Vika waktu itu, ikuti kata hati lu. Dan sekarang gue juga cuma mau ngomomg elu harus ikuti kata hati lu. Oke, darling?"
Kikan cuma mengangguk. "Dua hari lagi Deo mau pergi."
"Hah? Ke mana?"
"Tugas negara. Tapi dia gak bilang mau tugas di mana. Dan dia minta jawaban gue selesai dia tugas."
Arini manggut-manggut. Ia baru ingat abangnya juga sepertinya harus pergi juga, tugas negara. Dan orang tuanya tidak tahu berapa lama abangnya itu harus pergi.
"Kalau semisalnya ... elu terima lamaran Deo sepulang dia dari tugas negara. Apa elu udah persiapkan hati lu buat jadi istri prajurit, Ki?"
"Maksud lu?"
"Yah ... kayak sekarang ini. Belum jadi aja elu udah harus ditinggal lama karena tugas negara yang harus diemban Deo kan? Gak tahu berapa lama, sebulan, dua bulan atau lebih dari itu. Dan lu gak pernah tahu misi apa yang sedang dia emban. Apa dia bakal pulang dengan selamat atau cuma tinggal nama ..."
Kikan tertegun mendengar kata-kata Arini. Sebuah kenyataan yang ia bahkan tidak pernah pikirkan sampai detik ini.
"Lu tahu kan, Ki. Bokap gue itu tentara. Prajurit AL yang tugasnya ngejaga lautan kita dari orang-orang asing. Bokap pernah terlibat konfrontasi dengan negara lain, bokap juga komandan di unit tempurnya. Kopaska. Gue sering ngeliat nyokap gue nangis kalo bokap lagi dapet tugas yang berhubungan dengan konfrontasi dengan negara asing.
"Bokap sering dinas luar hingga gue jarang ketemu bokap gue itu. Dan nyokap sebagai istri prajurit TNI AL juga harus aktif dalam organisasi istri prajurit TNI.
"Gue tahu gimana beratnya jadi istri tentara. Orang luar mungkin ngeliatnya keren, dihormati dan ada prestise lebih sebagai istri prajurit TNI. Tapi percayalah, semuanya gak seindah drama tv. Cuma perempuan bermental baja yang siap jadi istri tentara, karena bagaimanapun suami mereka bukan milik mereka doang. Bukan cuma milik keluarganya. Tapi milik negara dan bangsanya. Mereka harus siap sedia mengorbankan nyawa demi bangsa dan negara ini."
"Itu sebabnya elu kawin sama Edo yang notabene bukan Prajurit TNI? Karena elu gak mau bernasib sama kayak nyokap lu yang sering ditinggal tugas dan khawatir akan keselamatan suaminya?" Kikan tersenyum mendengar cerita Arini. Tentu saja ia tahu beratnya jadi istri tentara. Apa Arini lupa kalau dia juga berasal dari keluarga militer?
Kakek dan om-omnya kan prajurit TNI. Cuma ayahnya yang pembelot, itu julukan keluarga ayahnya buat putra nomor dua dari keluarga besar Nugraha. Meski setelah pensiun tetap saja kakeknya jatuhnya jadi pengusaha juga.
"Iya. Tapi jadi istri dokter juga sama. Sering ditinggal dinas. Harus terima panggilan penting 24 jam. Ponsel gak boleh mati dan di silent. Apalagi sekarang Edo lagi ambil spesialis, gue udah bisa ngebayangin gimana sibuknya nanti dia kalo udah berhasil lulus sekolah kedokteran spesialis."
"Itu artinya, apapun profesi suami kita tetap aja ada sisi positif dan negatifnya, Ar. Tinggal sebagai istri aja gimana cara kita menyikapinya."
Arini memiringkan kepalanya melihat Kikan sambil memicingkan matanya.
"Apa itu artinya elu nerima Deo?"
"Kita lihat aja nanti."
"Oh, iya. Gue hampir lupa. Tuh ada donat sama kopi dari Ninuk. Katanya perayaan."
"Perayaan apa?"
"Dia dapet klien gede buat design salon kecantikan kliennya. Lumayan tendernya, kliennya berani bayar mahal."
"Wah, untung gede dong kantor kita. Siap-siap ngasih bonus gede buat Ninuk ini. Siapa sih kliennya?"
Arini terdiam mendengar pertanyaan Kikan, cukup lama tidak menjawab. Membuat Kikan yang sedang berdiri dan membuka tutup box donat berwarna kuning itu menoleh ke arah Arini dengan heran. Ia tertegun melihat ekspresi aneh di wajah Arini saat melihatnya.
"Siapa kliennya, Ar?"
"Farah Audina."
Kikan tercekat. Ah, ternyata masalah belum mau beranjak dari hidupnya.
***Saya fokus nulis ini dulu ya man teman. Kidung cinta Alyssa nanti-nanti aja ya updatenya. Woles lah kata orang Malang mah. Atau saya unpublish aja ya biar mood saya balik lagi?

KAMU SEDANG MEMBACA
Menyentuh luka ( Tamat )
Narrativa generaleDi saat Kikan sedang berbahagia menyiapkan pesta pernikahannya dengan Raga, ia menerima kenyataan pahit. Mendapati kekasihnya selingkuh dengan mantan pacarnya saat di SMA dulu. Dengan hati hancur berkeping-keping, Kikan membatalkan pernikahan terseb...